Hadapi Krisis Energi, Ribuan SPBU di Inggris Tutup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inggris tengah dilanda krisis energi yang disebabkan meningkatnya harga gas alam dan tarif listrik sehingga membuat konsumen melakukan panic-buying di beberapa lokasi pom bensin. Alhasil ribuan pom bensin dilaporkan tutup pada Minggu (26/9/2021).
Petrol Retailers Associatio (Asosiasi Pengecer Bensin di Inggris) yang memiliki hampir 5.500 pom swasta mengatakan, sekitar dua pertiga dari anggotanya telah menjual seluruh stok yang ada dengan sisa yang segera habis.
Ketua asosiasi Brian Madderson mengungkapkan bahwa kelangkaan ini terjadi karena adanya panic buying, alias perilaku konsumen membeli barang dalam jumlah banyak karena ketakutan bakal kehabisan.
"(Sebenarnya) ada banyak jenis bahan bakar di negara ini, tapi memang bensin salah (pavorit) bagi para pengendara," katanya kepada BBC, Minggu (26/9).
Antrean panjang kendaraan mengular di depan SPBU akhir pekan lalu dan menimbulkan suasana yang tegang di antara konsumen. Pengemudi kendaraan yang menunggu berjam-jam membuat saling cekcok hingga aparat kepolisian turun tangan.
Kepolisian mendapat laporan adanya perkelahian antara pengemudi yang sedang antre di depan pom bensin. Seorang pria diamankan karena diduga melakukan penyerangan.
Seperti diketahui, krisis energi yang terjadi di Inggris diperparah dengan minimnya pengemudi truk dalam industri pengangkutan. Industri tersebut melaporkan kekurangan puluhan ribu pekerjaan pengemudi truk angkut sebagai imbas dari badai pandemi ditambah para pekerja yang telah lanjut usia, serta eksodus pekerja asing pasca-keluarnya Inggris dari Uni Eropa tahun lalu.
Pemerintah Inggris berupaya untuk memulihkan pekerjaan tersebut dengan mengeluarkan 5.000 visa darurat untuk tiga bulan bagi pengemudi truk mulai Oktober mendatang, serta 5.500 visa untuk pekerja di industri peternakan.
Adapun rencana tersebut mendapat sambutan baik dari industri jasa angkut dan peternakan. "Itu terlalu sedikit dan sepertinya sudah terlambat," kata Presiden Konfederasi Industri Britania Raya Ruby McGregor-Smith, dilansir Associated Press, Minggu (26/9/2021).
Petrol Retailers Associatio (Asosiasi Pengecer Bensin di Inggris) yang memiliki hampir 5.500 pom swasta mengatakan, sekitar dua pertiga dari anggotanya telah menjual seluruh stok yang ada dengan sisa yang segera habis.
Ketua asosiasi Brian Madderson mengungkapkan bahwa kelangkaan ini terjadi karena adanya panic buying, alias perilaku konsumen membeli barang dalam jumlah banyak karena ketakutan bakal kehabisan.
"(Sebenarnya) ada banyak jenis bahan bakar di negara ini, tapi memang bensin salah (pavorit) bagi para pengendara," katanya kepada BBC, Minggu (26/9).
Antrean panjang kendaraan mengular di depan SPBU akhir pekan lalu dan menimbulkan suasana yang tegang di antara konsumen. Pengemudi kendaraan yang menunggu berjam-jam membuat saling cekcok hingga aparat kepolisian turun tangan.
Kepolisian mendapat laporan adanya perkelahian antara pengemudi yang sedang antre di depan pom bensin. Seorang pria diamankan karena diduga melakukan penyerangan.
Seperti diketahui, krisis energi yang terjadi di Inggris diperparah dengan minimnya pengemudi truk dalam industri pengangkutan. Industri tersebut melaporkan kekurangan puluhan ribu pekerjaan pengemudi truk angkut sebagai imbas dari badai pandemi ditambah para pekerja yang telah lanjut usia, serta eksodus pekerja asing pasca-keluarnya Inggris dari Uni Eropa tahun lalu.
Pemerintah Inggris berupaya untuk memulihkan pekerjaan tersebut dengan mengeluarkan 5.000 visa darurat untuk tiga bulan bagi pengemudi truk mulai Oktober mendatang, serta 5.500 visa untuk pekerja di industri peternakan.
Adapun rencana tersebut mendapat sambutan baik dari industri jasa angkut dan peternakan. "Itu terlalu sedikit dan sepertinya sudah terlambat," kata Presiden Konfederasi Industri Britania Raya Ruby McGregor-Smith, dilansir Associated Press, Minggu (26/9/2021).
(uka)