Kisah Para Birokrat Sukses Membangun Karir, Tanpa Melupakan Keluarga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sukses meraih jabatan tinggi dalam karir, tidak berarti mengorbankan keluarga , karena keluarga tetap menjadi prioritas utama, yang mendukung kesuksesan tersebut. Demikian menjadi inti pembahasan pada diskusi bertajuk " Birokrat Zaman Now": Life Balancing: Karir dan Keluarga, yang diselenggarakan oleh Alumni angkatan ke-33 Institut Pertanian Bogor (IPB), Minggu (15/8), secara daring.
Salah satu narasumber pada diskusi tersebut, Kusdiantoro, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sekaligus juga merupakan Plt. Kepala BRSDM, mengatakan, bahwa untuk meraih kesuksesan dalam berkarir diperlukan kerja yang tidak biasa. Hasilnya, di usianya yang masih 43 Tahun Kusdiantoro sudah menjadi Pejabat Eselon II.
“Upaya-upaya untuk sukses dalam berkarir memang butuh effort yang luar biasa. Seringkali harus bekerja overtime. Prinsipnya saya selalu bekerja melebihi gaji atau bayaran yang kita terima. Dulu waktu posisi saya masih di Humas, pekerjaan menuntut seperti itu. Orang lain jam 4 (sore) sudah pulang, kami masih lanjut. Paling cepat pulang jam 8 (malam) sampai rumah jam 10 (malam),” ujar alumni jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan IPB yang berdomisili di Bogor.
Kusdiantoro juga mengatakan, seringnya bertemu dengan pimpinan yang beragam membuat dirinya semakin terampil dan terasah. Tantangan yang dihadapi membuatnya mampu menciptakan solusi-solusi untuk menghadapi tantangan tersebut. Disamping itu, inovasi dalam bekerja dan pelayanan yang prima juga menjadi kunci keberhasilannya.
Namun demikian, karir yang diraih Kusdiantoro bukan berarti mengorbankan kepentingan keluarga. Keluarga harus tetap nomor satu. Ia mengatakan, pada saat akhir pekan, pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan kehadiran langsung, dapat didelegasikan, sehingga tetap bisa memiliki waktu untuk keluarga. Ia punya cara yang unik untuk mengajari anak-anaknya di waktu kerja.
Setiap hari anak-anak akan menuliskan pertanyaan yang terkait pelajaran pada kertas catatan yang ditempel di pintu kamar. Kusdiantoro akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saat bertemu dengan anak-anaknya, namun apabila tidak sempat, ia akan menuliskan jawabannya dalam kertas catatan tersebut. Jika ia sedang berada di lapangan, maka komunikasi dilakukan melalui telepon selular.
Pada tahun 2019, istri Kusdiantoro yang juga merupakan alumni angkatan 33 IPB dan bekerja di KKP memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil. Sebuah keputusan bersama yang diambil dengan pertimbangan matang, semata-mata demi kepentingan keluarga, sehingga pekerjaan mengurus rumah tangga dan anak-anak menjadi lebih fokus.
Sementara itu narasumber lainnya, Direktur Perlindungan Holtikultura, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi menyatakan, bahwa dirinya tidak pernah melewatkan momen-momen penting keluarga. Misalnya, saat mengantar anak bersekolah di hari pertama, pembagian buku rapor anak, dan pertemuan orang tua siswa, selalu ia sempatkan, meskipun harus hadir dengan pakaian dinas.
“Apalagi kalau anak sakit, nggak bisa ditinggalkan meskipun saya dipanggil Menteri,” ujar alumni IPB, Jurusan Agribisnis Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian tersebut.
Dalam mengurus rumah tangga, Inti harus berbagi peran dengan suami dan asisten rumah tangga. Ia bersyukur memiliki keluarga yang penuh pengertian danmendukungnya. Kesukesan yang diraihnya tidak lepas dari dukungan mereka.
Bahkan demi memastikan waktu yang tersedia untuk keluarga tidak berkurang di akhir pekan, kadang-kadang Inti mengajak keluarganya ikut dalam kegiatan kantor di hari libur, misalnya ketika Inti harus mengurus Toko Tani Indonesia—tempat belanja bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau yang dikembangkan Kementerian Pertanian–keluarganya juga akan diajak ikut serta.
Tidak hanya sekedar membantunya, Inti berharap hal tersebut bisa memberikan pengalaman berharga bagi anak-anaknya. Suami juga berperan penting dalam mendukung karirnya. Seringkali suami bekerja di rumah sambil mengurus keperluan sekolah daring bagi anak-anaknya selama masa pandemi ini. Tentunya dibutuhkan kesepakatan, kerja sama, dan komitmen yang kuat menghadapi situasi tersebut.
