Jateng Bisa Jadi yang Terdepan dalam Pengembangan PLTS, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dinilai bisa menjadi pemimpin dalam pengembangan potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia. Hal ini melihat dari besarnya potensi tenaga surya yang berada di wilayah tersebut.
Berdasarkan kajian Institute for Essential Services Reform (IESR), potensi teknis surya di Jawa Tengah berlimpah yakni mencapai 193–670 gigawatt peak (GWp) dengan total potensi pembangkitan dari PLTS mencapai 285-959 terawatt-hour (TWh) per tahun.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, PLTS adalah sumber energi yang tepat karena dapat digunakan on-site, terintegrasi dengan kawasan pabrik atau kawasan industri, dan juga harga listriknya semakin kompetitif.
"Pengembangan PLTS skala besar sangat relevan dan sejalan dengan keinginan Pemprov Jateng untuk menarik investasi. Dengan menyediakan dan mendukung pengembangan PLTS, maka Jateng dapat menjadi tujuan investasi untuk industri-industri yang membutuhkan energi terbarukan untuk tetap kompetitif," ujarnya, Jumat (17/9/2021).
Hasil survey pasar IESR yang dilakukan di 7 wilayah di Jawa Tengah untuk sektor rumah tangga, bisnis/komersial, dan UMKM juga menunjukkan adanya ketertarikan tinggi untuk memasang PLTS atap dengan skema pembiayaan yang menarik.
Di Jawa Tengah, terdapat potensi pasar kelompok bisnis/komersial yang berminat memasang PLTS atap mencapai 9,8% atau setara dengan 16.000 unit usaha dan UMKM 10,8% setara 450.000 unit usaha.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menunjukan komitmen mengembangkan PLTS. Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, selama ini pihaknya mengandalkan pembiayaan dari APBN dan APBD untuk menyokong program pengembangan PLTS atap seperti program PLTS solar home system (SHS), PLTS komunal off-grid, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS), maupun PLTS atap di bangunan publik seperti kantor pemerintahan, sekolah/pesantren.
"Hingga 2021, sudah terbangun 995 kWp PLTS di Jawa Tengah yang dipasang dengan APBN (881 kWp) dan APBD provinsi serta kabupaten (114 kWp). Jumlah tersebut seharusnya bertambah dengan sedang dibangunnya PLTS atap di UMKM dan pondok pesantren berjumlah total 31 unit dengan kapasitas 192 kWp, yang penyelesaiannya masih terkendala pandemi Covid-19," bebernya.
Tersedianya kebijakan dan komitmen pemerintah Jateng terhadap pengembangan PLTS atap mendapat sambutan baik dari kalangan industri. Terbukti dari total 8,8 MW PLTS yang sudah terpasang di Jateng, 4,3 MWp berasal dari industri.
"Kami juga sedang menjajaki pembangunan PLTS di Kawasan Industri Kendal (KIK). Tidak hanya itu, untuk skema investasi, saat ini kami berencana untuk membangun PLTS atap di Kantor Gubernur Jateng dan PT Sango Ceramics Indonesia dengan 3 macam skema, yaitu pembelian langsung, leasing dan rental," ungkap Sujarwanto.
Selain PLTS atap, Jateng juga memiliki 42 waduk yang memiliki potensi sebagai lokasi PLTS terapung. Hasil pemetaan yang dilakukan IESR dan Pemprov Jateng menunjukkan potensi teknis total 723 megawatt-peak (MWp).
Waduk Kedung Ombo, Waduk Gajah Mungkur, Waduk Wadaslintang dan Waduk Mrica merupakan beberapa waduk yang menarik perhatian beberapa investor dan solar developer.
Berdasarkan kajian Institute for Essential Services Reform (IESR), potensi teknis surya di Jawa Tengah berlimpah yakni mencapai 193–670 gigawatt peak (GWp) dengan total potensi pembangkitan dari PLTS mencapai 285-959 terawatt-hour (TWh) per tahun.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, PLTS adalah sumber energi yang tepat karena dapat digunakan on-site, terintegrasi dengan kawasan pabrik atau kawasan industri, dan juga harga listriknya semakin kompetitif.
"Pengembangan PLTS skala besar sangat relevan dan sejalan dengan keinginan Pemprov Jateng untuk menarik investasi. Dengan menyediakan dan mendukung pengembangan PLTS, maka Jateng dapat menjadi tujuan investasi untuk industri-industri yang membutuhkan energi terbarukan untuk tetap kompetitif," ujarnya, Jumat (17/9/2021).
Hasil survey pasar IESR yang dilakukan di 7 wilayah di Jawa Tengah untuk sektor rumah tangga, bisnis/komersial, dan UMKM juga menunjukkan adanya ketertarikan tinggi untuk memasang PLTS atap dengan skema pembiayaan yang menarik.
Di Jawa Tengah, terdapat potensi pasar kelompok bisnis/komersial yang berminat memasang PLTS atap mencapai 9,8% atau setara dengan 16.000 unit usaha dan UMKM 10,8% setara 450.000 unit usaha.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menunjukan komitmen mengembangkan PLTS. Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, selama ini pihaknya mengandalkan pembiayaan dari APBN dan APBD untuk menyokong program pengembangan PLTS atap seperti program PLTS solar home system (SHS), PLTS komunal off-grid, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS), maupun PLTS atap di bangunan publik seperti kantor pemerintahan, sekolah/pesantren.
"Hingga 2021, sudah terbangun 995 kWp PLTS di Jawa Tengah yang dipasang dengan APBN (881 kWp) dan APBD provinsi serta kabupaten (114 kWp). Jumlah tersebut seharusnya bertambah dengan sedang dibangunnya PLTS atap di UMKM dan pondok pesantren berjumlah total 31 unit dengan kapasitas 192 kWp, yang penyelesaiannya masih terkendala pandemi Covid-19," bebernya.
Tersedianya kebijakan dan komitmen pemerintah Jateng terhadap pengembangan PLTS atap mendapat sambutan baik dari kalangan industri. Terbukti dari total 8,8 MW PLTS yang sudah terpasang di Jateng, 4,3 MWp berasal dari industri.
"Kami juga sedang menjajaki pembangunan PLTS di Kawasan Industri Kendal (KIK). Tidak hanya itu, untuk skema investasi, saat ini kami berencana untuk membangun PLTS atap di Kantor Gubernur Jateng dan PT Sango Ceramics Indonesia dengan 3 macam skema, yaitu pembelian langsung, leasing dan rental," ungkap Sujarwanto.
Selain PLTS atap, Jateng juga memiliki 42 waduk yang memiliki potensi sebagai lokasi PLTS terapung. Hasil pemetaan yang dilakukan IESR dan Pemprov Jateng menunjukkan potensi teknis total 723 megawatt-peak (MWp).
Waduk Kedung Ombo, Waduk Gajah Mungkur, Waduk Wadaslintang dan Waduk Mrica merupakan beberapa waduk yang menarik perhatian beberapa investor dan solar developer.
(ind)