Kementan Elaborasi Potensi dan Tantangan Petani Milenial

Kamis, 12 Agustus 2021 - 18:51 WIB
loading...
Kementan Elaborasi Potensi dan Tantangan Petani Milenial
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi sebagai keynote speaker pada Webinar Nasional Faperta Unhas (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Masa depan pertanian Indonesia di tangan generasi milenial, sehingga regenerasi petani adalah keniscayaan yang tidak bisa lagi ditunda. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong lahirnya lebih banyak petani milenial.

Potensi dan tantangan petani milenial Indonesia mengemuka pada Webinar Nasional bertajuk Pertanian dan Petani Milenial Menuju Era Society 5.0. dalam rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar (Faperta Unhas) pada Kamis (12/8/2021).

(Baca juga:Kementan Kawal Petani dan Penyuluh Kuasai Teknologi Pertanian)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyerukan bahwa regenerasi petani adalah keniscayaan. Pasalnya saat ini pertanian Indonesia lebih banyak diisi petani berusia 45 hingga 54 tahun, bahkan ada yang berusia di atas 60 tahun.

“Masa depan pertanian Indonesia di tangan anak-anak muda, generasi milenial. Mereka yang nantinya akan memberi perubahan serta mengangkat pertanian ke arah lebih baik. Kementan terus mengupayakan lahirnya lebih banyak petani milenial,” kata Mentan Syahrul.

(Baca juga:Kementan Dorong Pengembangan Karier Penyuluh THL-TBPP)

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker webinar mewakili Mentan Syahrul mengelaborasi sejumlah data dan fakta mengapa regenerasi petani harus segera dilakukan.

“Secara usia, saat ini pertanian Indonesia banyak diisi petani dengan rentang usia 45 hingga 54 tahun. Mereka segera memasuki masa kolotnial. Tidak sedikit berusia 55 hingga 64 tahun bahkan lebih 65 tahun. Sebagian besar hanya mengenyam pendidikan di tingkat SD,” kata Dedi Nursyamsi.

(Baca juga:Kementan Siap Gelar Pelatihan Bagi Petani dan Penyuluh untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian)

Menurutnya, apabila regenerasi petani tidak dipersiapkan sejak dini, Indonesia akan kekurangan petani. Kementan berupaya menggenjot lahirnya petani milenial melalui sejumlah program melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi seperti PWMP, YESS, KostraTani, Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)