Pangkas Anak Usaha, Pertamina Dinilai Bakal Lebih Lincah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, restrukturisasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) diharapkan memberi dampak positif bagi kinerja perusahaan dan lebih cepat dalam mengambil keputusan.
Menurut dia, restrukturisasi ini juga membuat Pertamina lebih ramping dan fokus dalam mengembangkan bisnis ke depannya. "Dengan adanya pemangkasan anak perusahaan dari 127 menjadi hanya tinggal 12 anak perusahaan maka mempermudah Pertamina dalam mengelola dan menyusun rencana strategis seluruh bisnis Pertamina Group," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (27/5/2021).
Mamit melanjutkan, sebelum adanya restrukturisasi ini, Pertamina begitu gemuk dan begitu besar. Banyaknya anak perusahaan yang terlibat dalam kegiatan operasional maka dipastikan akan banyak pemikiran dan banyak biaya yang harus dikeluarkan Pertamina pada saat itu.
"Belum lagi terkait masalah kebijakan. Itu seharusnya bisa dilakukan lebih cepat lagi sehingga Pertamina tidak kehilangan momen dalam pengambilan keputusan meskipun memang harus berkoordinasi dengan holding," ungkapnya.
Dia melanjutkan, pengawasan pasca restrukturisasi juga diharapkan lebih optimal karena fokus pada bidangnya masing-masing. Selain itu, dengan adanya restrukturisasi ini tidak mengurangi penugasan dari pemerintah kepada Pertamina. Ke depan, tantangan yang dihadapi Pertamina tidak mudah apalagi dengan adanya pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan.
"Ketika bicara energi bersih maka menjadi tantangan utama bisnis Pertamina ke depannya. Pertamina sudah ada di jalur yang benar untuk menjalankan bisnis mereka dengan adanya perubahan ini. Tinggal konsistensi di lapangan ini benar-benar terlaksana. Jangan sampai dengan adanya perubahan restrukturisasi ini jadi tidak berjalan dengan baik," tandasnya.
Menurut dia, restrukturisasi ini juga membuat Pertamina lebih ramping dan fokus dalam mengembangkan bisnis ke depannya. "Dengan adanya pemangkasan anak perusahaan dari 127 menjadi hanya tinggal 12 anak perusahaan maka mempermudah Pertamina dalam mengelola dan menyusun rencana strategis seluruh bisnis Pertamina Group," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (27/5/2021).
Mamit melanjutkan, sebelum adanya restrukturisasi ini, Pertamina begitu gemuk dan begitu besar. Banyaknya anak perusahaan yang terlibat dalam kegiatan operasional maka dipastikan akan banyak pemikiran dan banyak biaya yang harus dikeluarkan Pertamina pada saat itu.
"Belum lagi terkait masalah kebijakan. Itu seharusnya bisa dilakukan lebih cepat lagi sehingga Pertamina tidak kehilangan momen dalam pengambilan keputusan meskipun memang harus berkoordinasi dengan holding," ungkapnya.
Dia melanjutkan, pengawasan pasca restrukturisasi juga diharapkan lebih optimal karena fokus pada bidangnya masing-masing. Selain itu, dengan adanya restrukturisasi ini tidak mengurangi penugasan dari pemerintah kepada Pertamina. Ke depan, tantangan yang dihadapi Pertamina tidak mudah apalagi dengan adanya pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan.
"Ketika bicara energi bersih maka menjadi tantangan utama bisnis Pertamina ke depannya. Pertamina sudah ada di jalur yang benar untuk menjalankan bisnis mereka dengan adanya perubahan ini. Tinggal konsistensi di lapangan ini benar-benar terlaksana. Jangan sampai dengan adanya perubahan restrukturisasi ini jadi tidak berjalan dengan baik," tandasnya.
(nng)