Pertamina Catat Penurunan Konsumsi BBM di Area Sulawesi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VII, mencatat penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 22%, dibandingkan dengan rata-rata konsumsi harian. Sedangkan konsumsi LPG mengalami kenaikan sebesar 1,42% selama Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, menjelaskan bahwa kondisi ini sebagian besar imbas dari pandemi COVID-19 yang terjadi.
"Pandemi COVID-19 ini membuat aktivitas masyarakat di luar rumah menjadi terbatas. Aktivitas mudik pun menjadi berkurang sehingga konsumsi BBM pun ikut menurun," jelasnya.
Dibandingkan dengan rerata konsumsi di kondisi normal, konsumsi Gasoil (Solar, Pertamina Dex dan Dexlite) mengalami penurunan sebesar 10%, yaitu dari 2.319 Kilo Liter (KL)/hari menjadi 2.096 KL/hari.
Penurunan lebih besar dialami oleh Gasoline, konsumsi produk Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar 27%, yaitu dari 7.041 KL/hari menjadi 5.149 KL/hari.
Hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi LPG di wilayah Sulawesi. Dibandingkan konsumsi di kondisi normal, konsumsi LPG secara keseluruhan mengalami peningkatan 1,42%.
"Terjadi kenaikan konsumsi LPG meski tidak terlalu signifikan," sambung Hatim.
Kenaikan konsumsi LPG terjadi khususnya untuk konsumsi LPG 3kg, yaitu sebesar 3,2% yang awalnya 1.511,6 Metric Ton (MT)/hari menjadi 1.560 MT/hari.
Sedangkan untuk produk Non Public Service Obligation (Non-PSO) yang terdiri dari Elpiji 12 kg, Bright Gas 5,5 kg dan Bright Gas 12 kg, mengalami penurunan sebesar 5,84% di mana awalnya 123,48 MT/hari menjadi 116,27 MT/hari. Adapun konsumsi LPG untuk sektor non-rumah tangga mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 54,52%, yang awalnya 32,15 MT/hari menjadi 14,62 MT/hari.
Namun demikian, lanjut Hatim, Satgas Rafico akan terus bersiaga hingga 8 Juni 2020 untuk memonitor distribusi BBM dan LPG.
" Pertamina tetap akan memonitor dinamika konsumsi di masyarakat guna memastikan stok selalu dalam kondisi aman," lanjutnya.
Pertamina memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait produk Pertamina dan melakukan laporan jika menemukan adanya pelanggaran.
"Jika masyarakat membutuhkan informasi tentang produk Pertamina maupun layanan pesan antar (delivery service), Pertamina Call Center 135 selalu tersedia," tutup Hatim.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, menjelaskan bahwa kondisi ini sebagian besar imbas dari pandemi COVID-19 yang terjadi.
"Pandemi COVID-19 ini membuat aktivitas masyarakat di luar rumah menjadi terbatas. Aktivitas mudik pun menjadi berkurang sehingga konsumsi BBM pun ikut menurun," jelasnya.
Dibandingkan dengan rerata konsumsi di kondisi normal, konsumsi Gasoil (Solar, Pertamina Dex dan Dexlite) mengalami penurunan sebesar 10%, yaitu dari 2.319 Kilo Liter (KL)/hari menjadi 2.096 KL/hari.
Penurunan lebih besar dialami oleh Gasoline, konsumsi produk Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar 27%, yaitu dari 7.041 KL/hari menjadi 5.149 KL/hari.
Hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi LPG di wilayah Sulawesi. Dibandingkan konsumsi di kondisi normal, konsumsi LPG secara keseluruhan mengalami peningkatan 1,42%.
"Terjadi kenaikan konsumsi LPG meski tidak terlalu signifikan," sambung Hatim.
Kenaikan konsumsi LPG terjadi khususnya untuk konsumsi LPG 3kg, yaitu sebesar 3,2% yang awalnya 1.511,6 Metric Ton (MT)/hari menjadi 1.560 MT/hari.
Sedangkan untuk produk Non Public Service Obligation (Non-PSO) yang terdiri dari Elpiji 12 kg, Bright Gas 5,5 kg dan Bright Gas 12 kg, mengalami penurunan sebesar 5,84% di mana awalnya 123,48 MT/hari menjadi 116,27 MT/hari. Adapun konsumsi LPG untuk sektor non-rumah tangga mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 54,52%, yang awalnya 32,15 MT/hari menjadi 14,62 MT/hari.
Namun demikian, lanjut Hatim, Satgas Rafico akan terus bersiaga hingga 8 Juni 2020 untuk memonitor distribusi BBM dan LPG.
" Pertamina tetap akan memonitor dinamika konsumsi di masyarakat guna memastikan stok selalu dalam kondisi aman," lanjutnya.
Pertamina memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait produk Pertamina dan melakukan laporan jika menemukan adanya pelanggaran.
"Jika masyarakat membutuhkan informasi tentang produk Pertamina maupun layanan pesan antar (delivery service), Pertamina Call Center 135 selalu tersedia," tutup Hatim.
(agn)