Pembayaran Digital Dinilai Mampu Beri Nilai Tambah bagi Petani Kakao
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketersediaan layanan pembayaran digital kepada para petani kakao dinilai mampu memberikan nilai tambah dari perekonomian digital yang saat ini berkembang. Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, untuk mendukung hal tersebut pemerintah telah memiliki strategi nasional digital selama masa pandemi Covid-19 dalam rangka meningkatkan inklusifitas sistem keuangan dan menciptakan ekuitas perekonomian.
“Jika petani didukung dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan sistem pembayaran digital, maka mereka akan bisa memperoleh manfaat dari perekonomian digital yang sedang berkembang ini,” ujarnya, dalam diskusi terbatas yang digelar Cocoa Sustainnability Partnership (CSP), Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) bersama Better Than Cash Alliance di Jakarta, dikutip, Senin (9/8/201).
Diskusi daring ini diikuti oleh sekitar 80 organisasi pemangku kepentingan, termasuk perwakilan beberapa perusahaan pembelian biji kakao dan industri produsen makanan dan minuman cokelat terkemuka. Pun mitra pelaksana lainnya, seperti Barry Callebaut, Cargill, Mars, Koltiva, dan Mercy Corps; institusi penyedia layanan keuangan seperti Bank Rakyat Indonesia, BRIAgroniaga, dan GrabKiosk. Demikian halnya juga perwakilan Pemerintah Indonesia.
Baca juga:4 Unit Damkar Diterjunkan Padamkan Ilalang Terbakar di Tanjung Priok
Diskusi terbatas ini mengungkap, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidup di daerah perdesaan belum memperoleh layanan keuangan yang memadai. Kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalamnya adalah sekitar 2,19 juta rumah tangga petani kakao, dan juga sekitar 21.000 pekerja di sektor pertanian yang menghadapi tantangan yang berhubungan dengan konektivitas digital, akses terhadap infrastruktur layanan keuangan, dan kurangnya kepercayaan dalam penggunaan platform digital. Diskusi ini juga memastikan bahwa sistem pembayaran digital memang memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia adalah hal krusial dalam upaya pencapaian target 90% inklusi keuangan di Indonesia secara nasional di tahun 2024.
Direktur Asia Tenggara Better Than Cash Alliance Isvary Sivalingam mengatakan, perekonomian di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Dia berharap, sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab bisa membantu para petani kakao yang berperan serta dalam sektor ini dalam memperoleh manfaat dari pertumbuhan itu sendiri.
“Dengan mendukung peningkatan produktivitas dan upaya memperbaiki taraf hidup petani, sistem pembayaran digital ini akan memberikan dukungan terhadap komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDG) dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif,” pungkasnya.
Baca juga:Inter Milan Tertarik Datangkan Edin Dzeko dari AS Roma
Diskusi terbatas tersebut menghasilkan poin penting kesimpulan yang menjadi komitmen bersama terhadap sistem pembayaran digital bertanggung jawab kepada petani. Di antaranya, percepatan akses keuangan daerah melalui digitalisasi yang diharapkan mampu menginisiasi sumber daya yang berfokus pada tantangan teknis khusus di wilayah pengembangan tanaman kakao. Selain itu, dengan layanan pembayaran digital akan mampu menciptakan nilai tambah bagi sektor kakao dan petani kakao rakyat yang membutuhkan pengembangan paket produk keuangan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership, Wahyu Wibowo mengatakan, kerja sama dan komunikasi adalah hal penting untuk mencapai keberhasilan perjalanan digitalisasi di Indonesia. “Semakin banyak upaya kolaborasi yang dikembangkan antar-pemangku kepentingan yang didasari oleh proses perubahan ke sistem pembayaran digital, maka semakin inklusif pula inisiatif-inisiatif yang ada. Dan penerapannya pun akan lebih cepat dalam mendukung penciptaan lingkungan yang lebih baik berdasarkan peta jalan CSP 2020,” ungkapnya.
Sebagai rencana tindak lanjut dari beragam kesimpulan dan komitmen dalam kegiatan diskusi terbatas ini, Better than Cash Alliance akan melaksanakan penelitian dan kajian yang berfokus pada identifikasi upaya-upaya penting dalam penanganan tantangan di sisi permintaan dan pasokan. Hal ini ditujukan untuk mendukung proses pengalihan ke sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab di sektor kakao di daerah terpencil Sulawesi yang lebih dari 70% produksi kakao Indonesia.
