BUMN Ramai-Ramai Terjun ke Bisnis Internet, Ini Kata Pengamat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah BUMN tengah getol menggarap bisnis digital. Meski di luar klaster atau bisnis intinya, aksi korporasi perseroan pelat merah tersebut dinilai berdampak positif bagi layanan internet di masyarakat.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, banyaknya pemain di sektor teknologi akan memperluas pasar digital hingga memperkuat kualitas jasa internet dalam negeri.
"Positifnya akan banyak pemain di jasa internet sehingga kualitas layanan bisa semakin baik karena kompetisi makin terbuka," ujar Bhima saat dihubungi, Jumat (3/9/2021).
Cakupannya pun diyakini mampu menjamah kawasan-kawasan yang belum tersentuh internet. Misalnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Pasalnya, perseroan akan melakukan ekspansi bisnisnya di kawasan-kawasan tersebut.
Bhima menilai, masifnya perkembangan layanan digital di kota-kota besar di Indonesia menjadi alasan lain bila BUMN akan lebih fokus pada ketersediaan internet di kawasan terpencil yang potensial secara bisnis. "Kalau di Jawa dan kota besar sudah banyak pemainnya, BUMN bisa saja akan ekspansi ke daerah di luar Jawa yang potensial," katanya.
Bhima mengapresiasi perluasan bisnis perseroan negara, tapi di sisi lain dia menduga langkah tersebut semata-mata hanya memoles laporan keuangan perusahaan saja. Artinya, pendapatan dari bisnis jaringan internet diharapkan bisa menutup sebagian kerugian yang dialami BUMN.
"Jadi tidak fokus untuk benahi bisnis inti dari induk BUMN, dan hanya memoles laporan keuangan agar terlihat bagus kinerjanya, tapi bersumber dari pendapatan anak usaha," tukasnya.
Tercatat, sejak tahun 2020 pertumbuhan jasa informasi komunikasi (infokom) positif 10,5 persen di saat ekonomi nasional minus 2 persen. Situasinya, berlanjut di tahun 2021, jasa infokom masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengakui ada bisnis perusahaan pelat di luar klaster. Meski bukan menjadi bisnis inti perseroan, pemegang saham tetap melakukan konsolidasi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, banyaknya pemain di sektor teknologi akan memperluas pasar digital hingga memperkuat kualitas jasa internet dalam negeri.
"Positifnya akan banyak pemain di jasa internet sehingga kualitas layanan bisa semakin baik karena kompetisi makin terbuka," ujar Bhima saat dihubungi, Jumat (3/9/2021).
Cakupannya pun diyakini mampu menjamah kawasan-kawasan yang belum tersentuh internet. Misalnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Pasalnya, perseroan akan melakukan ekspansi bisnisnya di kawasan-kawasan tersebut.
Bhima menilai, masifnya perkembangan layanan digital di kota-kota besar di Indonesia menjadi alasan lain bila BUMN akan lebih fokus pada ketersediaan internet di kawasan terpencil yang potensial secara bisnis. "Kalau di Jawa dan kota besar sudah banyak pemainnya, BUMN bisa saja akan ekspansi ke daerah di luar Jawa yang potensial," katanya.
Bhima mengapresiasi perluasan bisnis perseroan negara, tapi di sisi lain dia menduga langkah tersebut semata-mata hanya memoles laporan keuangan perusahaan saja. Artinya, pendapatan dari bisnis jaringan internet diharapkan bisa menutup sebagian kerugian yang dialami BUMN.
"Jadi tidak fokus untuk benahi bisnis inti dari induk BUMN, dan hanya memoles laporan keuangan agar terlihat bagus kinerjanya, tapi bersumber dari pendapatan anak usaha," tukasnya.
Tercatat, sejak tahun 2020 pertumbuhan jasa informasi komunikasi (infokom) positif 10,5 persen di saat ekonomi nasional minus 2 persen. Situasinya, berlanjut di tahun 2021, jasa infokom masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengakui ada bisnis perusahaan pelat di luar klaster. Meski bukan menjadi bisnis inti perseroan, pemegang saham tetap melakukan konsolidasi.
(ind)