Dibuka oleh Jokowi, PKB 2021 Diharapkan Dongkrak Industri Parekraf di Bali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Bali dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari kampanye Work From Bali, Bali Beyond Travel Fair (BBTF) hingga gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) yang akan resmi dibuka pada Sabtu (11/6). Presiden Joko Widodo diagendakan membuka PKB ke-43 Tahun 2021 secara live dari Istana Presiden, Jakarta.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) , Rizki Handayani mengapresiasi penyelenggaraaan PKB ke-43 yang dapat menjawab kerinduan masyarakat, seniman dan pebisnis di Tanah Air akan event.
Menurut dia, sejatinya kegiatan ini merupakan momentum paling dinanti dan diharapkan oleh seluruh masyarakat karena dapat menciptakan kesenangan (enjoyment), keterikatan (engagement), pengalaman (experience), serta pemberdayaan (empowerment).
“Kami mengapresiasi pemerintah daerah di Bali yang menyelenggarakan event ini, diharapkan event ini mampu memberdayakan berbagai industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali, multiplier effect-nya terhadap perekonomian dapat dirasakan oleh masyarakat luas terutama bagi yang terdampak pandemi,” kata Rizki dalam keterangannya, Jumat (11/6/2021).
Dia menjelaskan, PKB ke-43 ini merupakan salah satu dari program "Kharisma Event Nusantara (KEN) 2021" yang diluncurkan April lalu dengan tujuan menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor parekraf, terutama di bidang event. Oleh sebab itu, Kemenparekaf sangat mendukung penyelenggaraan event yang akan berlangsung hingga satu bulan ke depan ini, yaitu hingga 10 Juli 2021.
Rizki juga memastikan penyelenggaran KEN maupun PKB 2021 dilakukan dengan bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin untuk menjamin rasa nyaman dan menyenangkan para wisatawan.
"Program ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama para pelaku event yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Terlebih, ada sekitar 34 juta masyarakat Tanah Air yang bekerja di sektor ini," tuturnya.
Rizki menambahkan, sesuai arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, ada empat poin yang harus diperhatikan dalam menggelar event di tengah pandemi yang belum usai ini.
Pertama, Localize, mengangkat potensi lokal, otentik dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Kedua, Personalize, memberikan kesan. Ketiga, Customize, di mana target audience dan spesifikasinya harus jelas. Terakhir, Smaller in Size, bentuk kegiatan hybrid dan dukungan promosi diperkuat.
Selain itu, Menparekraf juga menekankan tiga hal lainnya sebagai acuan dalam menggelar event. Pertama, Relevan, artinya temanya harus berkaitan dengan kondisi saat ini, seperti kesehatan. Kedua, Digitalize, bersifat digital dengan teknologi terkini dan dekat dengan milenial. Ketiga, Sustainable, yang berarti harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan, PKB kali ini mengusung tagar #LuunganMabalihUliJumah dan #NontonPKBdariRumah, dengan harapan agar masyarakat Bali dan publik luas dapat menyaksikan serta menikmati seluruh rangkaian kegiatan PKB secara virtual (daring).
Dia menjelaskan, ada 73 mata acara akan dihadirkan selama penyelenggaraan PKB yang melibatkan 10.000 seniman, termasuk delegasi luar negeri. Agenda terdiri dari 43 jenis Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa (Parade); 13 Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula (Sarasehan).
“Khusus untuk program Widyatula atau sarasehan, berbeda dengan penyelengaraan PKB tahun-tahun sebelumnya yang hanya diadakan satu kali, untuk tahun 2021 diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” bebernya.
Program ini juga mengirim pesan untuk memberikan semangat dan motivasi terhadap para penyelenggara event di seluruh Indonesia sampai ke level desa, bahwa sepanjang event dilakukan dengan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) kita bisa berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menghadirkan geliat ekonomi kembali.
Pada PKB ke-43 juga diterapkan protokol kesehatan CHSE yang ketat. Panitia, pengisi acara, dan pengunjung melakukan tes swab antigen. Selain itu dilakukan penyemprotan desinfektan di area dan lokasi kegiatan, serta strategi Penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).
