Jika Waskita Sukses Lego 6 Tol, Utangnya Bisa Turun Jadi Rp45 Triliun

Kamis, 08 Juli 2021 - 22:00 WIB
loading...
Jika Waskita Sukses Lego 6 Tol, Utangnya Bisa Turun Jadi Rp45 Triliun
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian BUMN mencatat upaya divestasi enam ruas tol yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan berakhir pada awal tahun 2022. Skema pelepasan saham pun dilakukan secara bertahap.

Pada tahap awal emiten melepaskan saham tiga ruas tol. Jika sukses, manajemen kembali melakukan divestasi pada tiga ruas tolnya berikutnya.

Dalam arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, divestasi awal untuk ruas tol Semarang-Batang, ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT), Dan ruas tol Cinere-Serpong.

Baca juga:Komunitas Bersama Untuk Warga Bagikan Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Pandemi COVID-19

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, saat ini manajemen tengah memproses divestasi tersebut. Setidaknya, sudah ada lima ruas tol yang dialihkan kepada investor asing dan domestik. Meski demikian, dia enggan membeberkan aset BUMN mana saja yang sudah dilepaskan.

Secara agregat, ada 18 ruas jalan tol yang dikerjakan Waskita. Lima ruas berasal dari internal perusahaan sendiri dan 13 lainnya diambil alih dari swasta.

"Saat ini sedang divestasi ruas tol yang selesai di awal tahun, Waskita ada 18 ruas dikerjakan, lima ruas dari mereka sendiri dan 13 diambil alih swasta. Saat ini 5 ruas dijual investor asing dan domestik," ujar Kartika, Kamis (8/7/2021).

Pemegang saham optimistis pelepasan saham enam tol tersebut mampu merestrukturisasi utang perusahaan yang mencapai Rp90 triliun. Meski begitu, Tiko, sapaan akrab Kartika, enggan menyebut berapa pengurangan utang Waskita usai divestasi.

Baca juga:Karpet Saudagar Kaya Raya dan Permintaan Seorang Ulama

"Apabila sudah divestasi maka utang Waskita Rp90 triliun akan turun setengahnya. Ini jadi penting untuk mengubah Waskita," kata dia.

Meski aksi korporasi itu diyakini dapat membantu beban utang emiten, pemegang saham menilai bantuan pendanaan berupa penyertaan modal negara (PMN) perlu dilakukan pemerintah terhadap BUMN sektor konstruksi itu. "Kita butuh PMN menyelesaikan proyek tol lain yang di-pipeline," ungkap dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0934 seconds (0.1#10.140)