Penolakan Kenaikan Cukai Tembakau Semakin Meluas
loading...
A
A
A
JAKARTA - DKN Gerbang Tani (GT) menggelar Istighosah Koalisi Tembakau bersama Petani Tembakau, Ulama, Anggota DPRD, Pelaku Industri Rokok Rumahan, Pedagang Asongan secara virtual. Acara ini hasil kerja sama antara GT dengan PCNU Jember, Koalisi Tembakau Nasional dan DKW Garda Bangsa Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Ubaidillah Umar Sholeh, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur mengatakan pada 2020 produksi tembakau di Jawa Timur mencapai 85.000 ton dan hasil cukainya mencapai Rp164,8 trilliun. Menurutnya, Jawa Timur penyumbang tembakau terbesar kedua setelah Nusa Tenggara Barat (NTB). “Kesejahteraan petani tidak sebanding dengan kontribusi petani tembakau menyumbang devisa negara,” kata Ubaidillah Umar.
(Baca juga:Cukai Rokok Naik, Buruh dan Petani di Jatim Was-was Kehilangan Pekerjaan)
Ubaidillah mengungkapkan, harga tembakau mengalami penurunan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Timur. Seperti harga 1 kilogram (kg) tembakau di Bondowoso hanya Rp4.200. “Kami di legislatif meminta kepada pemerintah untuk tidak menaikkan cukai rokok , dengan alasan ini akan membebani petani,” ungkapnya.
“Saya mendorong Koalisi Tembakau, untuk peka terhadap petani tembakau. Serap aspirasi petani agar bisa kita perjuangkan bersama-sama. Tidak ada cara lain, harus menunda kenaikan cukai rokok,” sambung Ubaidillah yang juga Ketua DKW Garda Bangsa Jawa Timur.
(Baca juga:Cukai Rokok Naik, Omzet Pedagang dan Koperasi Ritel Kian Terpukul)
Dalam kesempatan itu juga, Anggota DPRD Sumenep Irwan Hayat mengatakan, berbicara tembakau, di Sumenep menjadi daun emas. Artinya bahwa dari tembakau menjadi mata pencaharian masyarakat Sumenep. Menurutnya, kenaikan cukai tembakau akan berdampak serius terhadap petani tembakau, juga industri rumahan. “Ada perlakuan tidak adil terhadap petani tembakau, harga rokok naik dengan cukai dinaikkan, tapi bahan baku juga naik,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumenep Dulsiam mengatakan, melalui fraksinya di DPRD akan terus mengawal dan menginisasi Raperda Pertembakauan, “Kami di DPC PKB Sumenep memerintahkan Fraksi PKB Sumenep untuk menginisiasi Raperda Pertembakauan. PKB sebagai partai mayoritas di Sumenep, memperjuangkan agar tembakau menjadi komoditas andalan di Kabupaten Sumenep,” katanya.
(Baca juga:DPR: Menaikkan Tarif Cukai Rokok Mematikan Ekonomi Rakyat)
Dulsiam mengapresiasi Gerbang Tani yang telah menolak keras kenaikan cukai rokok. “Kami mengapresiasi DPN Gerbang Tani dengan sikap menolak kenaikan cukai rokok,” tambahnya.
“Saya sebagai Anggota DPRD Sumenep meminta agar semuanya kompak mengajak enam fraksi di DPRD Sumenep untuk menolak kenaikan cukai rokok, agar petani tembakau berdaya, hasil pertanian tembakau bernilai tinggi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ubaidillah Umar Sholeh, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur mengatakan pada 2020 produksi tembakau di Jawa Timur mencapai 85.000 ton dan hasil cukainya mencapai Rp164,8 trilliun. Menurutnya, Jawa Timur penyumbang tembakau terbesar kedua setelah Nusa Tenggara Barat (NTB). “Kesejahteraan petani tidak sebanding dengan kontribusi petani tembakau menyumbang devisa negara,” kata Ubaidillah Umar.
(Baca juga:Cukai Rokok Naik, Buruh dan Petani di Jatim Was-was Kehilangan Pekerjaan)
Ubaidillah mengungkapkan, harga tembakau mengalami penurunan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Timur. Seperti harga 1 kilogram (kg) tembakau di Bondowoso hanya Rp4.200. “Kami di legislatif meminta kepada pemerintah untuk tidak menaikkan cukai rokok , dengan alasan ini akan membebani petani,” ungkapnya.
“Saya mendorong Koalisi Tembakau, untuk peka terhadap petani tembakau. Serap aspirasi petani agar bisa kita perjuangkan bersama-sama. Tidak ada cara lain, harus menunda kenaikan cukai rokok,” sambung Ubaidillah yang juga Ketua DKW Garda Bangsa Jawa Timur.
(Baca juga:Cukai Rokok Naik, Omzet Pedagang dan Koperasi Ritel Kian Terpukul)
Dalam kesempatan itu juga, Anggota DPRD Sumenep Irwan Hayat mengatakan, berbicara tembakau, di Sumenep menjadi daun emas. Artinya bahwa dari tembakau menjadi mata pencaharian masyarakat Sumenep. Menurutnya, kenaikan cukai tembakau akan berdampak serius terhadap petani tembakau, juga industri rumahan. “Ada perlakuan tidak adil terhadap petani tembakau, harga rokok naik dengan cukai dinaikkan, tapi bahan baku juga naik,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumenep Dulsiam mengatakan, melalui fraksinya di DPRD akan terus mengawal dan menginisasi Raperda Pertembakauan, “Kami di DPC PKB Sumenep memerintahkan Fraksi PKB Sumenep untuk menginisiasi Raperda Pertembakauan. PKB sebagai partai mayoritas di Sumenep, memperjuangkan agar tembakau menjadi komoditas andalan di Kabupaten Sumenep,” katanya.
(Baca juga:DPR: Menaikkan Tarif Cukai Rokok Mematikan Ekonomi Rakyat)
Dulsiam mengapresiasi Gerbang Tani yang telah menolak keras kenaikan cukai rokok. “Kami mengapresiasi DPN Gerbang Tani dengan sikap menolak kenaikan cukai rokok,” tambahnya.
“Saya sebagai Anggota DPRD Sumenep meminta agar semuanya kompak mengajak enam fraksi di DPRD Sumenep untuk menolak kenaikan cukai rokok, agar petani tembakau berdaya, hasil pertanian tembakau bernilai tinggi,” tegasnya.
(dar)