Gandeng Hongkong Excellen, SILO Bangun Smelter Bahan Baku Baterai Mobil Listrik di Kotabaru

Kamis, 30 September 2021 - 18:43 WIB
loading...
Gandeng Hongkong Excellen,...
Groundbreaking proyek smelter RKEF PT. Excellen Silo Ferroalloy di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu (29/9/2021).
A A A
JAKARTA - Keinginan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat baterai mobil listrik dunia, tampaknya segera terwujud. Keseriusan pemerintah tersebut memantik banyaknya investor dunia yang menanamkan modalnya di tanah air.

Salah satunya adalah Hongkong Excellen. Perusahaan patungan antara CATL, produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia dengan Putailai, produsen katoda baterai lithium terbesar di dunia itu. Hongkong Excellen, pada tahap pertama bekerjasama dengan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) membangun smelter RKEF (rotary kiln electric furnace).

Dengan mengandeng SILO yang merupakan bagian dari Salim Group, perusahan papan atas tambang biji besi itu melakukan ground breaking proyek smelter RKEF PT. Excellen Silo Ferroalloy di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

(Baca juga:PLN Jamin Pasokan Listrik ke Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di ASEAN)

Huang Shanfu, Presiden Direktur PT Excellen Silo Ferroaloy mengatakan Hongkong Excellen merupakan perusahaan patungan antara Robin Zeng, founder dan shareholder pengendali CATL produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia bersama dengan Liang Feng, founder dan shareholder pengendali Putailai.

Dalam keterangan tertulisnya, kedua perusahaan ini memiliki keunggulan di bidangnya masing-masing. “Kami bekerjasama untuk mencari pasokan sumber daya logam untuk bahan baku baterai mobil listrik. Dengan keunggulan itu, kami bersinergi sehingga menjadi faktor penting penjamin kesuksesan proyek ini,” kata Huang Shanfu saat peletakan batu pertama pembangunan smelter, di Kotabaru, Rabu (29/9/2021).

(Baca juga:Ketum Kadin Optimistis RI Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar Dunia)

Investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut mencapai USD65 juta. “Kami menargetkan akan berproduksi pada Mei 2022 mendatang. Pada tahap pertama smelter yang ramah lingkungan ini nantinya akan memproduksi sekitar 80.000 ton ferronickel per tahun dan akan secara langsung menyerap 350 orang lebih karyawan dari penduduk lokal,” kata Huang Shanfu.

Selanjutnya, proyek tahap kedua adalah smelter leaching yang memproduksi bahan baku baterai mobil listrik dengan nilai total investasi sebesar USD220 juta, di mana direncanakan pembangunan dimulai pada awal 2022, dan commissioning produksi pada Juli 2023.

(Baca juga:Mobil Nasional Vietnam Gandeng Perusahaan China Buat Baterai Mobil Listrik)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1170 seconds (0.1#10.140)