Ngeri! Aprindo Ramalkan Dalam 6 Bulan Akan Banyak Ritel Modern Tumbang

Selasa, 25 Mei 2021 - 16:12 WIB
loading...
Ngeri! Aprindo Ramalkan Dalam 6 Bulan Akan Banyak Ritel Modern Tumbang
Semakin banyak peritel modern diramalkan bakal bertumbangan jika tak ada bantuan pemerintah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memprediksi ritel modern di Indonesia akan bertumbangan dalam 6 bulan ke depan. Namun, hal itu bisa dicegah jika pemerintah memberikan perhatian khusus berupa insentif pada sektor ini.

"Kita akan lihat waktu sampai 6 bulan ke depan bila tidak ada support dari pemerintah maka diakhir tahun dipastikan akan banyak bertumbangan lagi secara signifikan," Kata Roy kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (25/5/2021).



Menurut dia, saat ini banyak modern yang sudah memakai dana cadangannya untuk beroperasi. Karena itu, Aprindo berharap sektor ini diberikan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional dan insentif.

"Tumbangnya ritel modern tergantung pada kecepatan dari pemerintah dalam memberikan insentif atau relakasi, atau menjadikan ritel sektor prioritas," tegasnya.

Kabar terbaru di sektor ini adalah keputusan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) untuk menutup seluruh gerai supermarket Giant miliknya di Indonesia pada Juli 2021. Rencananya, Hero Group akan mengubah lima gerai giant menjadi IKEA yang menjadi fokus baru Hero Group.

Agar ritel modern tidak banyak yang tumbang, kata Roy, insentif yang dibutuhkan adalahg berupa kebijakan fiskal yang berkelanjutan. "Misalnya tidak menaikkan PPN. Karena kenaikan PPN ini tidak tepat dalam situasi seperti ini karena akan menahan daya beli masyarakat. Jika begitu konsumsi akan terdampak, sehingga pemulihan ekonomi juga terhambat dan peritel tidak akan produktif," tandasnya.



Kedua, insentif dalam kebijakan moneter. Contohnya, penurunan suku bunga. Korporasi ritel dapat diberikan prioritas untuk penurunan suku bunga sesuai dengan yang ditetapkan dalam alokasi pemulihan ekonomi nasional. Ketiga, harmonisasi atau relaksasi dari operasional ritel modern. Dalam hal ini, Roy berharap adanya subsidi gaji bagi para pekerja ritel.

"Adanya subsidi gaji bagi para pekerja ritel khususnya, kepada 65% yang berada di garda terdepan yang ada di toko atau di gerai toko modern," ujarnya.

Selain itu, Roy berharap pemerintah memberikan relaksasi terhadap biaya listrik yang digunakan oleh peritel modern. Sebab, biaya listrik ini menurutnya sangat signifikan bagi operasional ritel modern.

"Relaksasi operasional listrik karena biaya listrik ini sangat signifikan. Saat ini belum ada relasi terhadap operasional listrik ini. Itu yang kami perlukan," tegasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)