Sama seperti Kusdiantoro, Inti juga merupakan Pejabat Eselon II di Kementerian dan berhasil meraih gelar Doktor di usianya yang masih muda. Menurutnya untuk meraih kesuksesan karir memang tidak bisa bekerja biasa-biasa saja, tetapi harusselalu berbuat lebih dibandingkan kebanyakan orang.
Berbeda dengan Kusdiantoro dan Inti yang telah lama menjadi birokrat di kementeriannya masing-masing, narasumber lainnya, Frans Tambunan, Direktur Komersial PT. Rajawali Nusantara Indonesia, yang juga alumni angkatan 33 IPB, memiliki pengalaman kerja yang cukup banyak.
Frans sempat berpindah-pindah pekerjaan dari perusahaan swasta hingga akhirnya kini menjadi pejabat di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Alumni Jurusan Teknologi Hasil Ternak IPB ini, baik bekerja di swasta maupun birokrat, keduanya harus memiliki totalitas yang tinggi, namun keluarga tetap harus menjadi prioritas.
“Dukungan anak dan pasangan itu nomor satu. Itu yang membuat kita kuat. Tanpa dukungan bisa bubar semua. Istri bahkan bersedia resign dari pekerjaannya karena prioritas mengurus anak,” Ujar Frans.
Ia memberikan tips pentingnya quality time bersama keluarga. Tidak perlu jauh dan mahal. Misalnya saat akhir pekan disepakati sebagai hari tidur bersama, anak boleh tidur bersama di kamar orang tua. Bisa juga dengan bersepeda atau lari pagi bersama.
Frans juga menyarankan jangan pernah membawa masalah keluarga kekantor, atau sebaliknya, masalah kantor dibawa ke rumah. Untuk menghilangkan stress, lakukan hobi yang disukai. “Saya punya hobi gardening, ikan koi, dan fotografi. Jangan sampai karir tinggi tapi umur 45 sudah stroke, pasang ring,” tandasnya.
Diskusi ditutup oleh moderator Harits Kurnia Mustofa, alumni Teknologi Hasil Hutan IPB, dengan kesimpulan bahwa cinta pekerjaan itu penting, tapi menyeimbangkan dengan pola hidup jauh lebih penting. Setiap orang perlu memperhatikan prinsipprinsip dasar seperti efektivitas, manajemen waktu, kesehatan tubuh, serta waktu berkualitas dengan keluarga, teman, dan orang terkasih, sehingga kelak ia tidak akan menyesali hidupnya.
Diskusi Seri 5 ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak 33 yang akan diselenggarakan pada 13 November 2021. Selain kegiatan Dialog Seri 33, terdapat kegiatan komunitas seperti Komunitas Fotografi, Parenting, Olahraga, Berkebun, Kuliner, dan Travelling, yang semuanya dapat disaksikan melalui kanal Youtube.
Salah satu narasumber pada diskusi tersebut, Kusdiantoro, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sekaligus juga merupakan Plt. Kepala BRSDM, mengatakan, bahwa untuk meraih kesuksesan dalam berkarir diperlukan kerja yang tidak biasa. Hasilnya, di usianya yang masih 43 Tahun Kusdiantoro sudah menjadi Pejabat Eselon II.
“Upaya-upaya untuk sukses dalam berkarir memang butuh effort yang luar biasa. Seringkali harus bekerja overtime. Prinsipnya saya selalu bekerja melebihi gaji atau bayaran yang kita terima. Dulu waktu posisi saya masih di Humas, pekerjaan menuntut seperti itu. Orang lain jam 4 (sore) sudah pulang, kami masih lanjut. Paling cepat pulang jam 8 (malam) sampai rumah jam 10 (malam),” ujar alumni jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan IPB yang berdomisili di Bogor.
Kusdiantoro juga mengatakan, seringnya bertemu dengan pimpinan yang beragam membuat dirinya semakin terampil dan terasah. Tantangan yang dihadapi membuatnya mampu menciptakan solusi-solusi untuk menghadapi tantangan tersebut. Disamping itu, inovasi dalam bekerja dan pelayanan yang prima juga menjadi kunci keberhasilannya.
Namun demikian, karir yang diraih Kusdiantoro bukan berarti mengorbankan kepentingan keluarga. Keluarga harus tetap nomor satu. Ia mengatakan, pada saat akhir pekan, pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan kehadiran langsung, dapat didelegasikan, sehingga tetap bisa memiliki waktu untuk keluarga. Ia punya cara yang unik untuk mengajari anak-anaknya di waktu kerja.
Setiap hari anak-anak akan menuliskan pertanyaan yang terkait pelajaran pada kertas catatan yang ditempel di pintu kamar. Kusdiantoro akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saat bertemu dengan anak-anaknya, namun apabila tidak sempat, ia akan menuliskan jawabannya dalam kertas catatan tersebut. Jika ia sedang berada di lapangan, maka komunikasi dilakukan melalui telepon selular.
