IHSG Berkutat di Zona Merah 2 Hari Beruntun, Ini Kata Analis

Selasa, 21 September 2021 - 19:00 WIB
loading...
IHSG Berkutat di Zona Merah 2 Hari Beruntun, Ini Kata Analis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup turun 15,5 poin atau 0,26% ke level 6.060. Foto/Dok Antara
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup turun 15,5 poin atau 0,26% ke level 6.060. Penutupan hari ini menandai indeks melemah kedua kalinya sepanjang pekan terakhir September ini, dengan performa sepekan memerah (-1,11%) dan sebulan (-0,47%), meskipun secara year-to-date masih positif (13,49%).

Sejak awal, IHSG dibuka melemah di 6.049 dan bergerak di bawah harga penutupan kemarin. Indeks sempat bergerak ke luar level psikologisnya dan menyentuh titik terendahnya di 5.996.

Senior Technical Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas Liza C Suryanata mengungkapkan penutupan indeks hari ini masih tergolong tidak terlalu dalam lantaran berada di atas level 6.000, terjaga di area psikologisnya.

"Kita melihat IHSG ini masih waiting support, ini juga ditutupnya cenderung oke, masih di atas angka 6.040. Pelemahan tadi di angka 6.000 tadi sedikit ekspektif, karena angka itu merupakan support psikologis. Jadi kita masih tunggu titik support dalam jangka menengah," kata Lisa dalam 2nd Session Closing, Selasa (21/9/2021).



Lisa tidak mengkhawatirkan pelemahan indeks di sesi penutupan ini akan semakin dalam. "Penutupan hari ini di 6.060 cukup bagus, kita tidak terlalu hancur sekali seperti yang pernah kita takutkan, asing juga net sell-nya masih belum terlalu masif," tukasnya.

Menurut Lisa, pergerakan bursa Amerika Serikat (AS) dan Asia menjadi sentimen pergerakan indeks, meskipun tidak terlalu besar pengaruhnya. "Memang sentimen perdagangan hari ini kita awali dengan harap-harap cemas karena Dow Jones (sempat) dikatakan cukup dalam jatuhnya, juga dari pasar Asia kita sedang menghadapi krisis raksasa properti Evergrande. Ke depannya, yang menjadi fokus selanjutnya adalah FOMC meeting yang akan menentukan timeline tapering," lanjutnya.

Lisa menjelaskan bahwa krisis grup properti China Evergrande tidak separah yang pernah terjadi sebelumnya, dan mengharapkan agar bisa cepat berlalu. "Mudah-mudahan efek sentimen negatifnya di market akan mencair setelah ada kabar bailout dari pemerintah China," tandasnya.



Untuk diketahui, pada penutupan hari ini terdapat 284 emiten yang sahamnya melemah, 229 yang menguat, dan 146 stagnan. Adapun transaksi perdagangan mencapai Rp10,9 triliun dari 22,5 miliar lembar saham yang laku.

Sementara investor asing terpantau melakukan aksi jual sebesar Rp429,40 miliar di pasar reguler, dengan pembelian bersih di market negosiasi-tunai mencapai Rp197,15 miliar. Sehingga akumulasi asing adalah net-sell Rp232,24 miliar.

Sejumlah indeks di kawasan Asia juga bergerak variatif yaitu N225 (-2,17%) di 29.839, HSI (0,51%) di 24.221, SSEC tutup, STI (0,63%) dI 3.060, dan KOSPI (0,33%) di 3.140.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)