Giant Tutup Seluruh Gerai, Kabar Duka Bagi Pengusaha Ritel

Selasa, 25 Mei 2021 - 13:43 WIB
loading...
Giant Tutup Seluruh Gerai, Kabar Duka Bagi Pengusaha Ritel
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memutuskan untuk menutup seluruh gerai supermarket Giant miliknya di Indonesia pada Juli 2021. Rencananya, Hero Group akan mengubah lima gerai giant menjadi IKEA yang menjadi fokus baru Hero Group.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengaku berduka atas ditutupnya Giant pada bulan depan. "Ini adalah bentuk situasi pada ritel modern yang sangat rawan. Kalo kita melihat rekan kita Hero Group punya berita ini, terus terang Aprindo berduka," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (25/5/2021).



Ia menjelaskan bahwa ditutupnya Giant menunjukkan bahwa saat ini ritel modern sudah pada titik nadir. Untuk itu diperlukan campuran tangan pemerintah agar tidak semakin banyak lagi yang kolaps.

"Hal ini menunjukkan bahwa ritel modern sudah pada titik nadir Kita berduka karena Giant adalah anggota Aprindo. Bila tidak ada perhatian serius dari pemerintah untuk memberikan relaksasi atau insentif pada sektor ritel, maka yang terjadi pada Giant ini tinggal menunggu waktu lagi akan terjadi keberbagai ritel modern lainnya yang ada di Indonesia," terangnya.

Roy mengungkapkan bahwa sebenarnya pemerintah sudah berjanji akan memberikan insentif atau relaksasi kepada bagi peritel modern, namun sampai saat ini belum ada keputusannya.Bahkan sektor ritel di APBN 2021 tidak menjadi sektor prioritas, yang perlu dipertahankan dan dijaga. Padahal sektor ritel modern ini juga berkontribusi pada PDB nasional.



"Ritel juga belum mendapatkan janji dari pemerintah soal insentif. Ritel modern itu adalah tempat terciptanya konsumsi rumah tangga. Dan konsumsi rumah tangga merupakan pembentuk PDB nasional sebesar 57,6 persen," ujarnya. "Ritel modern ini merupakan sektor yang harus buka setiap hari setelah rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tapi justru kita tidak dimasukkan dalam sektor prioritas," imbuh dia.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)