“Jika petani didukung dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan sistem pembayaran digital, maka mereka akan bisa memperoleh manfaat dari perekonomian digital yang sedang berkembang ini,” ujarnya, dalam diskusi terbatas yang digelar Cocoa Sustainnability Partnership (CSP), Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) bersama Better Than Cash Alliance di Jakarta, dikutip, Senin (9/8/201).
Diskusi daring ini diikuti oleh sekitar 80 organisasi pemangku kepentingan, termasuk perwakilan beberapa perusahaan pembelian biji kakao dan industri produsen makanan dan minuman cokelat terkemuka. Pun mitra pelaksana lainnya, seperti Barry Callebaut, Cargill, Mars, Koltiva, dan Mercy Corps; institusi penyedia layanan keuangan seperti Bank Rakyat Indonesia, BRIAgroniaga, dan GrabKiosk. Demikian halnya juga perwakilan Pemerintah Indonesia.
Baca juga:4 Unit Damkar Diterjunkan Padamkan Ilalang Terbakar di Tanjung Priok
Diskusi terbatas ini mengungkap, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidup di daerah perdesaan belum memperoleh layanan keuangan yang memadai. Kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalamnya adalah sekitar 2,19 juta rumah tangga petani kakao, dan juga sekitar 21.000 pekerja di sektor pertanian yang menghadapi tantangan yang berhubungan dengan konektivitas digital, akses terhadap infrastruktur layanan keuangan, dan kurangnya kepercayaan dalam penggunaan platform digital. Diskusi ini juga memastikan bahwa sistem pembayaran digital memang memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia adalah hal krusial dalam upaya pencapaian target 90% inklusi keuangan di Indonesia secara nasional di tahun 2024.
Direktur Asia Tenggara Better Than Cash Alliance Isvary Sivalingam mengatakan, perekonomian di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Dia berharap, sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab bisa membantu para petani kakao yang berperan serta dalam sektor ini dalam memperoleh manfaat dari pertumbuhan itu sendiri.
“Dengan mendukung peningkatan produktivitas dan upaya memperbaiki taraf hidup petani, sistem pembayaran digital ini akan memberikan dukungan terhadap komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDG) dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif,” pungkasnya.
Baca juga:Inter Milan Tertarik Datangkan Edin Dzeko dari AS Roma
Diskusi terbatas tersebut menghasilkan poin penting kesimpulan yang menjadi komitmen bersama terhadap sistem pembayaran digital bertanggung jawab kepada petani. Di antaranya, percepatan akses keuangan daerah melalui digitalisasi yang diharapkan mampu menginisiasi sumber daya yang berfokus pada tantangan teknis khusus di wilayah pengembangan tanaman kakao. Selain itu, dengan layanan pembayaran digital akan mampu menciptakan nilai tambah bagi sektor kakao dan petani kakao rakyat yang membutuhkan pengembangan paket produk keuangan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership, Wahyu Wibowo mengatakan, kerja sama dan komunikasi adalah hal penting untuk mencapai keberhasilan perjalanan digitalisasi di Indonesia. “Semakin banyak upaya kolaborasi yang dikembangkan antar-pemangku kepentingan yang didasari oleh proses perubahan ke sistem pembayaran digital, maka semakin inklusif pula inisiatif-inisiatif yang ada. Dan penerapannya pun akan lebih cepat dalam mendukung penciptaan lingkungan yang lebih baik berdasarkan peta jalan CSP 2020,” ungkapnya.
Sebagai rencana tindak lanjut dari beragam kesimpulan dan komitmen dalam kegiatan diskusi terbatas ini, Better than Cash Alliance akan melaksanakan penelitian dan kajian yang berfokus pada identifikasi upaya-upaya penting dalam penanganan tantangan di sisi permintaan dan pasokan. Hal ini ditujukan untuk mendukung proses pengalihan ke sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab di sektor kakao di daerah terpencil Sulawesi yang lebih dari 70% produksi kakao Indonesia.
(uka)