Keuangan Boncos, Erick Thohir: Komisaris Garuda Indonesia Cukup Dua Saja

Rabu, 02 Juni 2021 - 11:33 WIB
loading...
Keuangan Boncos, Erick...
Akibat kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terus mengalami tekanan. Jumlah komisaris emiten maskapai penerbangan pelat merah itu akan dikurangi oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Akibat kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terus mengalami tekanan di tengah Pandemi Covid-19. Jumlah komisaris emiten maskapai penerbangan pelat merah itu akan dikurangi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir .

Lebih lanjut Ia menerangkan, pengurangan dilakukan hingga tiga orang anggota komisaris. Bahkan, pemegang saham mengusulkan Komisaris Garuda cukup hanya dua orang saja.



Langkah pengurangan komisaris akan dilakukan segera mungkin. Dimana, target waktunya dua minggu ke depannya, bai melalui skema Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau skema lainnya.

"Yang diusulkan (pengurangan komisaris) sangat bagus, kita harus puji, bahkan saya ingin nanti mengusulkan kalau bisa komisaris Garuda dua aja," ujar Erick di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (2/6/2021).

Mantan Bos Inter Milan itu menilai bila adanya penawaran program pensiun dini bagi karyawan Garuda, maka langkah pengurangan manajemen juga perlu dilakukan.

"Jangan yang tadi, misalnya ada tadi pensiun dini tapi komisaris ya nggak dikurangi. Kita kurangi nanti, jadi bagus (saran) saya rasa jadi nanti jumlahnya misalnya kita kurangi dua, tiga orang. Nanti kita lakukan sesegera mungkin kasih waktu 2 minggu," katanya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menyusun empat opsi penyelamatan bagi Garuda Indonesia. Dari keempat opsi tersebut, dua diantaranya adalah restrukturisasi kinerja keuangan atau melikuidasi maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

Dari dokumen yang diperoleh MNC Portal Indonesia, keempat opsi tersebut ditetapkan usai pemerintah melakukan penolokukuran (benchmarking).

Pertama, pemerintah terus mendukung kinerja Garuda melalui pinjaman ekuitas. Meski begitu, salam catatan pemegang saham, pemerintah berpotensi meninggalkan maskapai penerbangan pelat merah itu dengan hutang warisan yang besar. Kondisi ini membuat perseroan menghadapi tantangan di masa mendatang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2048 seconds (0.1#10.140)