Pasokan Oksigen Menipis, Pemerintah Bentuk Satgas Oksigen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan pasokan oksigen terus menipis. Pemerintah pun berupaya mengamankan pasokan oksigen untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, mulai menggenjot produksi oleh industri dalam negeri, membentuk satgas oksigen, hingga membuka opsi impor.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan permintaan oksigen menjadi lima kali lipat.
Untuk itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam rapat koordinasi dengan kementerian terkait pada hari ini. Salah satu yang dibahas adalah terkait upaya mengamankan ketersediaan pasokan oksigen. Satgas Oksigen dan Mitigasi pun segera dibentuk hari ini oleh Kemenkes untuk setiap daerah di Indonesia.
Menko Luhut juga berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar pencatatan kebutuhan oksigen dirapikan di setiap kota. “Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi,” ujar Luhut, Minggu (4/7/2021).
Menanggapi hal tersebut Kemenperin menyatakan bahwa para produsen gas oksigen sudah 100% diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis. Sehingga bisa didapat 1.700 ton per hari nasional, di mana 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa. Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.
Selain itu beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 06 Juli 2021.
Kemudian 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada 09 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut.
Terakhir, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1m3.
Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.
Selain mendorong pasokan dari industri dalam negeri, pemerintah juga membuka opsi impor oksigen. “Kita menyadari ketersediaan oksigen terbatas, maka dari itu pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari jumlah oksigen secara maksimal dengan berbagai cara, baik di industri lokal maupun menyiapkan opsi impor oksigen. Saat ini keselamatan rakyat adalah hukum utama,” kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan permintaan oksigen menjadi lima kali lipat.
Untuk itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam rapat koordinasi dengan kementerian terkait pada hari ini. Salah satu yang dibahas adalah terkait upaya mengamankan ketersediaan pasokan oksigen. Satgas Oksigen dan Mitigasi pun segera dibentuk hari ini oleh Kemenkes untuk setiap daerah di Indonesia.
Menko Luhut juga berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar pencatatan kebutuhan oksigen dirapikan di setiap kota. “Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi,” ujar Luhut, Minggu (4/7/2021).
Menanggapi hal tersebut Kemenperin menyatakan bahwa para produsen gas oksigen sudah 100% diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis. Sehingga bisa didapat 1.700 ton per hari nasional, di mana 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa. Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.
Selain itu beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 06 Juli 2021.
Kemudian 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada 09 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut.
Terakhir, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1m3.
Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.
Selain mendorong pasokan dari industri dalam negeri, pemerintah juga membuka opsi impor oksigen. “Kita menyadari ketersediaan oksigen terbatas, maka dari itu pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari jumlah oksigen secara maksimal dengan berbagai cara, baik di industri lokal maupun menyiapkan opsi impor oksigen. Saat ini keselamatan rakyat adalah hukum utama,” kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi.
(ind)