Petrokimia Gresik Gandeng Polowijo Gosari Kaji Pendirian Pabrik Pupuk Kieserite
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petrokimia Gresik , perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia menggandeng PT Polowijo Gosari Indonesia melakukan kajian bersama untuk rencana pembangunan pabrik pupuk Kieserite. Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo bersama Direktur Utama Polowijo Gosari Indonesia, Deddy Harnoko Sucahyo di Jakarta, Kamis (10/6/2021), serta disaksikan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman.
(Baca juga:Green Surfactant Petrokimia Gresik Jadi Incaran Industri Migas)
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan bahwa rencana pembangunan pabrik pupuk Kieserite ini merupakan wujud dukungan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor. Saat ini kebutuhan pupuk Kieserite domestik sepenuhnya dipenuhi melalui impor. Dalam 5 tahun terakhir, impor pupuk Kieserite sekitar 80.000 ton per tahun dengan harga sekitar Rp2,1 juta per ton.
“Saat ini belum ada pabrik pupuk Kieserite di Indonesia, sehingga pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di tanah air,” tandas Dwi Satriyo dalam keterangan tertulisnya Sabtu (12/6/2021).
(Baca juga:Petrokimia Gresik Dampingi Petani dari Hulu sampai Hilir)
Lebih lanjut Dwi Satriyo menjelaskan, pupuk Kieserite banyak digunakan pada pertanian hortikultura antara lain komoditas kopi, karet, dan kelapa sawit, di mana lahan pertanian sawit di Indonesia mencapai 14 juta hektare (ha) dengan perkirakan kebutuhan Kieserite sekitar 2 juta ton per tahun.
“Ini merupakan ceruk pasar yang potensial untuk dikembangkan, dan juga menjadi dukungan perusahaan terhadap optimalisasi pertanian Indonesia dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dwi Satriyo.
(Baca juga:Perangi Covid-19, Petrokimia Gresik Borong GeNose C19)
Pupuk Kieserite atau magnesium sulfat merupakan salah satu sumber positif untuk unsur hara magnesium dan belerang. Selain berasal dari hasil tambang, kieserite juga bisa didapatkan melalui reaksi dan sintesa antara dolomit dengan asam sulfat.
Seperti diketahui, Polowijo Gosari Indonesia memiliki deposit dolomit dengan kandungan magnesium sekitar 18-20%. Sedangkan, Petrokimia Gresik memiliki fasilitas produksi asam sulfat dengan total kapasitas mencapai 1,1 juta ton per tahun. Sehingga pembangunan pabrik pupuk Kieserite tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tapi juga menciptakan nilai tambah adanya kerja sama yang baik antara Petrokimia Gresik dan Polowijo Gosari Indonesia.
“Produksi Kieserite tentunya akan menambah nilai manfaat dari dolomit Polowijo Gosari Indonesia dan asam sulfat dari Petrokimia Gresik,” tandasnya.
Kerja sama ini disambut baik oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman. Menurutnya, kajian pendirian pabrik pupuk Kieserite ini sejalan dengan upaya transformasi bisnis Pupuk Indonesia untuk melakukan diferensiasi usaha, serta sesuai dengan visi untuk menjadi perusahaan penyedia nutrisi tanaman dan solusi pertanian berkelanjutan.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur)
Ia berharap kerja sama ini dapat bersifat jangka panjang, mengingat masih banyak pasar potensial yang perlu diisi melalui produk pupuk seperti ini. “Peluangnya besar, kita juga bisa kembangkan produk pupuk lain,” ujar Bakir.
Sementara itu, Direktur Utama Polowijo Gosari Indonesia, Deddy Harnoko Sucahyo mengatakan tujuan kerja sama ini untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Pihaknya mempunyai cadangan dolomit sebesar 550 juta ton, dan melalui kerja sama strategis ini Polowijo Gosari Indonesia berharap dapat mengembangkan produk-produk turunan magnesium atau dolomit. “Semuanya memaksimalkan local content, serta berlokasi di Gresik,” kata Deddy.
Pupuk Kieserite termasuk pupuk yang cepat terurai dan bereaksi, sehingga menjadi pilihan yang tepat ketika tanaman membutuhkan unsur hara magnesium segera. Sedangkan, magnesium merupakan senyawa yang penting untuk pembentukan karbohidrat, lemak dan minyak pada tanaman, terutama tanaman penghasil minyak seperti kelapa sawit.
