Curhat Belum Dapat BLT, Pemilik Warteg: Jangan Salah Sasaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pelaku usaha mikro seperti pedagang kaki lima (PKL), pemilik warung tegal (warteg) dan toko kelontong menceritakan keluh kesah mereka yang tak kunjung menerima bantuan sosial .
MNC Portal Indonesia (MPI) menyusuri sepanjang jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat guna mencari tahu apakah informasi ihwal insentif bantuan langsung tunai (BLT) telah mereka ketahui.
Sukijo (60), penjual Mie Ayam mengaku tidak tahu dan belum pernah mendapatkan BLT. "BLT itu apa mas? Belum dapat saya," ujarnya balik bertanya kepada MPI, Jumat (23/7/2021).
Pemilik warung kelontong, Puji (58) yang saat itu berada di lokasi yang sama juga mengaku pernah mengajukan bantuan tetapi belum menerima insentif untuk usaha kecilnya itu. "Sudah ngajuin, tapi kok nggak keluar-keluar," tukasnya.
Senada, Herwanto (38) pemilik warteg Tiga Saudara juga mengaku belum tersentuh bantuan. "Saya belum dapat sejak awal pandemi mas, dapetnya cuma saat ada kunjungan presiden," ujarnya.
Begitu pula Anis (30) yang mengelola warteg Kharisma Bahari turut mengaku hanya mendapat bantuan dari pemerintah berupa beras 5 kg. "Uang tunai tidak pernah, hanya dapat beras 5kg dan sembako lain dari pak RT," ucapnya.
Sama halnya dengan Demi (30), pemilik warteg di Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, ini juga belum mendapatkan insentif, meski dia sudah mengetahui info tersebut dari rekannya.
Sebagaimana diketahui, pandemi menggerus perekonomian pelaku usaha mikro di tengah pembatasan yang ketat, di mana sejumlah PKM mengeluhkan pendapatannya menurun drastis sejak diterapkannya pembatasan. "Sepi banget Mas, omzet menurun drastis sejak PPKM ini," kata karyawan warung soto Madura, Afi (23).
Para pelaku usaha mikro yang ditemui MPI berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan. "Jangan sampai salah sasaran," kata Herwanto mengakhiri pembicaraan.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan menyalurkan BLT Rp1,2 juta per usaha dengan target 1 juta usaha mikro kecil. "Pemerintah menyiapkan insentif usaha mikro sebesar Rp1,2 juta. Ini setara dengan bantuan BPUM yang jumlahnya (untuk) 3 juta (pelaku usaha) di mana yang Rp1,2 juta untuk 1 juta usaha mikro kecil, antara lain warung, warteg, PKL," kata Menko Perekonomian Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (22/7).
MNC Portal Indonesia (MPI) menyusuri sepanjang jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat guna mencari tahu apakah informasi ihwal insentif bantuan langsung tunai (BLT) telah mereka ketahui.
Sukijo (60), penjual Mie Ayam mengaku tidak tahu dan belum pernah mendapatkan BLT. "BLT itu apa mas? Belum dapat saya," ujarnya balik bertanya kepada MPI, Jumat (23/7/2021).
Pemilik warung kelontong, Puji (58) yang saat itu berada di lokasi yang sama juga mengaku pernah mengajukan bantuan tetapi belum menerima insentif untuk usaha kecilnya itu. "Sudah ngajuin, tapi kok nggak keluar-keluar," tukasnya.
Senada, Herwanto (38) pemilik warteg Tiga Saudara juga mengaku belum tersentuh bantuan. "Saya belum dapat sejak awal pandemi mas, dapetnya cuma saat ada kunjungan presiden," ujarnya.
Begitu pula Anis (30) yang mengelola warteg Kharisma Bahari turut mengaku hanya mendapat bantuan dari pemerintah berupa beras 5 kg. "Uang tunai tidak pernah, hanya dapat beras 5kg dan sembako lain dari pak RT," ucapnya.
Sama halnya dengan Demi (30), pemilik warteg di Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, ini juga belum mendapatkan insentif, meski dia sudah mengetahui info tersebut dari rekannya.
Sebagaimana diketahui, pandemi menggerus perekonomian pelaku usaha mikro di tengah pembatasan yang ketat, di mana sejumlah PKM mengeluhkan pendapatannya menurun drastis sejak diterapkannya pembatasan. "Sepi banget Mas, omzet menurun drastis sejak PPKM ini," kata karyawan warung soto Madura, Afi (23).
Para pelaku usaha mikro yang ditemui MPI berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan. "Jangan sampai salah sasaran," kata Herwanto mengakhiri pembicaraan.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan menyalurkan BLT Rp1,2 juta per usaha dengan target 1 juta usaha mikro kecil. "Pemerintah menyiapkan insentif usaha mikro sebesar Rp1,2 juta. Ini setara dengan bantuan BPUM yang jumlahnya (untuk) 3 juta (pelaku usaha) di mana yang Rp1,2 juta untuk 1 juta usaha mikro kecil, antara lain warung, warteg, PKL," kata Menko Perekonomian Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (22/7).
(ind)