Indonesia Turun Kelas, Gara-gara Ini Sempat Stagnan di Level Menengah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sudah lama stagnan berada di kelas menengah, bahkan kini turun kelas jadi negara berpenghasilan menengah ke bawah . Adapun hal tersebut di dorong oleh beragam faktor.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, yang menjadi kunci masalah mengapa Indonesia terkesan cukup lama berada dalam kelas menengah salah satunya ketidakkonsistenan dalam transformasi struktur ekonomi.
“Sektor industri sudah menjadi penopang utama ekonomi walaupun trennya turun menjadi 19,7 persen terhadap PDB, namun tenaga kerja yang berkerja di sektor industri jauh lebih rendah pertumbuhannya yakni 14,9 persen,” ujarnya dalam diskusi INDEF secara daring, Selasa (13/7/2021).
Namun, kata Ahmad yang perlu dicermati adalah tenaga kerja Indonesia masih menumpuk di sektor pertanian yakni berkisar 29,46 persen. Terlepas dari itu, sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,7 persen.
Sementara pada sektor jasa, pertumbuhannya cukup tinggi berkisar 4,1 persen terhadap PDB tetapi tenaga kerja relatif sedikit yakni hanya 1,45 persen. Selain itu ada pula pada sektor informasi dan komunikasi dimana tenaga kerjanya sedikit yakni berkisar 0,73 persen tetapi struktur PDB tinggi di kisaran 3,89 persen.
Dari data tersebut, Ahmad menerangkan bahwa sektor industri memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Jadi kalau dilihat trennya, ketika sektor industri tumbuh cukup tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga akan tumbuh tinggi. Begitupun sebaliknya jika sektor industri melambat maka pertumbujan ekonominya pun akan ikut melambat,” ucapnya.
Artinya, sektor industri ini memiliki peran sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi karena kontribusinya masih besar yakni 19,7 persen terhadap PDB.
“Maka dari itu penting untuk memperkuat struktur industri dengan membangun keterkaitan dari hulu ke hilir maupun menjaga industri dalam negeri,” terang dia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, yang menjadi kunci masalah mengapa Indonesia terkesan cukup lama berada dalam kelas menengah salah satunya ketidakkonsistenan dalam transformasi struktur ekonomi.
“Sektor industri sudah menjadi penopang utama ekonomi walaupun trennya turun menjadi 19,7 persen terhadap PDB, namun tenaga kerja yang berkerja di sektor industri jauh lebih rendah pertumbuhannya yakni 14,9 persen,” ujarnya dalam diskusi INDEF secara daring, Selasa (13/7/2021).
Namun, kata Ahmad yang perlu dicermati adalah tenaga kerja Indonesia masih menumpuk di sektor pertanian yakni berkisar 29,46 persen. Terlepas dari itu, sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,7 persen.
Sementara pada sektor jasa, pertumbuhannya cukup tinggi berkisar 4,1 persen terhadap PDB tetapi tenaga kerja relatif sedikit yakni hanya 1,45 persen. Selain itu ada pula pada sektor informasi dan komunikasi dimana tenaga kerjanya sedikit yakni berkisar 0,73 persen tetapi struktur PDB tinggi di kisaran 3,89 persen.
Dari data tersebut, Ahmad menerangkan bahwa sektor industri memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Jadi kalau dilihat trennya, ketika sektor industri tumbuh cukup tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga akan tumbuh tinggi. Begitupun sebaliknya jika sektor industri melambat maka pertumbujan ekonominya pun akan ikut melambat,” ucapnya.
Artinya, sektor industri ini memiliki peran sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi karena kontribusinya masih besar yakni 19,7 persen terhadap PDB.
“Maka dari itu penting untuk memperkuat struktur industri dengan membangun keterkaitan dari hulu ke hilir maupun menjaga industri dalam negeri,” terang dia.