Manfaat lain dari aplikasi pupuk Kieserite di antaranya meningkatkan klorofil sehingga warna daun lebih hijau sempurna. Selain itu juga membantu pembentukan bintil akar, pertumbuhan anakan, meningkatkan kadar minyak pada tanaman penghasil minyak seperti kelapa sawit dan kedelai, serta meningkatkan pH tanah.
(Baca juga:Green Surfactant Petrokimia Gresik Jadi Incaran Industri Migas)
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan bahwa rencana pembangunan pabrik pupuk Kieserite ini merupakan wujud dukungan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor. Saat ini kebutuhan pupuk Kieserite domestik sepenuhnya dipenuhi melalui impor. Dalam 5 tahun terakhir, impor pupuk Kieserite sekitar 80.000 ton per tahun dengan harga sekitar Rp2,1 juta per ton.
“Saat ini belum ada pabrik pupuk Kieserite di Indonesia, sehingga pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di tanah air,” tandas Dwi Satriyo dalam keterangan tertulisnya Sabtu (12/6/2021).
(Baca juga:Petrokimia Gresik Dampingi Petani dari Hulu sampai Hilir)
Lebih lanjut Dwi Satriyo menjelaskan, pupuk Kieserite banyak digunakan pada pertanian hortikultura antara lain komoditas kopi, karet, dan kelapa sawit, di mana lahan pertanian sawit di Indonesia mencapai 14 juta hektare (ha) dengan perkirakan kebutuhan Kieserite sekitar 2 juta ton per tahun.
“Ini merupakan ceruk pasar yang potensial untuk dikembangkan, dan juga menjadi dukungan perusahaan terhadap optimalisasi pertanian Indonesia dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dwi Satriyo.
(Baca juga:Perangi Covid-19, Petrokimia Gresik Borong GeNose C19)
Pupuk Kieserite atau magnesium sulfat merupakan salah satu sumber positif untuk unsur hara magnesium dan belerang. Selain berasal dari hasil tambang, kieserite juga bisa didapatkan melalui reaksi dan sintesa antara dolomit dengan asam sulfat.
Seperti diketahui, Polowijo Gosari Indonesia memiliki deposit dolomit dengan kandungan magnesium sekitar 18-20%. Sedangkan, Petrokimia Gresik memiliki fasilitas produksi asam sulfat dengan total kapasitas mencapai 1,1 juta ton per tahun. Sehingga pembangunan pabrik pupuk Kieserite tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tapi juga menciptakan nilai tambah adanya kerja sama yang baik antara Petrokimia Gresik dan Polowijo Gosari Indonesia.
“Produksi Kieserite tentunya akan menambah nilai manfaat dari dolomit Polowijo Gosari Indonesia dan asam sulfat dari Petrokimia Gresik,” tandasnya.
Kerja sama ini disambut baik oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman. Menurutnya, kajian pendirian pabrik pupuk Kieserite ini sejalan dengan upaya transformasi bisnis Pupuk Indonesia untuk melakukan diferensiasi usaha, serta sesuai dengan visi untuk menjadi perusahaan penyedia nutrisi tanaman dan solusi pertanian berkelanjutan.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur)
Ia berharap kerja sama ini dapat bersifat jangka panjang, mengingat masih banyak pasar potensial yang perlu diisi melalui produk pupuk seperti ini. “Peluangnya besar, kita juga bisa kembangkan produk pupuk lain,” ujar Bakir.
Sementara itu, Direktur Utama Polowijo Gosari Indonesia, Deddy Harnoko Sucahyo mengatakan tujuan kerja sama ini untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Pihaknya mempunyai cadangan dolomit sebesar 550 juta ton, dan melalui kerja sama strategis ini Polowijo Gosari Indonesia berharap dapat mengembangkan produk-produk turunan magnesium atau dolomit. “Semuanya memaksimalkan local content, serta berlokasi di Gresik,” kata Deddy.
Pupuk Kieserite termasuk pupuk yang cepat terurai dan bereaksi, sehingga menjadi pilihan yang tepat ketika tanaman membutuhkan unsur hara magnesium segera. Sedangkan, magnesium merupakan senyawa yang penting untuk pembentukan karbohidrat, lemak dan minyak pada tanaman, terutama tanaman penghasil minyak seperti kelapa sawit.
Manfaat lain dari aplikasi pupuk Kieserite di antaranya meningkatkan klorofil sehingga warna daun lebih hijau sempurna. Selain itu juga membantu pembentukan bintil akar, pertumbuhan anakan, meningkatkan kadar minyak pada tanaman penghasil minyak seperti kelapa sawit dan kedelai, serta meningkatkan pH tanah.
(dar)