Ekonomi Digital RI Dilirik Banyak Negara, Wakil Dubes AS Buka-bukaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Michael F. Kleine menyebut, Indonesia memiliki peluang ekonomi digital yang besar dan diminati banyak negara-negara di seluruh penjuru dunia. Menurutnya kesempatan tersebut bisa dicapai melalui kemitraan global, salah satunya dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang dikenal memiliki kemampuan dalam memasok piranti lunak / software dan teknologi keamanan siber .
"Peluang ekonomi digital di Indonesia luar biasa, menurut beberapa laporan, ekonomi digital Indonesia bisa mencapai USD124 miliar tahun 2025, hampir terbesar di Asia. Banyak yang berminat atas hal itu," tutur Michael dalam sambutannya di acara Indonesia's Digital Transformation & Cybersecurity, Selasa (24/8/2021).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya telah menaksir potensi ekonomi digital di Indonesia pada 2025 mencapai USD124 miliar atau setara Rp1.785 triliun.
"Kita punya kunci untuk membuka potensi itu melalui kemitraan global. Perusahaan-perusahaan Amerika seperti AutoDesk yang memiliki keunggulan sumber daya, pengalaman dan pekerjaan di seluruh dunia dapat mengoptimalkan hasil dengan baik," tutur Michael.
Meneruskan pernyataan Presiden Joe Biden, Michael menegaskan bahwa pembangunan kembali di tengah krisis adalah hal yang utama untuk membantu kebutuhan kelompok yang terdampak.
"Presiden Biden pernah mengatakan bahwa pembangunan kembali di tengah krisis itu lebih baik. Saat krisis Covid-19 ini, kita bisa membangun ekonomi yang lebih tangguh, berkelanjutan dan bisa menaggapi kebutuhan dari masyarakat," paparnya.
Michael percaya bahwa digitalisasi merupakan kunci perubahan masa depan. "Kita benar-benar yakin bahwa penggunaan digital dan piranti lunak, sejalan dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini, maka itu akan menjadi kunci perubahan tersebut," tukasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia terus mendorong program literasi digital nasional untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan mengejar peluang ekonomi digital di masa depan.
Kominfo mendorong pemberian beasiswa melalui digital talent scholarship untuk menemukan bakat-bakat baru dan segar di bidang teknologi dari masyarakat Indonesia. Pemerintah menargetkan 50 juta orang 'melek digital' pada 2024.
"Peluang ekonomi digital di Indonesia luar biasa, menurut beberapa laporan, ekonomi digital Indonesia bisa mencapai USD124 miliar tahun 2025, hampir terbesar di Asia. Banyak yang berminat atas hal itu," tutur Michael dalam sambutannya di acara Indonesia's Digital Transformation & Cybersecurity, Selasa (24/8/2021).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya telah menaksir potensi ekonomi digital di Indonesia pada 2025 mencapai USD124 miliar atau setara Rp1.785 triliun.
"Kita punya kunci untuk membuka potensi itu melalui kemitraan global. Perusahaan-perusahaan Amerika seperti AutoDesk yang memiliki keunggulan sumber daya, pengalaman dan pekerjaan di seluruh dunia dapat mengoptimalkan hasil dengan baik," tutur Michael.
Meneruskan pernyataan Presiden Joe Biden, Michael menegaskan bahwa pembangunan kembali di tengah krisis adalah hal yang utama untuk membantu kebutuhan kelompok yang terdampak.
"Presiden Biden pernah mengatakan bahwa pembangunan kembali di tengah krisis itu lebih baik. Saat krisis Covid-19 ini, kita bisa membangun ekonomi yang lebih tangguh, berkelanjutan dan bisa menaggapi kebutuhan dari masyarakat," paparnya.
Michael percaya bahwa digitalisasi merupakan kunci perubahan masa depan. "Kita benar-benar yakin bahwa penggunaan digital dan piranti lunak, sejalan dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini, maka itu akan menjadi kunci perubahan tersebut," tukasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia terus mendorong program literasi digital nasional untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan mengejar peluang ekonomi digital di masa depan.
Kominfo mendorong pemberian beasiswa melalui digital talent scholarship untuk menemukan bakat-bakat baru dan segar di bidang teknologi dari masyarakat Indonesia. Pemerintah menargetkan 50 juta orang 'melek digital' pada 2024.
(akr)