Menjawab Tantangan Keberlanjutan Industri Fragran dan Flavor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, permintaan terhadap produk-produk industri fragran dan flavor terus meningkat berkat kesadaran konsumen dalam menjaga kebersihan, baik kebersihan diri dan rumah, untuk mengurangi risiko tertular penyakit. Nilai industrinya juga mampu menciptakan segmen pasar baru dan membuka lapangan kerja, serta mendorong peningkatan keahlian tenaga kerja.
Sementara, keamanan produk dan keberlanjutan usaha menjadi dua aspek penting seiring dengan perkembangan pasar. Oleh karena itu, sangat menggembirakan bahwa dua dari setiap tiga perusahaan bersedia menanggapi sebuah survei yang mewakili lebih dari 90% pasar F&F. Mereka pun mampu menjawab tantangan keberlanjutan melalui lima Bidang Utama.
Dalam hal pengadaan barang baku secara bertanggung jawab, lebih dari 70% responden dan sebagian besar pelaku pasar telah menjalin dialog dengan kalangan petani dan komunitas lokal. Banyak pelaku pasar juga telah memahami nilai-nilai hak asasi manusia, standar ketenagakerjaan, dan rencana aksi tentang keanekaragaman hayati.
Dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dihasilkan industri F&F relatif kecil. Tiga dari empat responden, dan lebih dari 90% pelaku pasar telah memiliki strategi pengelolaan lingkungan berskala global, menerapkan langkah-langkah yang berorientasi pada lingkungan, serta mengurangi konsumsi dan sampah.
Dalam hal kesejahteraan tenaga kerja, industri F&F memberikan standar yang tinggi bagi kesejahteraan tenaga kerja, dan menawarkan iklim kerja yang nyaman, kesetaraan dalam hal peluang kerja, keragaman, inklusi, dan pelatihan. Mayoritas pegawai di industri F&F merasakan manfaat dari peningkatan standar kesejahteraan tersebut.
Dalam hal keamanan produk, industri F&F termasuk yang terbaik, dan hasil survei menunjukkan lebih dari 90% responden terlibat dalam dialog dengan pelanggan di sektor hilir tentang pengelolaan produk.
Dalam hal transparansi dan kemitraan, lebih dari tiga di antara empat responden telah memiliki strategi tata kelola responsif berskala global, termasuk pada seluruh perusahaan terbesar di industri ini.
Laporan Keberlanjutan kolektif pertama di industri fragran dan flavor telah dirilis dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni. Laporan ini mengungkap berbagai pencapaian positif atas komitmen yang telah dibuat oleh sejumlah perusahaan.
Laporan Keberlanjutan 2020-2021 (ifra-iofi.org/report) telah dirilis oleh International Fragrance Association (IFRA) dan International Organization of the Flavor Industry (IOFI) yang mengungkap perkembangan terkini di lima Bidang Utama yang menjadi bagian dari Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI. Piagam ini merupakan komitmen kolektif yang menjadi standar keberlanjutan baru di kedua industri tersebut, yang ditetapkan sejak Juli 2020 dan telah disepakati oleh 126 perusahaan di mana sepertiga di antaranya berasal dari Asia Pasifik.
Asia Pasifik berperan secara terpadu pada rantai pasok global dan aktivitas penelitian-pengembangan di industri fragran dan flavor. Wilayah Asia Pasifik juga menjadi pemasok utama bahan baku dan produsen terbesar untuk mint, cedarwood, tanaman nilam (patchouli), maupun beragam rempah dan ramuan herba lain.
Ekstrak bahan-bahan baku tersebut menjadi kandungan utama dalam proses pembuatan produk perawatan pribadi, kebersihan, dan sanitasi, yang banyak dikonsumsi di Asia Pasifik dan wilayah lain.
Saat peluncuran laporan ini, Executive Director IOFI, Sven Ballschmiede mengatakan, hasil dalam laporan ini menunjukkan pencapaian keberlanjutan industri yang tinggi di lima Bidang Utama. Memang, ini menjadi upaya kolektif yang panjang dalam menyusun Piagam-nya. Namun terang dia hasilnya, industri F&F berada di jalur yang tepat.
"Kami akan terus mendukung berbagai perusahaan dan secara kolektif mengembangkan perangkat dan kemitraan bagi kemajuan industri pada laporan berikutnya," ungkap Sven.
President IFRA, Martina Bianchini menambahkan, aspek keberlanjutan merupakan hal yang wajib dipenuhi semua industri, termasuk industri F&F yang berakar dari alam.
"Melalui publikasi Laporan Keberlanjutan ini , kami telah membuat pencapaian penting dalam mewujudkan aspek keberlanjutan—namun, upaya kami terus berlanjut guna memperluas implementasi Piagam Keberlanjutan, meningkatkan kesadaran publik, serta bekerja sama dengan para pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan untuk merancang berbagai produk masa depan yang aman dan berkelanjutan," paparnya.
Berbagai pencapaian yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan 2020-2021 akan menjadi tolok ukur untuk laporan mendatang. Dengan demikian, para pelaku industri bisa memantau perkembangannya. Laporan ini juga mengangkat rangkaian aksi kolektif yang telah terjalin sejak Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI diluncurkan 11 bulan lalu. Lebih lagi, sederet kemitraan dan inisiatif yang dijalankan IFRA dan IOFI atas nama industri F&F, turut dipaparkan.
Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI ini masih terbuka untuk ditandatangani oleh kalangan perusahaan fragran dan flavor lain di seluruh dunia. Setiap perusahaan yang turut menandatangani Piagam Keberlanjutan ini akan menyediakan data tentang sejumlah pencapaian yang telah dibuat sebelum laporan berikutnya diterbitkan pada pertengahan 2022.
Sementara, keamanan produk dan keberlanjutan usaha menjadi dua aspek penting seiring dengan perkembangan pasar. Oleh karena itu, sangat menggembirakan bahwa dua dari setiap tiga perusahaan bersedia menanggapi sebuah survei yang mewakili lebih dari 90% pasar F&F. Mereka pun mampu menjawab tantangan keberlanjutan melalui lima Bidang Utama.
Dalam hal pengadaan barang baku secara bertanggung jawab, lebih dari 70% responden dan sebagian besar pelaku pasar telah menjalin dialog dengan kalangan petani dan komunitas lokal. Banyak pelaku pasar juga telah memahami nilai-nilai hak asasi manusia, standar ketenagakerjaan, dan rencana aksi tentang keanekaragaman hayati.
Dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dihasilkan industri F&F relatif kecil. Tiga dari empat responden, dan lebih dari 90% pelaku pasar telah memiliki strategi pengelolaan lingkungan berskala global, menerapkan langkah-langkah yang berorientasi pada lingkungan, serta mengurangi konsumsi dan sampah.
Dalam hal kesejahteraan tenaga kerja, industri F&F memberikan standar yang tinggi bagi kesejahteraan tenaga kerja, dan menawarkan iklim kerja yang nyaman, kesetaraan dalam hal peluang kerja, keragaman, inklusi, dan pelatihan. Mayoritas pegawai di industri F&F merasakan manfaat dari peningkatan standar kesejahteraan tersebut.
Dalam hal keamanan produk, industri F&F termasuk yang terbaik, dan hasil survei menunjukkan lebih dari 90% responden terlibat dalam dialog dengan pelanggan di sektor hilir tentang pengelolaan produk.
Dalam hal transparansi dan kemitraan, lebih dari tiga di antara empat responden telah memiliki strategi tata kelola responsif berskala global, termasuk pada seluruh perusahaan terbesar di industri ini.
Laporan Keberlanjutan kolektif pertama di industri fragran dan flavor telah dirilis dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni. Laporan ini mengungkap berbagai pencapaian positif atas komitmen yang telah dibuat oleh sejumlah perusahaan.
Laporan Keberlanjutan 2020-2021 (ifra-iofi.org/report) telah dirilis oleh International Fragrance Association (IFRA) dan International Organization of the Flavor Industry (IOFI) yang mengungkap perkembangan terkini di lima Bidang Utama yang menjadi bagian dari Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI. Piagam ini merupakan komitmen kolektif yang menjadi standar keberlanjutan baru di kedua industri tersebut, yang ditetapkan sejak Juli 2020 dan telah disepakati oleh 126 perusahaan di mana sepertiga di antaranya berasal dari Asia Pasifik.
Asia Pasifik berperan secara terpadu pada rantai pasok global dan aktivitas penelitian-pengembangan di industri fragran dan flavor. Wilayah Asia Pasifik juga menjadi pemasok utama bahan baku dan produsen terbesar untuk mint, cedarwood, tanaman nilam (patchouli), maupun beragam rempah dan ramuan herba lain.
Ekstrak bahan-bahan baku tersebut menjadi kandungan utama dalam proses pembuatan produk perawatan pribadi, kebersihan, dan sanitasi, yang banyak dikonsumsi di Asia Pasifik dan wilayah lain.
Saat peluncuran laporan ini, Executive Director IOFI, Sven Ballschmiede mengatakan, hasil dalam laporan ini menunjukkan pencapaian keberlanjutan industri yang tinggi di lima Bidang Utama. Memang, ini menjadi upaya kolektif yang panjang dalam menyusun Piagam-nya. Namun terang dia hasilnya, industri F&F berada di jalur yang tepat.
"Kami akan terus mendukung berbagai perusahaan dan secara kolektif mengembangkan perangkat dan kemitraan bagi kemajuan industri pada laporan berikutnya," ungkap Sven.
President IFRA, Martina Bianchini menambahkan, aspek keberlanjutan merupakan hal yang wajib dipenuhi semua industri, termasuk industri F&F yang berakar dari alam.
"Melalui publikasi Laporan Keberlanjutan ini , kami telah membuat pencapaian penting dalam mewujudkan aspek keberlanjutan—namun, upaya kami terus berlanjut guna memperluas implementasi Piagam Keberlanjutan, meningkatkan kesadaran publik, serta bekerja sama dengan para pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan untuk merancang berbagai produk masa depan yang aman dan berkelanjutan," paparnya.
Berbagai pencapaian yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan 2020-2021 akan menjadi tolok ukur untuk laporan mendatang. Dengan demikian, para pelaku industri bisa memantau perkembangannya. Laporan ini juga mengangkat rangkaian aksi kolektif yang telah terjalin sejak Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI diluncurkan 11 bulan lalu. Lebih lagi, sederet kemitraan dan inisiatif yang dijalankan IFRA dan IOFI atas nama industri F&F, turut dipaparkan.
Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI ini masih terbuka untuk ditandatangani oleh kalangan perusahaan fragran dan flavor lain di seluruh dunia. Setiap perusahaan yang turut menandatangani Piagam Keberlanjutan ini akan menyediakan data tentang sejumlah pencapaian yang telah dibuat sebelum laporan berikutnya diterbitkan pada pertengahan 2022.
(akr)