Revisi PP Tembakau Bisa Bikin Hancur Harga Petani

Rabu, 09 Juni 2021 - 18:58 WIB
loading...
Revisi PP Tembakau Bisa...
Bupati Temanggung, M. Al Khadziq. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Bupati Temanggung, M. Al Khadziq menyoroti persoalan tembakau yang sangat pelik dan kompleks. Mulai dari banyaknya aturan (fully regulated) tentang pengendalian tembakau, pengetatan produk jadi tembakau alias rokok, sampai kenaikan cukai yang eksesif.

Menurut M. Al Khadziq, banyaknya kebijakan tersebut berimbas pada hancurnya harga dan melambatnya penyerapan tembakau petani. Pasalnya, tembakau dari petani masih bergantung dari serapan industri rokok nasional. "Sampai saat ini belum ada industri lain yang menyerap tembakau Temanggung selain industri rokok kretek nasional," kata Bupati Temanggung dalam acara Ngobrol Santai yang digelar DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung, sebagaimana keterangan pers, Rabu (9/6/2021).



M. Al Khadziq juga menyoroti adanya seruan kaum anti tembakau untuk segera merevisi PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. "Kami berharap pemerintah tidak merevisi PP 109/2012 tersebut. Sebab, kelangsungan hidup petani tembakau akan makin terpuruk," katanya.

Sementara itu, DPC APTI Temanggung menegaskan negara harus hadir untuk menyelamatkan petani tembakau dengan membuat kebijakan yang mendukung kelangsungan hidup petani tembakau. Pengurus DPC APTI Temanggung, Yudha Sudarmaji menegaskan, kehadiran roadmap atau peta jalan industri hasil tembakau menjadi penting untuk diwujudkan. Pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam hal ini Kemenko Perekonomian sebagai leader sektor perumusan roadmap industri hasil tembakau sebagai jalan tengah. "Kami berharap ada harmonisasi lintas kementerian agar terwujud roadmap industri hasil tembakau yang inklusif," tegasnya.

DPC APTI Temanggung juga berkomitmen memberikan edukasi dan informasi pada khalayak terkait beberapa hal menyangkut kelangsungan hidup manusia. Yudha mengatakan, acara tersebut digelar untuk menanamkan rasa kepedulian, kesadaran terhadap masyarakat tentang bahaya Covid-19. "Petani tembakau awal Agustus mendatang sudah mulai panen. Harapannya pada bulan Juni sampai Oktober mendatang jangan sampai ada lonjakan kasus Covid-19. Karenanya, dibutuhkan kerjasama intens semua pihak terkait," kata Yudha.



Kapolres Temanggung, AKBP Beny Setyowadi, menekankan semua pihak, baik pengurus APTI, para kepala desa di sentra tembakau untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi secara masif. Seperti membentuk kesadaran, anjuran penerapan protokoler kesehatan mulai dari tingkat RT agar kasus Covid-19 di Twmanggung tidak melonjak. Pasalnya, ini tugas bersama dan bila ada kejadian supaya tidak segan memberitahukan ke pihak Polres atau Polsek terdekat. "Kami jajaran Polres Temanggung selalu siaga dalam penanganan Covid-19. Karena petani tembakau adalah bagian dari keluarga besar Polres Temanggung," katanya.

Bupati Temanggung juga mengapresiasi pengurus DPC APTI Temanggung atas kegiatan ini yang tujuanya untuk kebaikan dan kesadaran pengendalian penyebaran Covid-19 untuk masyarakat Temanggung. "Kami berharap semua masyarakat harus memahami pentingnya protokoler kesehatan dan anjuran pemerintah agar kita bisa aman dari lonjakan paparan Covid-19 supaya pada masa panen bisa lebih baik dari tahun kemarin, maka kesadaran itu kunci penting," ujarnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1508 seconds (0.1#10.140)