PLN Perkuat Infrastruktur Kelistrikan di Kawasan Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus berupaya mendukung pasokan listrik andal di kawasan industri. Kali ini, PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) kembali tuai keberhasilan pemberian tegangan terhadap proyek Gardu Induk (GI) 150 kV Multi Nabati Asahan (MNA).
Infrastruktur kelistrikan dengan kapasitas sebesar 30 MVA ini dibangun di atas lahan seluas 12.150 M2 yang terletak di Kecamatan Bojonegara, Kota Cilegon, Provinsi Banten, dengan pengerjaan di bawah pengawasan Unit pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4). Pengerjaan proyek tersebut memecahkan rekor penyelesaian tercepat.
"Konstruksinya hanya berlangsung selama 246 hari atau 8 bulan. Salah satu proyek yang berhasil kami rampungkan dalam waktu yang terbilang sangat singkat," ujar General Manager PLN UIP JBB, Ratnasari Sjamsuddin.
Dia menjelaskan bahwa infrasttuktur kelistrikan tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp79.1 miliar. Meliputi pekerjaan 2 Bay Line, 1 Couple, 1 Bay konsumen tegangan tinggi, dan SUTT 150 kV Incomer sebanyak 6 Tower ditambah 1 Low Level Gantry (LLG).
"Salah satu strateginya adalah kolaborasi antar UPP dengan Bidang Perencanaan Umum PLN UIP JBB, untuk approval drawing yang dilakukan langsung di lokasi pekerjaan. Ini berdampak positif terhadap percepatan pekerjaan," imbuh Ratnasari.
Proyek kelistrikan ini dibangun untuk mendukung dan melayani Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) di Kawasan Industri Terpadu Wilmar, yang berada di Kecamatan Bojonegara, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Selain itu, juga digunakan sebagai suplai daya listrik utama untuk PT MNA.
"Jadi tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke konsumen PLN yang berada area ini. Kami berharap terpenuhinya pasokan listrik ini dapat semakin meningkatkan produktivitas operasional, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal," ujar Ratnasari.
Ia juga menekankan, kendati sejak awal hingga akhir pengerjaan proyek berada di masa pandemi Covid-19, tidak lantas menyurutkan semangat untuk terus bergerak dan menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang maksimal.
"Kami selalu upayakan untuk bekerja dengan aman dan berhati-hati, serta selalu patuh protokol kesehatan. Karena bagaimanapun, kebutuhan listrik tidak bisa menunggu lama, terutama bagi kebutuhan industri penggerak ekonomi," pungkas Ratnasari.
Infrastruktur kelistrikan dengan kapasitas sebesar 30 MVA ini dibangun di atas lahan seluas 12.150 M2 yang terletak di Kecamatan Bojonegara, Kota Cilegon, Provinsi Banten, dengan pengerjaan di bawah pengawasan Unit pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4). Pengerjaan proyek tersebut memecahkan rekor penyelesaian tercepat.
"Konstruksinya hanya berlangsung selama 246 hari atau 8 bulan. Salah satu proyek yang berhasil kami rampungkan dalam waktu yang terbilang sangat singkat," ujar General Manager PLN UIP JBB, Ratnasari Sjamsuddin.
Dia menjelaskan bahwa infrasttuktur kelistrikan tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp79.1 miliar. Meliputi pekerjaan 2 Bay Line, 1 Couple, 1 Bay konsumen tegangan tinggi, dan SUTT 150 kV Incomer sebanyak 6 Tower ditambah 1 Low Level Gantry (LLG).
"Salah satu strateginya adalah kolaborasi antar UPP dengan Bidang Perencanaan Umum PLN UIP JBB, untuk approval drawing yang dilakukan langsung di lokasi pekerjaan. Ini berdampak positif terhadap percepatan pekerjaan," imbuh Ratnasari.
Proyek kelistrikan ini dibangun untuk mendukung dan melayani Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) di Kawasan Industri Terpadu Wilmar, yang berada di Kecamatan Bojonegara, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Selain itu, juga digunakan sebagai suplai daya listrik utama untuk PT MNA.
"Jadi tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke konsumen PLN yang berada area ini. Kami berharap terpenuhinya pasokan listrik ini dapat semakin meningkatkan produktivitas operasional, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal," ujar Ratnasari.
Ia juga menekankan, kendati sejak awal hingga akhir pengerjaan proyek berada di masa pandemi Covid-19, tidak lantas menyurutkan semangat untuk terus bergerak dan menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang maksimal.
"Kami selalu upayakan untuk bekerja dengan aman dan berhati-hati, serta selalu patuh protokol kesehatan. Karena bagaimanapun, kebutuhan listrik tidak bisa menunggu lama, terutama bagi kebutuhan industri penggerak ekonomi," pungkas Ratnasari.
(nng)