Kejar Produksi Minyak 1 Juta Barel, Dirjen Migas Titip Pesan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sepakat memperkuat komitmen untuk mencapai target produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030. Kesepakatan itu diperoleh dalam rapat koordinasi secara online yang dipimpin Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dengan SKK Migas dan KKKS, Jumat (16/7).
"Ditjen Migas, SKK Migas dan KKKS sepakat dan optimis bahwa dengan adanya sinergi serta didukung dengan konsistensi dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders industri hulu migas , maka strategi untuk mencapai produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030 dapat diimplementasikan secara optimal," ujar Dirjen Migas, Tutuka Ariadji.
Tutuka menegaskan, pemerintah akan terus memberi dukungan kepada stakeholders melalui kebijakan-kebijakan yang terintegrasi dan solutif agar industri hulu migas dapat terus berperan sebagai lokomotif ekonomi baik dari sisi penerimaan negara maupun multiplier effect driven sehingga dapat terus bergairah dan berkontribusi secara optimal.
Di sisi lain, KKKS pun siap mendukung program-program Pemerintah di industri hulu migas dengan terus bekerja sama secara konsisten dan berkomitmen untuk menjalankan strategi yang telah disusun bersama dalam rangka tercapainya target produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030.
Dalam pertemuan virtual ini, Tutuka menyampaikan highlight yang perlu diperhatikan oleh KKKS yaitu managemen SDM di mana perlu disiapkan SDM yang kompeten dengan mempertimbangkan jumlah SDM, waktu pencapaian target, jenjang karir dan apresiasi yang layak.
Selain itu, terkait anggaran yaitu perlu diperhitungkan alokasi anggaran yang berkelanjutan sebagai jaminan terlaksananya program kegiatan di KKKS.
"Terakhir adalah teknologi yaitu "keep updating technology”, baik dari sisi teknis maupun biaya sebagai salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi secara signifikan," tuturnya.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi peningkatan produksi, yaitu program work routine seperti infill drilling/step out pada lapangan eksisting dan work over/well service. Selain itu, dilakukan percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD pending, melakukan commercial exercise dengan split adjustment, tax incentivedan investment credit.
"Program peningkatan produksi juga dilakukan dengan penggunaan Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti chemical EOR, CO2 Injection dan steamflood," jelas Dirjen Migas.
Untuk meningkatkan investasi di kegiatan usaha hulu migas, upaya yang dilakukan antara lain peningkatan eksplorasi, penerapan teknologi terbaru dan penyederhanaan dan fleksibilitas proses pengadaan.
"Ditjen Migas, SKK Migas dan KKKS sepakat dan optimis bahwa dengan adanya sinergi serta didukung dengan konsistensi dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders industri hulu migas , maka strategi untuk mencapai produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030 dapat diimplementasikan secara optimal," ujar Dirjen Migas, Tutuka Ariadji.
Tutuka menegaskan, pemerintah akan terus memberi dukungan kepada stakeholders melalui kebijakan-kebijakan yang terintegrasi dan solutif agar industri hulu migas dapat terus berperan sebagai lokomotif ekonomi baik dari sisi penerimaan negara maupun multiplier effect driven sehingga dapat terus bergairah dan berkontribusi secara optimal.
Di sisi lain, KKKS pun siap mendukung program-program Pemerintah di industri hulu migas dengan terus bekerja sama secara konsisten dan berkomitmen untuk menjalankan strategi yang telah disusun bersama dalam rangka tercapainya target produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030.
Dalam pertemuan virtual ini, Tutuka menyampaikan highlight yang perlu diperhatikan oleh KKKS yaitu managemen SDM di mana perlu disiapkan SDM yang kompeten dengan mempertimbangkan jumlah SDM, waktu pencapaian target, jenjang karir dan apresiasi yang layak.
Selain itu, terkait anggaran yaitu perlu diperhitungkan alokasi anggaran yang berkelanjutan sebagai jaminan terlaksananya program kegiatan di KKKS.
"Terakhir adalah teknologi yaitu "keep updating technology”, baik dari sisi teknis maupun biaya sebagai salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi secara signifikan," tuturnya.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi peningkatan produksi, yaitu program work routine seperti infill drilling/step out pada lapangan eksisting dan work over/well service. Selain itu, dilakukan percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD pending, melakukan commercial exercise dengan split adjustment, tax incentivedan investment credit.
"Program peningkatan produksi juga dilakukan dengan penggunaan Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti chemical EOR, CO2 Injection dan steamflood," jelas Dirjen Migas.
Untuk meningkatkan investasi di kegiatan usaha hulu migas, upaya yang dilakukan antara lain peningkatan eksplorasi, penerapan teknologi terbaru dan penyederhanaan dan fleksibilitas proses pengadaan.
(akr)