BKPM: China, Korea dan Jepang Berebutan Investasi di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) memastikan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu negara yang dilirik negara lain untuk berinvestasi. Realisasi investasi juga terus meningkat, baik secara tahunan maupun kuartalan.
Menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, raksasa ekonomi Asia - China, Korea Selatan dan Jepang, bersaing ketat untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
"Menariknya lagi (investasi) Korea sudah melampaui Jepang. Ada kompetisi sengit antara Korea, China dan Jepang. Kami tidak pernah membedakan negara mana yang dipriotas," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (29/9/2021).
Bahlil juga menegaskan bahwa Pemerintah tidak berfokus kepada negara tertentu. "Enggak ada itu. Indonesia enggak boleh diatur," tegasnya.
Di luar negara-negara tadi, lanjut Bahlil, negara-negara Eropa juga telah melirik Indonesia untuk tempat investasinya. Salah satunya, Belanda, menjadi penyumbang terbesar dari Eropa yang berinvestasi di Indonesia.
"Eropa sekarang mulai menjadikan Indonesia tujan investasi alternatif yang menjadi skala priotas. Dan kami melihat Belanda menjadi up ketika Inggris keluar dari Euro dan bahkan Amerika Serikat itu urutan ketujuh," paparnya.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Indonesia sepanjang April-Juni 2021 mencapai sebesar Rp223 triliun. Kinerja ini naik 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp191,9 triliun. Begitu pula dibandingkan dengan kuartal I-2021 yang sebesar Rp 219,7 triliun, naik sebesar 1,5%.
Adapun, realisasi kuartal II-2021 ditopang oleh investasi langsung asing (penanaman modal asing/PMA) yang menyumbang 52,4% dari total investasi. Nilainya tercatat sebesar Rp116,8 triliun atau naik 19,6% secara tahunan dan 4,5% secara kuartalan.
Menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, raksasa ekonomi Asia - China, Korea Selatan dan Jepang, bersaing ketat untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
"Menariknya lagi (investasi) Korea sudah melampaui Jepang. Ada kompetisi sengit antara Korea, China dan Jepang. Kami tidak pernah membedakan negara mana yang dipriotas," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (29/9/2021).
Bahlil juga menegaskan bahwa Pemerintah tidak berfokus kepada negara tertentu. "Enggak ada itu. Indonesia enggak boleh diatur," tegasnya.
Di luar negara-negara tadi, lanjut Bahlil, negara-negara Eropa juga telah melirik Indonesia untuk tempat investasinya. Salah satunya, Belanda, menjadi penyumbang terbesar dari Eropa yang berinvestasi di Indonesia.
"Eropa sekarang mulai menjadikan Indonesia tujan investasi alternatif yang menjadi skala priotas. Dan kami melihat Belanda menjadi up ketika Inggris keluar dari Euro dan bahkan Amerika Serikat itu urutan ketujuh," paparnya.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Indonesia sepanjang April-Juni 2021 mencapai sebesar Rp223 triliun. Kinerja ini naik 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp191,9 triliun. Begitu pula dibandingkan dengan kuartal I-2021 yang sebesar Rp 219,7 triliun, naik sebesar 1,5%.
Adapun, realisasi kuartal II-2021 ditopang oleh investasi langsung asing (penanaman modal asing/PMA) yang menyumbang 52,4% dari total investasi. Nilainya tercatat sebesar Rp116,8 triliun atau naik 19,6% secara tahunan dan 4,5% secara kuartalan.
(fai)