PPKM Level 4 Berlanjut, Pedagang Pasar Minta Kelonggaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3-4 , membuat sejumlah pedagang pasar tradisional berharap agar tempat usahanya diberikan kelonggaran untuk menjalankan roda ekomomi. Pedagang pasar mengkhawatirkan, kondisi transaksi yang terjadi pada PPKM yang lalu akan kembali terulang lantaran PPKM terus dilanjutkan.
Pasalnya, penerapan PPKM darurat yang sebelumnya dilakukan, menyebabkan penurunan pendapatan yang cukup signifikan, bisa mencapai 50%. Hal itu diungkap Mufthi (39), salah satu pedagang di pasar tradisional Pondok Gede.
Baca juga:UNESCO Buka 6 Peluang Karir untuk Lulusan Magister, Ini Syaratnya
"Di Pasar Minggu, adik saya itu biasa omzetnya Rp4 juta per hari, sekarang Rp2,5 juta per hari sudah paling rame. Saya juga mengalami penurunan, dari biasa omzet Rp4 Juta rupiah per hari, sekarang menurun bisa Rp3 juta hingga Rp2 juta per hari," ujar Mufthi Saat ditemui MNC Portal.
Senada dengan Mufthi, Imin yang menjual bahan dasar makanan yang digunakan sehari-hari pun mengakui pandangan yang sama. Pendapatannya terus menurun seiring diberlakukannya PPKM.
"Kalau kemarin kan PPKM itu memang turun drastis, bisa dibilang setengahnyalah. Kalau biasa Rp4 juta, sekarang cuma Rp2 juta," ujar Imin (50), saat ditemui MNC Portal.
Bagi Mufthi, pasar merupakan lentera yang menerangi keluarganya, yang saat ini kondisinya meredup secara perlahan jika kegitan di pasar terus dibatasi. Namun, sepanjang masih bisa berdagang, masih ada harapan.
Baca juga:Berikut ini Malaikat yang Dianggap Paling Utama atau yang Terbaik
"Kalau buat pedagang, pasti ada dampak. Asal pasar masih tetap buka, rezeki masih ada. Tapi kalau pasar udah tutup, ya sudah, gak ada lagi harapan," selorohnya.
Mufthi menilai, bantuan sosial pemerintah tidak mencukupi jika masyarakat disuruh bertahan hidup dengan uang Rp300 ribu perbulan. "Kalau emang PPKM diperpanjang, ya boleh, tapi inget rakyat kecil, makannya? Apa cukup sebulan Rp300 ribu? Sedang di rumah ada 5 orang 6 orang," tutupnya.
Pasalnya, penerapan PPKM darurat yang sebelumnya dilakukan, menyebabkan penurunan pendapatan yang cukup signifikan, bisa mencapai 50%. Hal itu diungkap Mufthi (39), salah satu pedagang di pasar tradisional Pondok Gede.
Baca juga:UNESCO Buka 6 Peluang Karir untuk Lulusan Magister, Ini Syaratnya
"Di Pasar Minggu, adik saya itu biasa omzetnya Rp4 juta per hari, sekarang Rp2,5 juta per hari sudah paling rame. Saya juga mengalami penurunan, dari biasa omzet Rp4 Juta rupiah per hari, sekarang menurun bisa Rp3 juta hingga Rp2 juta per hari," ujar Mufthi Saat ditemui MNC Portal.
Senada dengan Mufthi, Imin yang menjual bahan dasar makanan yang digunakan sehari-hari pun mengakui pandangan yang sama. Pendapatannya terus menurun seiring diberlakukannya PPKM.
"Kalau kemarin kan PPKM itu memang turun drastis, bisa dibilang setengahnyalah. Kalau biasa Rp4 juta, sekarang cuma Rp2 juta," ujar Imin (50), saat ditemui MNC Portal.
Bagi Mufthi, pasar merupakan lentera yang menerangi keluarganya, yang saat ini kondisinya meredup secara perlahan jika kegitan di pasar terus dibatasi. Namun, sepanjang masih bisa berdagang, masih ada harapan.
Baca juga:Berikut ini Malaikat yang Dianggap Paling Utama atau yang Terbaik
"Kalau buat pedagang, pasti ada dampak. Asal pasar masih tetap buka, rezeki masih ada. Tapi kalau pasar udah tutup, ya sudah, gak ada lagi harapan," selorohnya.
Mufthi menilai, bantuan sosial pemerintah tidak mencukupi jika masyarakat disuruh bertahan hidup dengan uang Rp300 ribu perbulan. "Kalau emang PPKM diperpanjang, ya boleh, tapi inget rakyat kecil, makannya? Apa cukup sebulan Rp300 ribu? Sedang di rumah ada 5 orang 6 orang," tutupnya.
(uka)