Industri Baja Domestik Mulai Bangkit, GRP Raup Laba Bersih USD7.40 Juta

Rabu, 09 Juni 2021 - 15:45 WIB
loading...
Industri Baja Domestik...
Di tengah masa pandemi, PT Gunung Raja Paksi (GRP) mampu membukukan kinerja positif. Pada triwulan pertama 2021 misalnya, berhasil mencetak laba bersih USD7.40 juta. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Di tengah masa pandemi, PT Gunung Raja Paksi (GRP) mampu membukukan kinerja positif. Pada triwulan pertama 2021 misalnya, industri baja nasional tersebut berhasil mencetak laba bersih USD7.40 juta.

“Tentu menggembirakan. Capaian ini membuat kami optimistis mencapai target 2021,” tegas Chief Financial Officer GRP, Budi Raharjo Legowo kepada media, Rabu (9/6/2021).



Budi menjelaskan, GRP memang menargetkan peningkatan laba bersih pada tahun fiskal 2021. Jika pada tahun fiskal 2020, perusahaan mengalami rugi bersih USD8.9 juta, maka pada tahun fiskal 2021, laba bersih yang diproyeksikan lebih dari USD20 juta.

“Meski proyeksi penjualan pada tahun fiskal 2021 akan mirip dengan penjualan pada tahun fiskal 2020, tetapi perseroan menargetkan peningkatan laba bersih. Dan kami bersyukur, tanda-tanda pemenuhan target sudah terlihat pada triwulan pertama ini,” tegasnya.

Menurut Budi, kinerja positif pada triwulan pertama 2021 tersebut, juga didukung pasar domestik yang mulai bangkit. Pasalnya, imbuh Budi, kondisi tersebut turut membangkitkan sektor infrastruktur dan manufaktur yang merupakan industri konsumen produk baja.

Selain itu, lanjutnya, guna mendukung kinerja, perusahaan juga terus berusaha mengembangkan penjualan baja ke mancanegara. Selama ini, sejumlah negara yang menjadi pasar ekspor GRP antara lain Kanada, Malaysia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

“Untuk ekspor, target kami setidaknya sama seperti tahun lalu, yaitu sekitar 5% dari total penjualan bersih perusahaan,” urainya.



Lebih lanjut Budi mengatakan, pada 2021 GRP menyediakan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar USD60 juta. Dana tersebut rencananya dipakai untuk meningkatkan (upgrade) fasilitas produksi Light Section Mill (LSM) and Medium Section Mill (MSM).

“Dan hingga saat ini, progres penyerapan Capex sudah mencapai sekitar 30%. Project LSM sudah tahap final pengiriman parts dari luar negeri. Sedangkan project MSM dalam tahap final negosiasi dengan equipment vendor, yang akan dilanjutkan dengan tahap awal negosiasi dengan financier,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2042 seconds (0.1#10.140)