Kebakaran Kilang Cilacap, Pengamat: Perlu Lakukan Audit Investigasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyesalkan kejadian terbakarnya tangki kilang terulang kembali dalam waktu yang berdekatan. Insiden tersebut menandakan bahwa tidak ada pembelajaran yang didapatkan atas kejadian sebelumnya di kilang Balongan atas penyebab terjadinya kebakaran.
Seperti diketahui, terjadi insiden kebakaran salah satu tangki penyimpanan unfinish product Benzene di Kilang Cilacap , Jawa Tengah pada Jumat malam (11/6/2021). Sebelumnya juga terjadi insiden kebakaran di tangki area Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (29/3), pukul 00.45 WIB.
"Saya kira perlu dilakukan audit investigatif atas kejadian ini serta semua peralatan safety milik kilang Pertamina. Perlu dilihat kembali semua peralatan keamanan akan masih berfungsi dengan baik atau ada kerusakan termasuk penangkal petir," ujarnya ketika dihubungi, Senin (14/6/2021).
Menurut Mamit, perlu dilihat kembali desain saat kilang atau tangki dibangun apakah faktor safety sudah terlaksana. "Saya juga melihat perlu di cek dan test fungsi kembali semua peralatan safety di area kilang. Perlu di cek juga maintenance log book kegiatan inspeksinya," ungkapnya.
Selain itu, faktor efisiensi yang dilakukan tidak mengorbankan faktor keamanan. Jumlah efisiensi tidak seberapa jika dibandingkan dampak kerugian materil dan imateriel jika ada kejadian terbakarnya tangki kilang lagi. Secara materil pasti besar, tetapi imateriel lebih besar mengingat ini menyangkut nama baik Pemerintah dan Pertamina.
"Jika kejadian terus berulang, maka publik akan melihat bahwa Pertamina tidak mampu dalam mengelola kilang milik mereka dan pemerintah pun terkena dampaknya. Padahal, Pertamina sedang melakukan program RDMP dan GRR maka ini akan menjadi sorotan kembali," jelas Mamit.
Di sisi lain, dia mengapresiasi kepada tim Pertamina yang hari Minggu kemarin bisa memadamkan seluruh api yang membakar tangki dalam waktu yang cukup singkat serta tidak ada korban jiwa baik itu pegawai internal Pertamina maupun warga sekitar. Selain itu pasokan BBM dan LPG serta Benzena tidak terganggu sama sekali atas kejadian ini.
Seperti diketahui, terjadi insiden kebakaran salah satu tangki penyimpanan unfinish product Benzene di Kilang Cilacap , Jawa Tengah pada Jumat malam (11/6/2021). Sebelumnya juga terjadi insiden kebakaran di tangki area Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (29/3), pukul 00.45 WIB.
"Saya kira perlu dilakukan audit investigatif atas kejadian ini serta semua peralatan safety milik kilang Pertamina. Perlu dilihat kembali semua peralatan keamanan akan masih berfungsi dengan baik atau ada kerusakan termasuk penangkal petir," ujarnya ketika dihubungi, Senin (14/6/2021).
Menurut Mamit, perlu dilihat kembali desain saat kilang atau tangki dibangun apakah faktor safety sudah terlaksana. "Saya juga melihat perlu di cek dan test fungsi kembali semua peralatan safety di area kilang. Perlu di cek juga maintenance log book kegiatan inspeksinya," ungkapnya.
Selain itu, faktor efisiensi yang dilakukan tidak mengorbankan faktor keamanan. Jumlah efisiensi tidak seberapa jika dibandingkan dampak kerugian materil dan imateriel jika ada kejadian terbakarnya tangki kilang lagi. Secara materil pasti besar, tetapi imateriel lebih besar mengingat ini menyangkut nama baik Pemerintah dan Pertamina.
"Jika kejadian terus berulang, maka publik akan melihat bahwa Pertamina tidak mampu dalam mengelola kilang milik mereka dan pemerintah pun terkena dampaknya. Padahal, Pertamina sedang melakukan program RDMP dan GRR maka ini akan menjadi sorotan kembali," jelas Mamit.
Di sisi lain, dia mengapresiasi kepada tim Pertamina yang hari Minggu kemarin bisa memadamkan seluruh api yang membakar tangki dalam waktu yang cukup singkat serta tidak ada korban jiwa baik itu pegawai internal Pertamina maupun warga sekitar. Selain itu pasokan BBM dan LPG serta Benzena tidak terganggu sama sekali atas kejadian ini.
(nng)