ASITech Indonesia Siap Berkolaborasi Menangi Persaingan di Tengah Pandemi

Sabtu, 30 Mei 2020 - 23:50 WIB
loading...
ASITech Indonesia Siap Berkolaborasi Menangi Persaingan di Tengah Pandemi
Kolaborasi dan sinergi antar-instansi pemerintahan, BUMN, sektor swasta serta pelaku bisnis dan industri lainnya sangat diperlukan, terutama untuk menjawab tantangan Kenormalan Baru Indonesia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Indonesia bersiap menghadapi era normal yang baru atau new normal pada kondisi pandemi virus Corona (Covid-19). Untuk memenangi persaingan di era kenormalan baru itu, semua pelaku bisnis harus bersinergi membangun kembali perekonomian nasional.

"Efesiensi jadi sebuah tindakan yang tak bisa dielakan. Dunia industri harus membuat berbagai strategi dan inovasi mencapai efisiensi, demi memenangkan persaingan secara global," ungkap Ketua Asosiasi Advance Simulator and Technology Indonesia (ASITech) Indonesia, Rivira Yuana dalam siaran pers, Sabtu (30/5/2020).

Ia menjelaskan, persiapan untuk memenangkan persaingan secara global ini, tak lepas dari pandemi Covid-19 yang juga melanda berbagai negara di belahan dunia. Wabah Covid-19 yang menyebar sangat cepat ini, telah menyebabkan tidak normalnya perekonomian, perindustrian, pendidikan, kesehatan hingga tatanan kehidupan sosial masyarakat secara umum.

Tak sekadar terganggu, beberapa sektor bisnis telah berjalan dengan sangat tidak baik. Salah satunya yakni sektor pariwisata yang bisa dikatakan dalam kondisi mati suri. Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, Indonesia akan mengalami keterpurukan ekonomi secara nasional.

“Hal ini harus kita pikirkan bersama bagaimana caranya agar roda perekonomian Indonesia tetap berjalan untuk menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Baik pada masa pandemik, pascapandemik dan setelah ditemukanya vaksin. Para pelaku bisnis harus sudah mulai melakukan analisa-analisa dan membuat strategi bisnis pada setiap masa itu,” tambah Rivira.

Sejak penerapan PSBB, perekonomian Indonesia jadi terganggu. Banyak perusahaan, tidak dapat lagi beroperasi seperti biasanya. Ini mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun drastis. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak mencatatkan transaksi yang berimplikasi pada tidak adanya pendapatan.

“Tentunya, semua keadaan ini akan berimbas pada karyawan. Dengan terganggunya operasional perusahaan, mengakibatkan sistem pembayaran perusahaan terhadap karyawan jadi bermasalah. Banyak perusahaan yang memotong gaji, menangguhkan pembayaran gaji bahkan ada yang melakukan penutusan hubungan kerja,” ungkap dia.

Untuk dunia pendidikan, juga terjadi perubahan drastis di masa Covid-19 ini. Hampir semua proses belajar dan mengajar, dilakukan dengan jarak jauh atau dikenal dengan istilah Learn from Home (LfH). “Dengan LfH, tidak bisa dipungkiri kita semua harus menggunakan teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar di rumah,” urai Rivira.

Saat ini, terangnya, tidak semua sekolah, universitas dan lembaga pendidikan lainnya, mampu menyediakan sistem untuk mendukung LfH. Hal ini, berimbas pada terganggunya proses belajar dan mengajar. “Ini sangat membahayakan generasi intelektual muda Indonesia, sebagai aset negara yang paling berharga. Untuk itu, kita perlu pikirkan bersama sebuah sistem pendidikan Indonesia yang dapat mendukung LfH dengan baik dan seragam,” ungkap Rivira.

Dia menegaskan, untuk upaya mengatasi masalah-masalah ini menuntut semua elemen masyarakat dan pemerintah, untuk terus bergotong-royong dalam menghadapinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2747 seconds (0.1#10.140)