Mendag Ungkap 2 Langkah Besar Dorong RI Jadi Negara Maju
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut ada sejumlah tantangan Indonesia dalam memasuki tatanan rantai pasok nilai global, di mana semua ini bertujuan menciptakan kemakmuran.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, secara perekonomian, Indonesia merupakan negara dengan pendapatan per kapita menengah ke atas yang berhasil naik kelas pada 2018. Namun, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan baru.
Negara berpopulasi muda ini harus bisa memanfaatkan bonus demografi dengan cara meningkatkan pendapatan per kapita menjadi USD12.500 atau tiga kali lipat dari posisi saat ini.
Pasalnya, jika tidak bisa memanfaatkan penambahan penduduk muda usia produktif atau kerja di Indonesia yang akan habis pada 2038 mendatang, Indonesia akan terkurung dalam jebakan negara berpendapatan menengah alias middle income trap.
“Ketika bonus demografi tersebut habis dan Indonesia tidak bisa mengembangkannya, maka Indonesia akan terperangkap dalam jebakan kelas menengah. Oleh karena itu, dengan potensi penduduk muda ini, Indonesia memerlukan pelaku ekonomi yang tangguh untuk menjadi negara maju pada 2045,” ujarnya dalam keteranganya, Sabtu (5/6/2021).
Untuk mencapainya, Indonesia melakukan dua langkah besar. Pertama adalah dengan cara meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan mendorong transfer teknologi. Langkah ini juga dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, namun belum sepenuhnya mengembangkan teknologi. Oleh karena itu, transfer teknologi sangat penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ini merupakan komitmen Indonesia untuk saling mengembangkan perdagangan investasi dengan negara-negara EAEU. Kami juga berkomitmen mengembangkan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan satu sama lain,” tuturnya.
Selain itu Kemendag juga berkomitmen untuk memperbaiki aspek lingkungan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi. Apalagi, saat ini Indonesia tengah mengalami transformasi di bebragai sektor kehidupan termasuk dari sisi bisnis.
Lutfi menambahkan, transformasi ini penting mengingat banyak industri di Indonesia terdisrupsi akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi. Transformasi ini juga penting agar Indonesia mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB).
“Dalam proses transformasi itu, Indonesia membutuhkan dan membangun teknologi digital dan berbagai aspek terkait lainnya, termasuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya, melalui pengembangan infrastruktur digital agar setiap sekolah di seluruh wilayah Indonesia bisa mengakses internet,” tutupnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, secara perekonomian, Indonesia merupakan negara dengan pendapatan per kapita menengah ke atas yang berhasil naik kelas pada 2018. Namun, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan baru.
Negara berpopulasi muda ini harus bisa memanfaatkan bonus demografi dengan cara meningkatkan pendapatan per kapita menjadi USD12.500 atau tiga kali lipat dari posisi saat ini.
Pasalnya, jika tidak bisa memanfaatkan penambahan penduduk muda usia produktif atau kerja di Indonesia yang akan habis pada 2038 mendatang, Indonesia akan terkurung dalam jebakan negara berpendapatan menengah alias middle income trap.
“Ketika bonus demografi tersebut habis dan Indonesia tidak bisa mengembangkannya, maka Indonesia akan terperangkap dalam jebakan kelas menengah. Oleh karena itu, dengan potensi penduduk muda ini, Indonesia memerlukan pelaku ekonomi yang tangguh untuk menjadi negara maju pada 2045,” ujarnya dalam keteranganya, Sabtu (5/6/2021).
Untuk mencapainya, Indonesia melakukan dua langkah besar. Pertama adalah dengan cara meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan mendorong transfer teknologi. Langkah ini juga dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, namun belum sepenuhnya mengembangkan teknologi. Oleh karena itu, transfer teknologi sangat penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ini merupakan komitmen Indonesia untuk saling mengembangkan perdagangan investasi dengan negara-negara EAEU. Kami juga berkomitmen mengembangkan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan satu sama lain,” tuturnya.
Selain itu Kemendag juga berkomitmen untuk memperbaiki aspek lingkungan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi. Apalagi, saat ini Indonesia tengah mengalami transformasi di bebragai sektor kehidupan termasuk dari sisi bisnis.
Lutfi menambahkan, transformasi ini penting mengingat banyak industri di Indonesia terdisrupsi akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi. Transformasi ini juga penting agar Indonesia mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB).
“Dalam proses transformasi itu, Indonesia membutuhkan dan membangun teknologi digital dan berbagai aspek terkait lainnya, termasuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya, melalui pengembangan infrastruktur digital agar setiap sekolah di seluruh wilayah Indonesia bisa mengakses internet,” tutupnya.
(ind)