Terkait Pembentukan Holding Geothermal, Ini Kata PLN
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akhirnya memberikan suara terkait rencana pembentukan Holding Geothermal Indonesia (HGI) . Holding yang digagas oleh Kementerian BUMN tersebut diharapkan mampu mendongkrak pengembangan energi panas bumi di dalam negeri.
"PLN sebagai pelaksana mandat di bidang kelistrikan mendukung inisiasi dan rencana yang baik untuk pengembangan panas bumi melalui Holding Geothermal Indonesia," tegas Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam pernyataan resmi yang diterima, Kamis (29/7/2021).
Untuk diiketahui, holding tersebut rencananya menggabungkan BUMN dan anak usahanya yang bergerak di sektor panas bumi, yakni PT Geo Dipa Energi (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT PLN Gas & Geothermal.
Terkait dengan itu, Murdifi menambahkan, holding panas bumi yang akan dibentuk harus membentuk ekosistem bisnis yang efektif, efisien dan memberikan nilai tambah bagi seluruh BUMN yang terlibat dalam pembentukannya.
"Dan yang terpenting, pembentukan holding harus memberikan manfaat yang terbaik untuk bangsa Indonesia dengan menghasilkan tarif listrik yang terjangkau," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, kajian terkait bisnis, feasibility, pengembangan dan pemanfaatan ke depan masih terus dilakukan oleh konsultan. Hal ini dilakukan untuk agar holding yang dibentuk dapat mengakselarasi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia.
PLN sendiri menurutnya terus mendukung transisi energi di Indonesia dengan gencar mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, salah satunya PLTP. "Hal ini sesuai dengan Transformasi PLN dalam pilar Green yang dicanangkan sejak 21 April 2020," ujar Murdifi.
Hal itu juga sejalan dengan potensi energi panas bumi Indonesia yang menempati urutan kedua terbesar di dunia dengan kapasitas sekitar 25 GW. Indonesia menyumbang 40% cadangan potensi panas bumi di dunia. Sementara yang dimanfaatkan baru sekitar 1,9 GW.
Melihat besarnya potensi tersebut, kata dia, memang diperlukan upaya terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Dalam mendukung pengembangan panas bumi di Tanah Air, PLN sedang mengerjakan proyek PLTP dengan total kapasitas 360 MW dan sinergi BUMN sebesar 250 MW. Tidak hanya itu, pengembangan juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas PLTP yang telah beroperasi.
Lebih lanjut, Murdifi memaparkan bahwa saat ini PLN telah mengoperasikan PLTP dengan total kapasitas 572 MW dan menghasilkan listrik 4.128 GWh. "Bahkan PLTP pertama dan tertua di Indonesia yang dikelola anak usaha PLN yaitu Indonesia Power sejak 39 tahun lalu, tetap andal menghasilkan energi bersih 375 MW dan berhasil menggerakkan ekonomi kerakyatan," tutupnya.
"PLN sebagai pelaksana mandat di bidang kelistrikan mendukung inisiasi dan rencana yang baik untuk pengembangan panas bumi melalui Holding Geothermal Indonesia," tegas Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam pernyataan resmi yang diterima, Kamis (29/7/2021).
Untuk diiketahui, holding tersebut rencananya menggabungkan BUMN dan anak usahanya yang bergerak di sektor panas bumi, yakni PT Geo Dipa Energi (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT PLN Gas & Geothermal.
Terkait dengan itu, Murdifi menambahkan, holding panas bumi yang akan dibentuk harus membentuk ekosistem bisnis yang efektif, efisien dan memberikan nilai tambah bagi seluruh BUMN yang terlibat dalam pembentukannya.
"Dan yang terpenting, pembentukan holding harus memberikan manfaat yang terbaik untuk bangsa Indonesia dengan menghasilkan tarif listrik yang terjangkau," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, kajian terkait bisnis, feasibility, pengembangan dan pemanfaatan ke depan masih terus dilakukan oleh konsultan. Hal ini dilakukan untuk agar holding yang dibentuk dapat mengakselarasi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia.
PLN sendiri menurutnya terus mendukung transisi energi di Indonesia dengan gencar mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, salah satunya PLTP. "Hal ini sesuai dengan Transformasi PLN dalam pilar Green yang dicanangkan sejak 21 April 2020," ujar Murdifi.
Hal itu juga sejalan dengan potensi energi panas bumi Indonesia yang menempati urutan kedua terbesar di dunia dengan kapasitas sekitar 25 GW. Indonesia menyumbang 40% cadangan potensi panas bumi di dunia. Sementara yang dimanfaatkan baru sekitar 1,9 GW.
Melihat besarnya potensi tersebut, kata dia, memang diperlukan upaya terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Dalam mendukung pengembangan panas bumi di Tanah Air, PLN sedang mengerjakan proyek PLTP dengan total kapasitas 360 MW dan sinergi BUMN sebesar 250 MW. Tidak hanya itu, pengembangan juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas PLTP yang telah beroperasi.
Lebih lanjut, Murdifi memaparkan bahwa saat ini PLN telah mengoperasikan PLTP dengan total kapasitas 572 MW dan menghasilkan listrik 4.128 GWh. "Bahkan PLTP pertama dan tertua di Indonesia yang dikelola anak usaha PLN yaitu Indonesia Power sejak 39 tahun lalu, tetap andal menghasilkan energi bersih 375 MW dan berhasil menggerakkan ekonomi kerakyatan," tutupnya.
(fai)