Pasar Saham Indonesia Tak Terpengaruh Bila GoTo Batal Melantai di Bursa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Entitas baru hasil merger Gojek dan Tokopedia, Grup GoTo , digadang-gadang akan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Tidak tanggung-tanggung, GoTo dikabarkan akan IPO secara dual listing selain di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, manajemen GoTo belum menjelaskan secara rinci kapan pelaksanaan maupun rincian IPO yang akan dilakukan. Jika nantinya GoTo tak kunjung melaksanakan IPO, maka hal tersebut tidak otomatis mempengaruhi pasar saham di Tanah Air.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, jika GoTo tidak kunjung melaksanakan IPO di BEI, maka hal tersebut tidak langsung mempengaruhi kinerja pasar saham di Indonesia, karena harus dilihat terlebih dahulu market cap GoTo yang ditentukan dari harga dan jumlah saham beredar nantinya.
"Kita harus lihat dulu seberapa besar sumbangan market cap nya GoTo ke pasar saham. Jika besar, dengan asumsi mereka nggak jadi IPO, maka kita bisa katakan tidak terjadi penambahan market cap di bursa saham. Begitupun sebaliknya, jika (jadi) melantai maka akan ada tambahan market cap," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
DIa mengaku heran dengan adanya kabar yang menyebut bahwa GoTo memiliki market cap yang besar setelah diperkenalkan ke publik. Pasalnya, GoTo sampai saat ini belum resmi melaksanakan IPO. "Saya bingung, ukuran besarnya dari mana? Belum melantai, belum mengeluarkan saham, kok sudah bisa dihitung market cap nya," tukasnya.
Sebelum melakukan IPO, Reza menyebut GoTo nantinya harus mempertimbangkan baik-baik dari sisi harga saham yang akan ditawarkan ke publik.
Namun, manajemen GoTo belum menjelaskan secara rinci kapan pelaksanaan maupun rincian IPO yang akan dilakukan. Jika nantinya GoTo tak kunjung melaksanakan IPO, maka hal tersebut tidak otomatis mempengaruhi pasar saham di Tanah Air.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, jika GoTo tidak kunjung melaksanakan IPO di BEI, maka hal tersebut tidak langsung mempengaruhi kinerja pasar saham di Indonesia, karena harus dilihat terlebih dahulu market cap GoTo yang ditentukan dari harga dan jumlah saham beredar nantinya.
"Kita harus lihat dulu seberapa besar sumbangan market cap nya GoTo ke pasar saham. Jika besar, dengan asumsi mereka nggak jadi IPO, maka kita bisa katakan tidak terjadi penambahan market cap di bursa saham. Begitupun sebaliknya, jika (jadi) melantai maka akan ada tambahan market cap," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (21/5/2021).
DIa mengaku heran dengan adanya kabar yang menyebut bahwa GoTo memiliki market cap yang besar setelah diperkenalkan ke publik. Pasalnya, GoTo sampai saat ini belum resmi melaksanakan IPO. "Saya bingung, ukuran besarnya dari mana? Belum melantai, belum mengeluarkan saham, kok sudah bisa dihitung market cap nya," tukasnya.
Sebelum melakukan IPO, Reza menyebut GoTo nantinya harus mempertimbangkan baik-baik dari sisi harga saham yang akan ditawarkan ke publik.
(ind)