Pada tahun 2019, istri Kusdiantoro yang juga merupakan alumni angkatan 33 IPB dan bekerja di KKP memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil. Sebuah keputusan bersama yang diambil dengan pertimbangan matang, semata-mata demi kepentingan keluarga, sehingga pekerjaan mengurus rumah tangga dan anak-anak menjadi lebih fokus.
Sementara itu narasumber lainnya, Direktur Perlindungan Holtikultura, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi menyatakan, bahwa dirinya tidak pernah melewatkan momen-momen penting keluarga. Misalnya, saat mengantar anak bersekolah di hari pertama, pembagian buku rapor anak, dan pertemuan orang tua siswa, selalu ia sempatkan, meskipun harus hadir dengan pakaian dinas.
“Apalagi kalau anak sakit, nggak bisa ditinggalkan meskipun saya dipanggil Menteri,” ujar alumni IPB, Jurusan Agribisnis Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian tersebut.
Dalam mengurus rumah tangga, Inti harus berbagi peran dengan suami dan asisten rumah tangga. Ia bersyukur memiliki keluarga yang penuh pengertian danmendukungnya. Kesukesan yang diraihnya tidak lepas dari dukungan mereka.
Bahkan demi memastikan waktu yang tersedia untuk keluarga tidak berkurang di akhir pekan, kadang-kadang Inti mengajak keluarganya ikut dalam kegiatan kantor di hari libur, misalnya ketika Inti harus mengurus Toko Tani Indonesia—tempat belanja bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau yang dikembangkan Kementerian Pertanian–keluarganya juga akan diajak ikut serta.
Tidak hanya sekedar membantunya, Inti berharap hal tersebut bisa memberikan pengalaman berharga bagi anak-anaknya. Suami juga berperan penting dalam mendukung karirnya. Seringkali suami bekerja di rumah sambil mengurus keperluan sekolah daring bagi anak-anaknya selama masa pandemi ini. Tentunya dibutuhkan kesepakatan, kerja sama, dan komitmen yang kuat menghadapi situasi tersebut.
Sama seperti Kusdiantoro, Inti juga merupakan Pejabat Eselon II di Kementerian dan berhasil meraih gelar Doktor di usianya yang masih muda. Menurutnya untuk meraih kesuksesan karir memang tidak bisa bekerja biasa-biasa saja, tetapi harusselalu berbuat lebih dibandingkan kebanyakan orang.
Berbeda dengan Kusdiantoro dan Inti yang telah lama menjadi birokrat di kementeriannya masing-masing, narasumber lainnya, Frans Tambunan, Direktur Komersial PT. Rajawali Nusantara Indonesia, yang juga alumni angkatan 33 IPB, memiliki pengalaman kerja yang cukup banyak.
Frans sempat berpindah-pindah pekerjaan dari perusahaan swasta hingga akhirnya kini menjadi pejabat di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Alumni Jurusan Teknologi Hasil Ternak IPB ini, baik bekerja di swasta maupun birokrat, keduanya harus memiliki totalitas yang tinggi, namun keluarga tetap harus menjadi prioritas.
“Dukungan anak dan pasangan itu nomor satu. Itu yang membuat kita kuat. Tanpa dukungan bisa bubar semua. Istri bahkan bersedia resign dari pekerjaannya karena prioritas mengurus anak,” Ujar Frans.
Ia memberikan tips pentingnya quality time bersama keluarga. Tidak perlu jauh dan mahal. Misalnya saat akhir pekan disepakati sebagai hari tidur bersama, anak boleh tidur bersama di kamar orang tua. Bisa juga dengan bersepeda atau lari pagi bersama.
Frans juga menyarankan jangan pernah membawa masalah keluarga kekantor, atau sebaliknya, masalah kantor dibawa ke rumah. Untuk menghilangkan stress, lakukan hobi yang disukai. “Saya punya hobi gardening, ikan koi, dan fotografi. Jangan sampai karir tinggi tapi umur 45 sudah stroke, pasang ring,” tandasnya.
Diskusi ditutup oleh moderator Harits Kurnia Mustofa, alumni Teknologi Hasil Hutan IPB, dengan kesimpulan bahwa cinta pekerjaan itu penting, tapi menyeimbangkan dengan pola hidup jauh lebih penting. Setiap orang perlu memperhatikan prinsipprinsip dasar seperti efektivitas, manajemen waktu, kesehatan tubuh, serta waktu berkualitas dengan keluarga, teman, dan orang terkasih, sehingga kelak ia tidak akan menyesali hidupnya.
Diskusi Seri 5 ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak 33 yang akan diselenggarakan pada 13 November 2021. Selain kegiatan Dialog Seri 33, terdapat kegiatan komunitas seperti Komunitas Fotografi, Parenting, Olahraga, Berkebun, Kuliner, dan Travelling, yang semuanya dapat disaksikan melalui kanal Youtube.
(akr)