Harga Minyak Mentah Melonjak, Subsidi BBM Disarankan untuk Kesehatan

Kamis, 28 Mei 2020 - 18:14 WIB
loading...
Harga Minyak Mentah Melonjak, Subsidi BBM Disarankan untuk Kesehatan
Subsidi BBM disarankan untuk kesehatan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mulai rebound alias kembali menguat. Sepanjang minggu kemarin, harga minyak jenis Brent naik 8,09% menjadi USD36,06 per barel. Pada April lalu, minyak Brent hanya USD16 per barel karena rendahnya permintaan.

Minyak jenis light sweet terangkat nyaris 13%, di kisaran USD37 per barel. Pada bulan sebelumnya, harga tertinggi light sweet hanya USD21 per barel.

Pemangkasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan pemulihan permintaan minyak seiring pelonggaran lockdown turut mengerek harga minyak.

Direktur Eksekutif Energi Watch Mamit Setiawan menilai, langkah pemerintah yang tidak menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah kenaikan harga minyak dunia dinilai tepat.

"Saat ini harga minyak terus fluktuatif. Belum lagi mata uang rupiah kita yang masih terdepresiasi," jelas Mamit dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (28/5/2020). Harga Minyak Dunia Jatuh Dibayangi Ketegangan Hubungan AS-China

Terlebih, saat ini sejumlah daerah telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pademi virus corona atau Covid-19. Sehingga terjadi penurunan konsumsi terhadap BBM dan penaikan harga BBM di dunia tidak terlalu berpengaruh terhadap masyarakat.

Dengan kondisi saat ini, lanjut Mamit, subsidi energi terutama BBM akan lebih bagus dialihkan untuk sektor kesehatan masyarakat yang terdampak Covid. Selain itu, bisa digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak karena Covid-19 ini dengan memberikan bantuan sosial atau BLT.

"Subsidi BBM juga bisa untuk membantu masyarakat terutama pengguna listrik 1.300 VA, yang saya kira juga banyak terdampak karena faktor pekerja yang kena PHK," katanya.

Namun demikian, harga minyak dunia yang terus naik perlu mendapat perhatian. Karena tren harga minyak mentah cenderung naik itu akibat banyak negara melonggarkan kebijakan lockdown mereka.

"Hal itu membuat permintaan BBM bertambah, disisi lain OPEC masih berkomitmen untuk memotong produksi mereka sampai Juni 2020 sebanyak 9,7 juta BOPD. Dilanjutkan bulan berikutnya 7,7 juta BOPD sampai akhir tahun," kata Mamit.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)