Industri Pengguna AI Meningkat, Kebutuhan Talenta Digital Mendesak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia telah masuk pada era revolusi industri 4.0 yang berkarakteristik teknologi , di mana saat ini teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) kian meluas penggunaannya di berbagai bidang.
Dilansir dari Stanford Computer Science, AI adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas yang melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer.
Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak industri yang menggunakan AI dalam proses bisnisnya, baik untuk membuat dan menyediakan produk maupun membuat teknologi baru berbasis AI. Kondisi ini tentunya berdampak langsung pada kebutuhan talenta AI yang unggul untuk mendukung industri tersebut.
Sayangnya, saat ini Indonesia belum mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan talenta AI. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia tengah mengalami kesenjangan talenta digital, di mana negeri ini membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh pihak untuk mengatasi persoalan tersebut.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya pada simposium nasional Institut Teknologi Del (IT Del), Kamis (30/9/2021), mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendukung pemanfaatan AI. "Salah satunya adalah menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI," ujarnya, dikutip Sabtu (2/10/2021).
Dalam cakupan industri, ungkap Luhut, penerapan AI juga telah banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor. Menurut dia, penggunaan AI yang tepat guna akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat dan negara dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul.
“Untuk itu, saya berharap semoga suatu saat muncul pemuda-pemuda hebat di bidang AI yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada," tandas Luhut yang juga pendiri dan ketua pembina Yayasan Del.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno memaparkan mengenai “AI for Tourism". Sandiaga menyatakan, dalam strategi pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf), pemerintah telah menerapkan teknologi AI dan menggunakan inovasi Big Data, Machine Learning, Internet of Things, serta digitalisasi termasuk robotik.
“Orkestrasi pemulihan parekraf ini melibatkan model Pentahelix, bukan hanya pemerintah tetapi juga beberapa pihak termasuk akademisi. Maka dari itu, kita mengajak teman-teman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IT Del untuk bisa menjadi bagian yang super aktif dalam pembangunan model Pentahelix ini,” tuturnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menambahkan, dimulainya inisiatif kampus kecerdasan artifisial oleh IT Del merupakan salah satu cara strategis untuk mempersiapkan para mahasiswa menghadapi tantangan masa depan.
“Saya yakin pemanfaatan AI ini akan membantu perguruan tinggi mengakselerasi peningkatan mutu lembaga dan pembelajaran yang sejalan dengan tujuan merdeka belajar dalam program Kampus Merdeka. Namun demikian, untuk menjawab tantangan masa depan, mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara inteligensi, tetapi juga matang secara karakter," tegasnya.
Simposium Nasional IT Del merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-20 IT Del dan Yayasan Del yang mengusung tema besar “Warisan untuk Bangsa”.
Kegiatan yang digelar secara daring ini melibatkan 1.000 peserta dari berbagai kalangan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, praktisi, serta masyarakat umum.
Simposium bertemakan “AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi” ini merupakan komitmen IT Del dalam mencetak talenta di bidang AI yang unggul untuk berkontribusi dalam agenda transformasi digital pemerintah Indonesia.
Dilansir dari Stanford Computer Science, AI adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas yang melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer.
Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak industri yang menggunakan AI dalam proses bisnisnya, baik untuk membuat dan menyediakan produk maupun membuat teknologi baru berbasis AI. Kondisi ini tentunya berdampak langsung pada kebutuhan talenta AI yang unggul untuk mendukung industri tersebut.
Sayangnya, saat ini Indonesia belum mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan talenta AI. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia tengah mengalami kesenjangan talenta digital, di mana negeri ini membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh pihak untuk mengatasi persoalan tersebut.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya pada simposium nasional Institut Teknologi Del (IT Del), Kamis (30/9/2021), mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendukung pemanfaatan AI. "Salah satunya adalah menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI," ujarnya, dikutip Sabtu (2/10/2021).
Dalam cakupan industri, ungkap Luhut, penerapan AI juga telah banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor. Menurut dia, penggunaan AI yang tepat guna akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat dan negara dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul.
“Untuk itu, saya berharap semoga suatu saat muncul pemuda-pemuda hebat di bidang AI yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada," tandas Luhut yang juga pendiri dan ketua pembina Yayasan Del.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno memaparkan mengenai “AI for Tourism". Sandiaga menyatakan, dalam strategi pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf), pemerintah telah menerapkan teknologi AI dan menggunakan inovasi Big Data, Machine Learning, Internet of Things, serta digitalisasi termasuk robotik.
“Orkestrasi pemulihan parekraf ini melibatkan model Pentahelix, bukan hanya pemerintah tetapi juga beberapa pihak termasuk akademisi. Maka dari itu, kita mengajak teman-teman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IT Del untuk bisa menjadi bagian yang super aktif dalam pembangunan model Pentahelix ini,” tuturnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menambahkan, dimulainya inisiatif kampus kecerdasan artifisial oleh IT Del merupakan salah satu cara strategis untuk mempersiapkan para mahasiswa menghadapi tantangan masa depan.
“Saya yakin pemanfaatan AI ini akan membantu perguruan tinggi mengakselerasi peningkatan mutu lembaga dan pembelajaran yang sejalan dengan tujuan merdeka belajar dalam program Kampus Merdeka. Namun demikian, untuk menjawab tantangan masa depan, mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara inteligensi, tetapi juga matang secara karakter," tegasnya.
Simposium Nasional IT Del merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-20 IT Del dan Yayasan Del yang mengusung tema besar “Warisan untuk Bangsa”.
Kegiatan yang digelar secara daring ini melibatkan 1.000 peserta dari berbagai kalangan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, praktisi, serta masyarakat umum.
Simposium bertemakan “AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi” ini merupakan komitmen IT Del dalam mencetak talenta di bidang AI yang unggul untuk berkontribusi dalam agenda transformasi digital pemerintah Indonesia.
(ind)