Jumlah penonton yang boleh hadir saat pembukaan di Gedung Ksirarnawa dibatasi hanya 100 orang, sedangkan pengisi acara yang tampil di atas panggung maksimal 10 orang dengan tetap memperhatikan jarak aman. "Kami mengarahkan para penonton untuk menyaksikan secara daring ataupun live melalui televisi dan radio," pungkasnya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) , Rizki Handayani mengapresiasi penyelenggaraaan PKB ke-43 yang dapat menjawab kerinduan masyarakat, seniman dan pebisnis di Tanah Air akan event.
Menurut dia, sejatinya kegiatan ini merupakan momentum paling dinanti dan diharapkan oleh seluruh masyarakat karena dapat menciptakan kesenangan (enjoyment), keterikatan (engagement), pengalaman (experience), serta pemberdayaan (empowerment).
“Kami mengapresiasi pemerintah daerah di Bali yang menyelenggarakan event ini, diharapkan event ini mampu memberdayakan berbagai industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali, multiplier effect-nya terhadap perekonomian dapat dirasakan oleh masyarakat luas terutama bagi yang terdampak pandemi,” kata Rizki dalam keterangannya, Jumat (11/6/2021).
Dia menjelaskan, PKB ke-43 ini merupakan salah satu dari program "Kharisma Event Nusantara (KEN) 2021" yang diluncurkan April lalu dengan tujuan menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor parekraf, terutama di bidang event. Oleh sebab itu, Kemenparekaf sangat mendukung penyelenggaraan event yang akan berlangsung hingga satu bulan ke depan ini, yaitu hingga 10 Juli 2021.
Rizki juga memastikan penyelenggaran KEN maupun PKB 2021 dilakukan dengan bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin untuk menjamin rasa nyaman dan menyenangkan para wisatawan.
"Program ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama para pelaku event yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Terlebih, ada sekitar 34 juta masyarakat Tanah Air yang bekerja di sektor ini," tuturnya.
Rizki menambahkan, sesuai arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, ada empat poin yang harus diperhatikan dalam menggelar event di tengah pandemi yang belum usai ini.
Pertama, Localize, mengangkat potensi lokal, otentik dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Kedua, Personalize, memberikan kesan. Ketiga, Customize, di mana target audience dan spesifikasinya harus jelas. Terakhir, Smaller in Size, bentuk kegiatan hybrid dan dukungan promosi diperkuat.
Selain itu, Menparekraf juga menekankan tiga hal lainnya sebagai acuan dalam menggelar event. Pertama, Relevan, artinya temanya harus berkaitan dengan kondisi saat ini, seperti kesehatan. Kedua, Digitalize, bersifat digital dengan teknologi terkini dan dekat dengan milenial. Ketiga, Sustainable, yang berarti harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan, PKB kali ini mengusung tagar #LuunganMabalihUliJumah dan #NontonPKBdariRumah, dengan harapan agar masyarakat Bali dan publik luas dapat menyaksikan serta menikmati seluruh rangkaian kegiatan PKB secara virtual (daring).
Dia menjelaskan, ada 73 mata acara akan dihadirkan selama penyelenggaraan PKB yang melibatkan 10.000 seniman, termasuk delegasi luar negeri. Agenda terdiri dari 43 jenis Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa (Parade); 13 Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula (Sarasehan).
“Khusus untuk program Widyatula atau sarasehan, berbeda dengan penyelengaraan PKB tahun-tahun sebelumnya yang hanya diadakan satu kali, untuk tahun 2021 diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” bebernya.
Program ini juga mengirim pesan untuk memberikan semangat dan motivasi terhadap para penyelenggara event di seluruh Indonesia sampai ke level desa, bahwa sepanjang event dilakukan dengan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) kita bisa berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menghadirkan geliat ekonomi kembali.
Pada PKB ke-43 juga diterapkan protokol kesehatan CHSE yang ketat. Panitia, pengisi acara, dan pengunjung melakukan tes swab antigen. Selain itu dilakukan penyemprotan desinfektan di area dan lokasi kegiatan, serta strategi Penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).
Jumlah penonton yang boleh hadir saat pembukaan di Gedung Ksirarnawa dibatasi hanya 100 orang, sedangkan pengisi acara yang tampil di atas panggung maksimal 10 orang dengan tetap memperhatikan jarak aman. "Kami mengarahkan para penonton untuk menyaksikan secara daring ataupun live melalui televisi dan radio," pungkasnya.
(ind)