90% Masih Impor, Erick Thohir Minta BUMN Genjot Produksi Obat Terapi Covid-19

Kamis, 29 Juli 2021 - 18:51 WIB
loading...
90% Masih Impor, Erick Thohir Minta BUMN Genjot Produksi Obat Terapi Covid-19
Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pemerintah kembali menegaskan bahwa 90% ketersediaan obat-obatan anti-parasit dan bahan bakunya merupakan obat-obatan yang impor . Obat tersebut digunakan untuk terapi pasien Covid-19 .

Obat yang dimaksud adalah Pafivirafir, Remdesivir, hingga Favipiravir. Meski demikian, BUMN farmasi tengah memproduksi obat generik tersebut untuk kebutuhan masyarakat Tanah Air.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, pemerintah melalui holding BUMN farmasi akan tetap menggenjot produksi obat-obatan generik, meski bahan bakunya masih diimpor.

Baca juga:Kasus Corona Bertambah 43.479 Sehari, Jabar Tertinggi Diikuti Jatim dan Jateng

"Karena itu, kita sampaikan kemarin, kita buat terobosan gitu, dan BUMN salah satunya, cara kita memproduksi obat-obat generik untuk terapi Covid-19, karena sampai sekarang obatnya belum ada. Seperti apa? Seperti Oseltamivir, Favipiravir, apa juga? Obat panas, paracetamol yang dulunya impor sekarang kita sudah bikin," ujar Erick, Kamis (29/7/2021).

Pemerintah memastikan adanya ketersediaan pasokan obat-obatan hingga September 2021 mendatang. Obat-obatan terapi tersebut disediakan di apotek yang dikelola BUMN farmasi.

Obat yang tersedia adalah Azitromisin diperkirakan mencapai hingga 13 juta, Zinc hampir 15 juta, Paracetamol 30 juta, Vvtamin C 77 juta, Ambroxol 26 juta, vitamin D3 sebanyak 20 juta, Oseltamivir 32 juta, dan Favipiravir 83 juta.

Sementara, obat-obatan sudah disiapkan hingga 31 Juli tahun ini berupa Azitromisin sebanyak 980.000, Zinc sebanyak 1,2 juta, Paracetamol 2,3 juta, vitamin C 7,6 juta, vitamin D 1,6 juta, Oseltamivir 7,7 juta, Favipiravir 4 juta, dan Avico 1,5 juta.

Baca juga:Rusia Tuding AS Coba Picu Konflik di Negara-negara SCO

Untuk target produksi, kata Erick, PT Indofarma Tbk akan memproduksi Oseltamivir sebanyak 18,4 juta butir per bulan, Favipiravir 52 juta tablet per bulan. Di lain sisi, ketersediaan obat pun akan diproduksi industri farmasi swasta.

"Harus kita genjot terus, karena kembali tadi, 90% bahan bakunya impor. Ini yang harus kita ubah. Tapi kita kembali, dalam jangka pendek ini, kita tingkatkan produksi dobel, di kami, di BUMN itu, Oseltamivir, Indofarma sekarang kita tingkatkan jadi 18,4 juta butir per bulan. Lalu Favipiravir 52 juta tablet per bulan, kita tingkatkan, dan saya berharap dari teman-teman swasta juga membantu, kita fokus generik," tutur dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)