Pengguna Internet Kecepatan Tinggi RI Masih Tertinggal di ASEAN

Selasa, 28 September 2021 - 23:29 WIB
loading...
Pengguna Internet Kecepatan...
Bank Dunia menyebutkan perkiraan total jumlah pelanggan fixed broadband di Indonesia sekitar 9,7 juta, yakni baru sebesar 4% dari populasi atau 16% rumah tangga. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet meningkat dari 55% dari populasi pada tahun 2019 menjadi 73,7% pada tahun 2020, dan masih akan terus meningkat seiring dengan masa pemulihan pandemi yang masih berlangsung.

Perkiraan terbaru dari Bank Dunia menyebutkan perkiraan total jumlah pelanggan fixed broadband di Indonesia sekitar 9,7 juta, yakni baru sebesar 4% dari populasi atau 16% rumah tangga. Indonesia masih tertinggal dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam pada tingkat penetrasi fixed broadband maupun mobile broadband berkecepatan tinggi (4G/LTE).


Selama ini sebagian besar jaringan serat optik dibangun pada jalan provinsi maupun jalan kota/kabupaten. Karena dibangun di tempat terbuka dan umum, resiko gangguan pada jaringan sering terjadi seperti yang dirasakan oleh para pengguna sehingga menyulitkan aktivitas daring masyarakat yang saat ini semakin marak setelah pandemi.

Dalam menjawab tantangan ini, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge melalui anak usahanya PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave) sedang dalam proses penyelesaian jaringan serat optik sepanjang jalur kereta di seluruh pulau Jawa. Pembangunan jaringan serat optik pada sepanjang jalur kereta api menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan.

CEO Surge, Hermansjah Haryono mengatakan, metode ini diklaim lebih superior daripada membangun serat optik di sepanjang jalan raya. Keamanan jaringan menjadi fokus utama, dimana pemasangan serat optik sepanjang rel kereta memiliki risiko gangguan yang sangat minim karena dibangun di area steril jika dibandingkan membangun jaringan serat optik pada jalan raya.

“Keunggulan pemasangan serat optik sepanjang rel kereta di lahan yang dimiliki oleh PT KAI cenderung lebih cepat pengerjaannya, lebih aman, dan lebih minim gangguan dibandingkan dengan pemasangan serat optik pada umumnya. Hal ini menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam menghadirkan konektivitas dengan kecepatan tinggi dan reliabel. Semoga hal ini bisa menjawabkan kebutuhan pelaku dan masyarakat atas konektivitas berkecepatan tinggi yang handal dan minim gangguan,” kata Hermansjah dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Hermansjah menambahkan, pengembangan jaringan serat optik ini didesain untuk menghasilkan jaringan infrastruktur yang lancar, berkapasitas bandwidth besar, serta kestabilan konektivitas dengan latency yang rendah. Selain itu, infrastruktur jaringan ini dapat menjangkau seluruh daerah, sehingga mereka dapat menikmati layanan konektivitas yang dapat diandalkan tanpa harus khawatir akan gangguan-gangguan buffering, lagging, dan lainnya.

Penggelaran jaringan serat optik di sepanjang jalur kereta di Pulau Jawa ini terbagi dalam 6 Ring. Tujuan digunakannya sistem Ring (Loop System) adalah untuk memberikan jaminan kehandalan dalam jaringan yang dibangun. Apabila terjadi suatu risiko pada salah satu ring, maka akan dilayani oleh ring lainnya, sehingga menjadi kesatuan ekosistem Ring yang saling menutupi.


“Proteksi terhadap gangguan konektivitas telekomunikasi juga dibuat secara multiple protection dengan teknologi sistem Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) teranyar dan Automatically Switched Optical Network (ASON). Melalui teknologi ini, proteksi jalur serat optik dijaga secara berlapis oleh seluruh 6 Ring yang ada,” jelas dia.

COO Weave, Massigit Dian Santoso menambahkan, para pengguna layanan jaringan serat optik kami tidak perlu khawatir akan gangguan layanan yang diberikan karena selain jaringan ini dibangun di sepanjang rel kereta yang minim gangguan, jaringan ini dibuat berlapis dengan perlindungan 6 Ring.

“Selain itu sistem kami juga didukung oleh teknologi ASON yang memberikan perpindahan otomatis melalui jalur ring berikutnya apabila terjadi gangguan secara dinamis,” ucap Massigit.

Lewat berbagai infrastruktur yang dibangun, masyarakat akan dapat menikmati experience berselancar di dunia maya yang jauh lebih baik dengan harga yang terjangkau.
(dar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3807 seconds (0.1#10.140)