Diresmikan Erick Thohir, Subholding Sarana Infrastruktur Ditargetkan Raup Rp7,8 T di 2026
loading...
A
A
A
JAKARTA - Subholding Sarana Infrastruktur, perusahaan hasil integrasi beberapa anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk hari ini diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir . Diproyeksikan 5 tahun mendatang subholding tersebut mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp7,8 triliun.
Diketahui, subholding tersebut merupakan integrasi dari PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
"Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan," kata Erick Thohir, Selasa (13/7/2021).
Perusahaan baru yang bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi itu memiliki empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Dia berharap, subholding tersebut dapat memanfaatkan peluang dari arus masuk investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, Subholding Sarana Infrastruktur memiliki fondasi yang kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan tersebut memiliki pendapatan Rp3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp1 triliun pada tahun 2020. "Dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia," tandasnya.
Diketahui, subholding tersebut merupakan integrasi dari PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
"Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan," kata Erick Thohir, Selasa (13/7/2021).
Perusahaan baru yang bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi itu memiliki empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Dia berharap, subholding tersebut dapat memanfaatkan peluang dari arus masuk investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, Subholding Sarana Infrastruktur memiliki fondasi yang kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan tersebut memiliki pendapatan Rp3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp1 triliun pada tahun 2020. "Dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia," tandasnya.
(fai)