Erick Thohir Sebut Restrukturisasi Utang BUMN Bukan Sekadar Memanjangkan Cicilan

Selasa, 21 September 2021 - 19:47 WIB
loading...
Erick Thohir Sebut Restrukturisasi...
Erick Thohir menyatakan utang BUMN digunakan untuk kepentingan produktif. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa utang BUMN di sejumlah lembaga keuangan dan perbankan digunakan secara produktif. Pernyataan itu disampaikan Erick usai pemegang saham dan kreditur menyepakati adanya restrukturisasi utang sebagian BUMN.

Pernyataan Erick Thohir itu bahkan disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah petinggi negara lainnya saat meninjau langsung peresmian pabrik Hot Strip Mill 2 (HSM 2) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Cilegon, Banten.



Dia menyampaikan, restrukturisasi utang BUMN tidak sekadar memanjangkan cicilan bunga bank, namun ditransformasikan melalui refocusing ke program atau proyek yang mendatangkan profit bagi perusahaan.

"Kita ingin menyampaikan restrukturisasi yang ada di BUMN, tentu kita bisa membuktikan bahwa utang BUMN yang direstrukturisasi ini menjadi produktif. Jadi tidak hanya sekadar restrukturisasi memanjangkan cicilan bank, tetapi ini ditransformasi," ujar Erick, Selasa (21/9/2021).

Dua contoh perseroan negara, kata dia, yang berhasil direstrukturisasi utangnya adalah Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS.

Kementerian BUMN sebagai pemegang saham memang sudah memfasilitasi restrukturisasi utang PTPN III senilai Rp41 triliun dengan 50 kreditur baik dalam maupun luar negeri. Skema yang dilalui berupa kesepakatan intercreditor atau intercreditor agreement (ICA) dengan seluruh anggota kreditur sindikasi USD serta SMBC Singapore sebagai agen.

Utang jumbo Rp41 triliun itu diketahui berasal dari perbankan dan sindikasi pinjaman lain senilai USD390 juta yang berasal dari kreditur luar negeri sebanyak 18 bank, dengan rincian tiga bank onshore dan 15 bank offshore.

Seperti janji pemegang saham, hasil dari upaya perbaikan perkreditan itu akhirnya membuahkan hasil. Tercatat, hingga Agustus 2021 PTPN III mencatatkan untung sebesar Rp2,3 triliun dengan tingkat penjualan meningkat 37%. Padahal, tahun ini diproyeksikan perseroan mengalami rugi sebesar Rp1,4 triliun.

"Alhamdulillah, PTPN penjualannya meningkat 37%, yang tadinya tahun ini target rugi Rp1,4 triliun, Agustus kemarin, saya cek dan saya pastikan untungnya sudah Rp2,3 triliun," tuturnya.

Sikap percaya diri Erick Thohir juga dibarengi oleh refocusing anggaran PTPN III untuk beberapa program yang dinilai unggul, misalnya, budidaya kelapa sawit hingga meningkatkan produksi gula konsumsi.

Untuk KRAS, emiten pelat merah ini tengah memasuki tahap ketiga dari restrukturisasi. Sebelumnya, perusahaan sudah melewati proses tahap satu dan dua.



Utang KRAS yang harus direstrukturisasi mencapai 2,2 miliar dolar AS atau setara Rp 31 triliun (Kurs: Rp14.400). Sejak Desember 2019 lalu, perkiraan utang bisa dilunasi 10 tahun mendatang. Dalam proses ini, 10 bank memberikan restrukturisasi kreditnya.

Erick menyebut, terdapat perbaikan kinerja keuangan KRAS usai restrukturisasi utang tahap satu dan dua. Setidaknya, hingga kuartal II-2021 perusahaan membukukan untung sebesar Rp800 miliar. Padahal, perusahaan terus mencatat kerugian selama 8 tahun terakhir.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2602 seconds (0.1#10.140)