Sisi Gelap Kamp Pertambangan Australia, dari Pesta Miras hingga Pelecehan Seksual
loading...
A
A
A
Kondisi di kamp-kamp pertambangan, khususnya di Australia Barat, oleh kritikus dipandang buruk dalam menyikapi isu ini, dan mendorong agar adanya perubahan kebiasaan.
Manajemen raksasa tambang Australia termasuk BHP Group, Rio Tinto dan Fortescue diharapkan dapat membuat laporan ke bagian penyelidikan pemerintah negara bagian, yang akan membuat rekomendasi ke parlemen Australia Barat pada April 2022.
Kegiatan di luar tugas yang berada di fasilitas hiburan seringkali berbentuk pesta alkohol. Kritikus menganggap ada kebudayaan kamp yang buruk yang perlu ditangani segera oleh manajemen industri tambang.
"Ada masalah geografis dan sebagainya yang membuat kamp-kamp FIFO menjadi area berisiko tinggi," kata Owen Whittle, juru bicara UnionsWA, sebuah serikat pekerja di wilayah Australia Barat.
Whittle yang mewakili 30 kelompok pekerja ini akan mengajukan laporan ke lembaga penyelidikan. Dirinya mengajukan rekomendasi agar industri tambang dan kontraktor perlu berinvestasi terhadap fasilitas di lokasi dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja, terutama di kamp-kamp yang lebih kecil.
Whittle mengatakan bahwa pelecehan seksual perlu dilihat sebagai masalah sistemik daripada serangkaian insiden sederhana yang tidak terkait dengan penanganan polisi.
"Seringkali kamp (yang lebih kecil) ini tidak dikelola dengan baik, fasilitasnya sangat buruk. Anda mungkin akan mendapatkan sekadar mess yang 'becek' dan fasilitas gym yang kumuh di lokasi," ungkapnya, mengacu pada fasilitas mess yang menyajikan alkohol sebagai pusat hiburan. "Kita perlu bersama-sama baik itu operator kamp, penambang dan semua unit sumber daya untuk mencegah bahaya di tempat kerja ini." tegas Whittle.
Respons Korporasi
Tiga korporasi tambang terbesar Australia baik BHP, Rio Tinto, dan Fortescue belum memberikan komentar terbaru mereka. Namun, sebelumnya telah angkat bicara terkait langkah-langkah perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk upaya meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pekerjaan tersebut.
Manajemen raksasa tambang Australia termasuk BHP Group, Rio Tinto dan Fortescue diharapkan dapat membuat laporan ke bagian penyelidikan pemerintah negara bagian, yang akan membuat rekomendasi ke parlemen Australia Barat pada April 2022.
Kegiatan di luar tugas yang berada di fasilitas hiburan seringkali berbentuk pesta alkohol. Kritikus menganggap ada kebudayaan kamp yang buruk yang perlu ditangani segera oleh manajemen industri tambang.
"Ada masalah geografis dan sebagainya yang membuat kamp-kamp FIFO menjadi area berisiko tinggi," kata Owen Whittle, juru bicara UnionsWA, sebuah serikat pekerja di wilayah Australia Barat.
Whittle yang mewakili 30 kelompok pekerja ini akan mengajukan laporan ke lembaga penyelidikan. Dirinya mengajukan rekomendasi agar industri tambang dan kontraktor perlu berinvestasi terhadap fasilitas di lokasi dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja, terutama di kamp-kamp yang lebih kecil.
Whittle mengatakan bahwa pelecehan seksual perlu dilihat sebagai masalah sistemik daripada serangkaian insiden sederhana yang tidak terkait dengan penanganan polisi.
"Seringkali kamp (yang lebih kecil) ini tidak dikelola dengan baik, fasilitasnya sangat buruk. Anda mungkin akan mendapatkan sekadar mess yang 'becek' dan fasilitas gym yang kumuh di lokasi," ungkapnya, mengacu pada fasilitas mess yang menyajikan alkohol sebagai pusat hiburan. "Kita perlu bersama-sama baik itu operator kamp, penambang dan semua unit sumber daya untuk mencegah bahaya di tempat kerja ini." tegas Whittle.
Respons Korporasi
Tiga korporasi tambang terbesar Australia baik BHP, Rio Tinto, dan Fortescue belum memberikan komentar terbaru mereka. Namun, sebelumnya telah angkat bicara terkait langkah-langkah perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk upaya meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pekerjaan tersebut.