Kinerja Ekspor Tumbuh, Neraca Dagang Bakal Surplus USD2,68 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus diperkirakan surplus sebesar USD2,68 miliar atau naik USD0,09 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan tumbuh 38,19% (year on year/yoy) yang didorong oleh peningkatan harga komoditas global meskipun volume permintaan ekspor cenderung melambat.
"Sepanjang bulan Agustus yang lalu, harga komoditas ekspor tercatat meningkat seperti batu bara (11% mtm), CPO (6,8% mtm), karet alam (4,6% mtm), dan nikel (1,7% mtm)," kata Josua di Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Sementara volume permintaan ekspor diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan itu terindikasi dari melemahnya aktivitas manufaktur para mitra dagang utama Indonesia, seperti, Eurozone, AS, Tiongkok, dan India.
Meskipun demikian, data perdagangan China mencatat bahwa impor China dari Indonesia pada bulan Agustus tercatat USD5,48 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya USD4,99miliar.
Di sisi lain, kinerja impor Indonesia bulan Agustus juga meningkat terbatas 1,66% mtm atau tercatat 43,03% yoy. Meskipun aktivitas manufaktur Indonesia cenderung meningat pada bulan lalu, namun masih dalam fase yang kontraktif sehingga membatasi permintaan terhadap impor bahan baku dan barang modal.
Sementara itu, impor migas cenderung tertahan mempertimbangkan tren penurunan harga minyak mentah sepanjang bulan Agustus saat harga minyak mentah brent tercatat turun 5,9%mtm.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan tumbuh 38,19% (year on year/yoy) yang didorong oleh peningkatan harga komoditas global meskipun volume permintaan ekspor cenderung melambat.
"Sepanjang bulan Agustus yang lalu, harga komoditas ekspor tercatat meningkat seperti batu bara (11% mtm), CPO (6,8% mtm), karet alam (4,6% mtm), dan nikel (1,7% mtm)," kata Josua di Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Sementara volume permintaan ekspor diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan itu terindikasi dari melemahnya aktivitas manufaktur para mitra dagang utama Indonesia, seperti, Eurozone, AS, Tiongkok, dan India.
Meskipun demikian, data perdagangan China mencatat bahwa impor China dari Indonesia pada bulan Agustus tercatat USD5,48 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya USD4,99miliar.
Di sisi lain, kinerja impor Indonesia bulan Agustus juga meningkat terbatas 1,66% mtm atau tercatat 43,03% yoy. Meskipun aktivitas manufaktur Indonesia cenderung meningat pada bulan lalu, namun masih dalam fase yang kontraktif sehingga membatasi permintaan terhadap impor bahan baku dan barang modal.
Sementara itu, impor migas cenderung tertahan mempertimbangkan tren penurunan harga minyak mentah sepanjang bulan Agustus saat harga minyak mentah brent tercatat turun 5,9%mtm.
(uka)