Menteri Sandiaga: Produk Ekraf Danau Toba Mendunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beli Kreatif Danau Toba (BKDT) sudah memasuki masa akhir program bulan Juni 2021. Kegiatan inisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) sebagai bagian dari program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 dan didukung kementerian terkait ini berhasil menaikan level pelaku ekraf Danau Toba, Sumatra Utara.
Pelaku ekraf Danau Toba kini memasuki era baru digitalisasi penjualan produk mereka dalam rangka meningkatkan perekonomian dan efektifitas penjualan. Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, mereka kini mampu menghasilkan produk berkualitas dan siap bersaing dengan produk-produk kreatif lainnya.
Sebagai langkah awal program tersebut, pelaku ekraf di Beli Kreatif Danau Toba diberikan pendampingan dan pelatihan sejak Maret 2021. Beragam kegiatan pendukung juga dilaksanakan dengan menghadirkan para tenaga ahli di bidangnya.
Baca juga:Bulgaria Pertimbangkan Berikan 'Hadiah' pada Warganya yang Lakukan Vaksinasi Covid-19
"200 pelaku ekraf antusias mengikuti beragam program tersebut, karena dampak pandemi Covid-19 membuat penjualan mereka merosot dan mereka ingin produknya lebih dikenal dan mudah didapatkan," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Selain dampak dari peningkatan penjualan, program ini juga berhasil menciptakan adanya penambahan tenaga kerja selama masa program berlangsung, sebelum pendampingan hanya 200 dan setelah pendampingan menjadi 800 tenaga kerja.
"Program Beli Kreatif Danau Toba ini berhasil menaikan omzet untuk 200 pelaku ekraf sebanyak Rp22,7 miliar selama masa program ini berlangsung," katanya.
Banyak sekali dampak positif dari program BKDT ini, seperti penambahan jumlah reseller dari para pelaku ekraf. Sebelum pendampingan hanya 1.536, dan setelah pendampingan menjadi 3.215 reseller.
Hebatnya lagi, pelaku ekraf Beli Kreatif Danau Toba sudah menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri dan mancanegara. Ini terbukti jumlah toko online pelaku ekraf berkembang menjadi; 101 toko online di Tokopedia, 78 toko online di Shopee, 8 toko online di Lazada, 37 toko online di BukaLapak, 14 toko online di Blibli, 36 toko online di Ebay dan 10 toko online di Poptron (marketplace dari Luar Negeri).
Baca juga:Diburu seperti Oksigen, Harga Obat Avigan di Indonesia Sentuh Rp23 Jutaan?
Begitu juga dengan kerja sama dengan transportasi online, jumlah toko online berkembang menjadi; 22 toko online di Grabfood dan 22 toko online di Gofood. Beli Kreatif Danau Toba juga turut mendukung program pemerintah dalam membatasi mobilitas masyarakat, yaitu PPKM.
Selama penerapan PPKM, penjualan produk ekraf Danau Toba juga meningkat. Sistem penjualan online memudahkan masyarakat untuk bertransaksi tanpa harus bersentuhan secara langsung, dan menambah motivasi mereka untuk terus berinovasi.
“Kesuksesan ini tentu tidak terlepas dari bantuan para stake holder yang turut memberikan pendampingan terhadap artisanal Danau Toba dan sekitar Sumatra Utara. Kemenparekraf terkhusus ingin mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak, pertama Kementrian Keuangan terutama Dirjen Pajak, Direktorat Bea dan Cukai, PKN STAN , PT ASDP yang sudah memberikan pelatihan serta PT Pos Indonesia atas program kerjasama gratis ongkirnya," bebernya.
Pelaku ekraf Danau Toba kini memasuki era baru digitalisasi penjualan produk mereka dalam rangka meningkatkan perekonomian dan efektifitas penjualan. Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, mereka kini mampu menghasilkan produk berkualitas dan siap bersaing dengan produk-produk kreatif lainnya.
Sebagai langkah awal program tersebut, pelaku ekraf di Beli Kreatif Danau Toba diberikan pendampingan dan pelatihan sejak Maret 2021. Beragam kegiatan pendukung juga dilaksanakan dengan menghadirkan para tenaga ahli di bidangnya.
Baca juga:Bulgaria Pertimbangkan Berikan 'Hadiah' pada Warganya yang Lakukan Vaksinasi Covid-19
"200 pelaku ekraf antusias mengikuti beragam program tersebut, karena dampak pandemi Covid-19 membuat penjualan mereka merosot dan mereka ingin produknya lebih dikenal dan mudah didapatkan," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Selain dampak dari peningkatan penjualan, program ini juga berhasil menciptakan adanya penambahan tenaga kerja selama masa program berlangsung, sebelum pendampingan hanya 200 dan setelah pendampingan menjadi 800 tenaga kerja.
"Program Beli Kreatif Danau Toba ini berhasil menaikan omzet untuk 200 pelaku ekraf sebanyak Rp22,7 miliar selama masa program ini berlangsung," katanya.
Banyak sekali dampak positif dari program BKDT ini, seperti penambahan jumlah reseller dari para pelaku ekraf. Sebelum pendampingan hanya 1.536, dan setelah pendampingan menjadi 3.215 reseller.
Hebatnya lagi, pelaku ekraf Beli Kreatif Danau Toba sudah menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri dan mancanegara. Ini terbukti jumlah toko online pelaku ekraf berkembang menjadi; 101 toko online di Tokopedia, 78 toko online di Shopee, 8 toko online di Lazada, 37 toko online di BukaLapak, 14 toko online di Blibli, 36 toko online di Ebay dan 10 toko online di Poptron (marketplace dari Luar Negeri).
Baca juga:Diburu seperti Oksigen, Harga Obat Avigan di Indonesia Sentuh Rp23 Jutaan?
Begitu juga dengan kerja sama dengan transportasi online, jumlah toko online berkembang menjadi; 22 toko online di Grabfood dan 22 toko online di Gofood. Beli Kreatif Danau Toba juga turut mendukung program pemerintah dalam membatasi mobilitas masyarakat, yaitu PPKM.
Selama penerapan PPKM, penjualan produk ekraf Danau Toba juga meningkat. Sistem penjualan online memudahkan masyarakat untuk bertransaksi tanpa harus bersentuhan secara langsung, dan menambah motivasi mereka untuk terus berinovasi.
“Kesuksesan ini tentu tidak terlepas dari bantuan para stake holder yang turut memberikan pendampingan terhadap artisanal Danau Toba dan sekitar Sumatra Utara. Kemenparekraf terkhusus ingin mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak, pertama Kementrian Keuangan terutama Dirjen Pajak, Direktorat Bea dan Cukai, PKN STAN , PT ASDP yang sudah memberikan pelatihan serta PT Pos Indonesia atas program kerjasama gratis ongkirnya," bebernya.
(uka)