Transformasi Digital untuk Financial Services Menuju Era Society 5.0
loading...
A
A
A
"Sampai saat ini ada lima platform provider SCF dengan total 149 issuer dan pencapaian rising fund lebih dari Rp 266 miliar. SCF juga telah menyerap lebih dari 31 ribu investor," katanya.
Selain itu, kata Titi, terdapat produk fintech lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha muda dalam memenuhi kebutuhan dana dan sebagainya, yaitu melalui Peer to Peer Lending. Program Fintech pinjaman yang lebih dikenal dengan sebutan P2P ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha muda dengan skala usaha yang cukup kecil.
Pendapat Titi didukung oleh Tiar Nabila Karbala. Menurutnya, dengan adanya P2P Lending, pengusaha muda dan lainnya yang berada dalam ranah UMKM khususnya tidak perlu khawatir ketika ingin memperoleh sumber pendanaan yang lebih cepat dan efisien.
"P2P menghadirkan layanan pemberian simpanan yang fleksibel dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi peminjam maupun yang menerima pinjaman,” ujar Tiar.
Akan tetapi, Tiar mengingatkan para pengusaha muda dan UMKM untuk lebih teliti ketika hendak ingin menggunakan jasa P2P Lending mengingat masih banyaknya predator lending yang berkeliaran dan mengancam pengusaha dengan bunga pinjaman yang mencekik.
Tiar menyarankan calon peminjam dapat melakukan analisis informasi jasa P2P tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dari situs web atau medial sosial OJK mengenai P2P mana yang sudah berizin dan berada di bawah pengawasan OJK.
Selain P2P Lending, terdapat produk keuangan digital lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat saat ini, salah satunya yaitu asuransi digital.
Chief Digital Officer Sequis Life Marlin Sugama menyampaikan bahwa di tengah pandemi tentunya pertemuan antara agen asuransi dan calon konsumen tidak bisa dilakukan. Oleh sebab itu, Sequis life berinovasi dengan menghadirkan aplikasi yang dapat memberikan kemudahan baik bagi agen maupun konsumen dalam memproses asuransi.
“Saya menilai bahwa pemanfaatan program-program teknologi digital tidak hanya berdampak positif pada fokus pemasaran saja, tetapi juga akan mendorong tingkat literasi asuransi di Indonesia yang menurut saya masih rendah dibandingkan dari jasa keuangan lainnya,” ujar Marlin. CM
Selain itu, kata Titi, terdapat produk fintech lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha muda dalam memenuhi kebutuhan dana dan sebagainya, yaitu melalui Peer to Peer Lending. Program Fintech pinjaman yang lebih dikenal dengan sebutan P2P ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha muda dengan skala usaha yang cukup kecil.
Pendapat Titi didukung oleh Tiar Nabila Karbala. Menurutnya, dengan adanya P2P Lending, pengusaha muda dan lainnya yang berada dalam ranah UMKM khususnya tidak perlu khawatir ketika ingin memperoleh sumber pendanaan yang lebih cepat dan efisien.
"P2P menghadirkan layanan pemberian simpanan yang fleksibel dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi peminjam maupun yang menerima pinjaman,” ujar Tiar.
Akan tetapi, Tiar mengingatkan para pengusaha muda dan UMKM untuk lebih teliti ketika hendak ingin menggunakan jasa P2P Lending mengingat masih banyaknya predator lending yang berkeliaran dan mengancam pengusaha dengan bunga pinjaman yang mencekik.
Tiar menyarankan calon peminjam dapat melakukan analisis informasi jasa P2P tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dari situs web atau medial sosial OJK mengenai P2P mana yang sudah berizin dan berada di bawah pengawasan OJK.
Selain P2P Lending, terdapat produk keuangan digital lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat saat ini, salah satunya yaitu asuransi digital.
Chief Digital Officer Sequis Life Marlin Sugama menyampaikan bahwa di tengah pandemi tentunya pertemuan antara agen asuransi dan calon konsumen tidak bisa dilakukan. Oleh sebab itu, Sequis life berinovasi dengan menghadirkan aplikasi yang dapat memberikan kemudahan baik bagi agen maupun konsumen dalam memproses asuransi.
“Saya menilai bahwa pemanfaatan program-program teknologi digital tidak hanya berdampak positif pada fokus pemasaran saja, tetapi juga akan mendorong tingkat literasi asuransi di Indonesia yang menurut saya masih rendah dibandingkan dari jasa keuangan lainnya,” ujar Marlin. CM
(ars)