Kementan: Pertanian Cerdas Iklim Tingkatkan Pendapatan Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dilakukan dengan pendekatan budidaya Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture/CSA.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan Intensitas Pertanaman serta berujung pada peningkatan pendapatan Petani. Meningkatkan pendapatan Petani ini perlu didukung dengan kegiatan pengembangan produk dan jejaring pasar (market linkage) yang mampu meningkatkan penjualan hasil produksi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani. Khususnya pada lahan sawah beririgasi.
“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” ujar Mentan SYL.
Sementara menurut Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi kegiatan CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.
Hal tersebut disampaikan juga oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya saat Sosisalisasi Kebijakan Market Linkage di Bandung, Rabu (16/6) bahwa kegiatan SIMURP harus meningkatan pendapatan petani.
Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar.
“Selain itu muatannya adalah penguatan kapasitas sumber daya manusia pertanian dan prosesnya harus muatan penyuluhan pertanian. Bagaimana menerapkan CSA dengan muatan penyuluhan pertanian," jelas Bustanul.
Ditambahkannya SIMURP berada di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa, maka harus terjadi peningkatan kualitas hasil pembangunan pertanian. Dan hal ini merupakan tugas SIMURP.
“Bahkan Mentanpun selalu mengingatkan saat ini kita harus beralih ke of farm. Jangan hasil panen langsung dijual, tapi bagaimana hasil panen harus dikemas dulu lalu dipasarkan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi," jelas Bustanul.
Menurutnya pendekatan paralel harus dilaksanakan, diantaranya dengan membangun SDM kelembagaan, optimalisasi Balai Penyuluhan Pertanian, perkuat SDM penyuluh melalui pelatihan dan magang semuanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani.
“Program pertanian ini untuk petani. Untuk itu kita harus bergerak Bersama, inline semuanya. Kita buktikan program SIMURP tidak hanya bagus di programnya saja tapi juga bagus di kegiatannya dan akselerasi harus ditingkatkan lagi," tutup Bustanul.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan Intensitas Pertanaman serta berujung pada peningkatan pendapatan Petani. Meningkatkan pendapatan Petani ini perlu didukung dengan kegiatan pengembangan produk dan jejaring pasar (market linkage) yang mampu meningkatkan penjualan hasil produksi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani. Khususnya pada lahan sawah beririgasi.
“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” ujar Mentan SYL.
Sementara menurut Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi kegiatan CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.
Hal tersebut disampaikan juga oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya saat Sosisalisasi Kebijakan Market Linkage di Bandung, Rabu (16/6) bahwa kegiatan SIMURP harus meningkatan pendapatan petani.
Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar.
“Selain itu muatannya adalah penguatan kapasitas sumber daya manusia pertanian dan prosesnya harus muatan penyuluhan pertanian. Bagaimana menerapkan CSA dengan muatan penyuluhan pertanian," jelas Bustanul.
Ditambahkannya SIMURP berada di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa, maka harus terjadi peningkatan kualitas hasil pembangunan pertanian. Dan hal ini merupakan tugas SIMURP.
“Bahkan Mentanpun selalu mengingatkan saat ini kita harus beralih ke of farm. Jangan hasil panen langsung dijual, tapi bagaimana hasil panen harus dikemas dulu lalu dipasarkan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi," jelas Bustanul.
Menurutnya pendekatan paralel harus dilaksanakan, diantaranya dengan membangun SDM kelembagaan, optimalisasi Balai Penyuluhan Pertanian, perkuat SDM penyuluh melalui pelatihan dan magang semuanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani.
“Program pertanian ini untuk petani. Untuk itu kita harus bergerak Bersama, inline semuanya. Kita buktikan program SIMURP tidak hanya bagus di programnya saja tapi juga bagus di kegiatannya dan akselerasi harus ditingkatkan lagi," tutup Bustanul.
(akr)