Kemenhub Kaji Pemanfaatan Pesawat N-219 untuk Penerbangan Seaplane
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk mengoperasikan pesawat terbang laut atau seaplane. Seaplane sendiri merupakan pesawat terbang yang bisa lepas landas dan mendarat di atas air.
Kepala Balitbang Kemenhub Umar Aris mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan dan penelitian mengenai rencana pengembangan transportasi ke depannya termasuk pengoperasian pesawat terbang laut atau seaplane.
Namun, kemajuan pelayanan transportasi membutuhkan adanya inovasi dan sinergi antar stakeholders terkait sehingga perlu adanya kolaborasi antara pihak. “Dalam penetapan kebijakan ini perlu didasarkan kepada kajian ilmiah yang melibatkan unsur-unsur tersebut,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (21/5/2021).
Menurut Umar, beberapa rencana pengoperasian dan pengembangan transportasi ini mempertimbangkan potensi kedirgantaraan di Indonesia. Terdapat 15 judul penelitian yang dikerjasamakan pada tahun ini.
“Tema-tema penelitian itu termasuk isu strategis di bidang transportasi, diantaranya keselamatan dan keamanan, konektivitas dan aksesibilitias, pelayanan transportasi, pengembangan transportasi di kawasan strategis pariwisata nasional, sistem transportasi ibukota negara, pengembangan transportasi di kawasan terluar, terdepan, tertinggal dan perbatasan, pengembangan sistem transportasi pendukung logistic, serta SDM dan kelembagaan,” bebernya.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Reini Wirahadikusumah mengatakan bahwa ITB mencoba untuk menjawab masalah yang sudah diidentifikasi oleh Kemenhub melalui penajaman studi serta membantu peneliti untuk bersama-sama menyelesaikannya.
“Saat ini yang menjadi fokus utama Menteri Perhubungan adalah pengoperasian drone dan seaplane yang mengikuti kemajuan zaman. Khususnya termasuk peluang pemanfaatan pesawat N-219 untuk penerbangan seaplane,” ucapnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan, Sigit P. Santosa mengatakan, peluang seaplane di Indonesia cukup besar. Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB bersama PT. Dirgantara Indonesia dan Badan Litbang Perhubungan berencana melakukan kerjasama penelitian terkait pengembangan seaplane di Indonesia.
Saat ini pesawat N-219 sudah mendapat sertifikasi dari Kemenhub. Namun, pesawat N-219 tipe amphibi masih dalam tahap pengembangan. Nantinya, pesawat ini akan dilakukan beberapa peningkatan untuk kebutuhan desain dan juga perfoma. Namun, Pesawat N-219 dinilai paling optimum untuk pasar Indonesia.
“Jadi yang dipakai di Indonesia ini kan kebanyakan pesawat tipe twin otter, head to head-nya adalah N219. Namun jika kita menggunakan N-212 itu terlalu besar, cakupan load factor malah jadi rendah, jadi yang paling optimum untuk pasar Indonesia memang yang kapasitas 19 penumpang, supaya load factornya terjaga minimal di 80%,” tuturnya.
Kepala Balitbang Kemenhub Umar Aris mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan dan penelitian mengenai rencana pengembangan transportasi ke depannya termasuk pengoperasian pesawat terbang laut atau seaplane.
Namun, kemajuan pelayanan transportasi membutuhkan adanya inovasi dan sinergi antar stakeholders terkait sehingga perlu adanya kolaborasi antara pihak. “Dalam penetapan kebijakan ini perlu didasarkan kepada kajian ilmiah yang melibatkan unsur-unsur tersebut,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (21/5/2021).
Baca Juga
Menurut Umar, beberapa rencana pengoperasian dan pengembangan transportasi ini mempertimbangkan potensi kedirgantaraan di Indonesia. Terdapat 15 judul penelitian yang dikerjasamakan pada tahun ini.
“Tema-tema penelitian itu termasuk isu strategis di bidang transportasi, diantaranya keselamatan dan keamanan, konektivitas dan aksesibilitias, pelayanan transportasi, pengembangan transportasi di kawasan strategis pariwisata nasional, sistem transportasi ibukota negara, pengembangan transportasi di kawasan terluar, terdepan, tertinggal dan perbatasan, pengembangan sistem transportasi pendukung logistic, serta SDM dan kelembagaan,” bebernya.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Reini Wirahadikusumah mengatakan bahwa ITB mencoba untuk menjawab masalah yang sudah diidentifikasi oleh Kemenhub melalui penajaman studi serta membantu peneliti untuk bersama-sama menyelesaikannya.
“Saat ini yang menjadi fokus utama Menteri Perhubungan adalah pengoperasian drone dan seaplane yang mengikuti kemajuan zaman. Khususnya termasuk peluang pemanfaatan pesawat N-219 untuk penerbangan seaplane,” ucapnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan, Sigit P. Santosa mengatakan, peluang seaplane di Indonesia cukup besar. Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB bersama PT. Dirgantara Indonesia dan Badan Litbang Perhubungan berencana melakukan kerjasama penelitian terkait pengembangan seaplane di Indonesia.
Saat ini pesawat N-219 sudah mendapat sertifikasi dari Kemenhub. Namun, pesawat N-219 tipe amphibi masih dalam tahap pengembangan. Nantinya, pesawat ini akan dilakukan beberapa peningkatan untuk kebutuhan desain dan juga perfoma. Namun, Pesawat N-219 dinilai paling optimum untuk pasar Indonesia.
“Jadi yang dipakai di Indonesia ini kan kebanyakan pesawat tipe twin otter, head to head-nya adalah N219. Namun jika kita menggunakan N-212 itu terlalu besar, cakupan load factor malah jadi rendah, jadi yang paling optimum untuk pasar Indonesia memang yang kapasitas 19 penumpang, supaya load factornya terjaga minimal di 80%,” tuturnya.
(ind)