Penanaman Mangrove Jadi Jurus Jitu Pulihkan Ekonomi Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai berdampak besar pada perekonomian global , tak terkecuali dengan Indonesia. Mengatasi hal tersebut, pemerintah pun membuat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak tahun lalu.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) merupakan salah satu lembaga pemerintah yang turut mengembangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove.
Lokasi target restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove BRGM, salah satunya di Provinsi Papua. Kampung Armopa, Distrik Bonggo, Kab. Sarmi merupakan lokasi target penanaman mangrove BRGM tahun ini dan kemarin (15/9) telah dilakukan penanaman mangrove perdana.
Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Penanaman Pohon Bakau, Adrian Senis, masyarakat di Kampung Armopa yang menggantungkan hidupnya pada penangkapan ikan ini, menyambut baik program PEN BRGM yang diselenggarakan bersama BPDASHL Membrano ini.
Lantaran, tambahnya, masyarakat merasa adanya perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama Presiden Joko Widodo dan BRGM yang sangat peduli pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. “Kami terbantu dengan program ini karena sekarang ada pendapatan pasti,” kata Adrian dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Keantusiasan masyarakat, kata dia, terlihat jelas dalam keikutsertaan warga dan bergotong royong dalam menyukseskan penananaman mangrove seluas 40 hektare di Kampung Armopa.
“Kelompok kami beranggota 50 orang, tapi semua masyarakat juga terlibat dalam pekerjaan ini, kita gotong royong. Masyarakat merasa terpulihkannya mangrove bisa jadi sarang ikan bagi warga kampung, jadi mereka gak susah ke laut lagi cari ikan,” ujar Adrian kepada Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari yang turut meninjau langsung penanaman mangrove di Papua ini.
Harapan Adrian juga diamini oleh Ayu. Pulihnya ekosistem mangrove bisa mengembalikan fungsi ekologi mangrove sebagai tempat pemijah biota laut, seperti ikan, udang dan kepiting.
“Insya Allah akan berhasil, dan harus berhasil. Karena kegiatan PEN ini memang diadakan untuk membantu masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove. Kembalinya ikan, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Ayu.
Lebih lanjut, Ayu mengungkapkan, ketika menyusuri ekosistem mangrove di Kampung Armopa yang ditemani oleh Kepala Kampung dan Kepala BPDASHL Membrano, pemandangan alam disini sangat indah dan memiliki potensi untuk dijadikan daerah wisata.
“Ekowisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga,” sambungnya.
Luasan target rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua adalah 1,500 haktare yang tersebar di 8 Kabupaten dengan 78 kelompok masyarakat atau melibatkan sekitar 2000 masyarakat.
“Pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung, sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana,” pungkas Ayu.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) merupakan salah satu lembaga pemerintah yang turut mengembangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove.
Lokasi target restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove BRGM, salah satunya di Provinsi Papua. Kampung Armopa, Distrik Bonggo, Kab. Sarmi merupakan lokasi target penanaman mangrove BRGM tahun ini dan kemarin (15/9) telah dilakukan penanaman mangrove perdana.
Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Penanaman Pohon Bakau, Adrian Senis, masyarakat di Kampung Armopa yang menggantungkan hidupnya pada penangkapan ikan ini, menyambut baik program PEN BRGM yang diselenggarakan bersama BPDASHL Membrano ini.
Lantaran, tambahnya, masyarakat merasa adanya perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama Presiden Joko Widodo dan BRGM yang sangat peduli pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. “Kami terbantu dengan program ini karena sekarang ada pendapatan pasti,” kata Adrian dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Keantusiasan masyarakat, kata dia, terlihat jelas dalam keikutsertaan warga dan bergotong royong dalam menyukseskan penananaman mangrove seluas 40 hektare di Kampung Armopa.
“Kelompok kami beranggota 50 orang, tapi semua masyarakat juga terlibat dalam pekerjaan ini, kita gotong royong. Masyarakat merasa terpulihkannya mangrove bisa jadi sarang ikan bagi warga kampung, jadi mereka gak susah ke laut lagi cari ikan,” ujar Adrian kepada Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari yang turut meninjau langsung penanaman mangrove di Papua ini.
Harapan Adrian juga diamini oleh Ayu. Pulihnya ekosistem mangrove bisa mengembalikan fungsi ekologi mangrove sebagai tempat pemijah biota laut, seperti ikan, udang dan kepiting.
“Insya Allah akan berhasil, dan harus berhasil. Karena kegiatan PEN ini memang diadakan untuk membantu masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove. Kembalinya ikan, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Ayu.
Lebih lanjut, Ayu mengungkapkan, ketika menyusuri ekosistem mangrove di Kampung Armopa yang ditemani oleh Kepala Kampung dan Kepala BPDASHL Membrano, pemandangan alam disini sangat indah dan memiliki potensi untuk dijadikan daerah wisata.
“Ekowisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga,” sambungnya.
Luasan target rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua adalah 1,500 haktare yang tersebar di 8 Kabupaten dengan 78 kelompok masyarakat atau melibatkan sekitar 2000 masyarakat.
“Pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung, sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana,” pungkas Ayu.
(dar)