Militansi Simon Sirene Picu Semangat Milenial Tani Papua

Jum'at, 03 September 2021 - 20:51 WIB
loading...
Militansi Simon Sirene Picu Semangat Milenial Tani Papua
Simon Sirene Sau (dua kanan) bersama Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah (kanan) dan Kapusdik Idha Widi Arsanti (tiga kiri) (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Generasi tani milenial menjadi harapan bagi masa depan pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) menyadari peranannya yang lekat dengan teknologi informasi bagi pertanian maju, mandiri, dan modern. Semangat itu tampak pada Simon Sirene, petani muda yang diharapkan menjadi contoh generasi milenial.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa pertanian tidak lagi seperti dahulu. “Petani itu keren, petani itu hebat. Tidak ada lagi petani miskin,” kata Mentan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/9/2021).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengakui pentingnya kehadiran petani milenial untuk menopang kedaulatan pangan, dengan mengungkit produktivitas pertanian.

(Baca juga:Jabar Luncurkan Rintisan Usaha Petani Milenial Bidang Perkebunan)

Simon Sirene Sau, petani muda di Merauke, Papua layak menjadi panutan generasi milenial. Orangtuanya asal Flores yang merantau ke Merauke, saat dia berusia empat tahun.

Sebagai anak petani miskin, Simon kecil yang kerap menghuni pondok di tengah sawah menemani bapaknya bekerja. Kini, Simon menjadi pemicu semangat generasi tani milenial Papua.

(Baca juga:Merauke, Kabupaten Papua Pertama Dukung Jokowi Ciptakan Petani Milenial Indonesia)

Simon hari ini adalah Kepala Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tanah Miring, Merauke.

Menurutnya, pendidikan vokasi menjadi 'gerbang' lahirnya petani milenial, seperti halnya SMKN 1 Tanah Miring Merauke, satu dari tujuh SMKN di Papua. Capaian prestasi di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional berkat jiwa militansi untuk memajukan pertanian.

Perjuangan Simon bagi pertanian berlangsung sejak kecil. Pulang sekolah ia kerap ke sawah, karena keluarganya selalu di sana untuk menggarap padi, umbi-umbian dan palawija.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2210 seconds (0.1#10.140)