Bernard Tapie: Taipan Prancis Pemilik Klub Sepak Bola dan Politisi Itu Wafat
loading...
A
A
A
MARSEILLE - Taipan asal Prancis yang juga pemilik klub sepak bola serta politisi, Bernard Tapie telah meninggal dunia pada usia 78 tahun. Tapie yang telah berjuang melawan kanker perut selama empat tahun terakhir, wafat dengan damai berserta orang terkasih seperti yang disampaikan oleh pihak keluarga dalam sebuah pernyataan resmi.
Konglomerat Prancis itu sempat memiliki Adidas, serta klub sepak bola Olympique Marseille dan menjadi menteri di bawah Presiden Francois Mitterrand. Ia juga sempat terseret serangkaian kasus hukum hingga pernah dipenjara.
Istrinya Dominique dan keluarga Bernard Tapie mengumumkan kematiannya "dengan kesedihan yang mendalam. Bernard Tapie dia ingin dimakamkan di Marseille, kota yang selalu ada di hatinya".
Presiden Emmanuel Macron termasuk di antara banyak orang yang memberi penghormatan kepadanya, dengan mengatakan "ambisi, energi, dan antusiasmenya... Adalah sumber inspirasi bagi banyak generasi di Prancis."
Bernard Tapie dibesarkan dari keluarga kelas pekerja di pinggiran kota Paris. Dia memulai karirnya sebagai penyanyi, hingga pernah menjadi pengemudi mobil balap. Hal itu sebelum Ia menemukan bakatnya dalam berbisnis.
Kekayaan Tapie makin mentereng, yang ditunjukkan dengan membeli klub sepak bola Olympique de Marseille, yang memenangkan kejuaraan Prancis saat dia menjadi pemiliknya. Namun, ia dituduh mengatur hasil pertandingan dan akibatnya gelar juara liga dilucuti dan kemudian Olympique de Marseille terdegradasi ke divisi yang lebih rendah.
Dia juga pernah membeli tim sepeda yang dua kali memenangkan Tour de France. Tak hanya itu, Bernard Tapie sempat juga menjadi pemegang saham mayoritas brand peralatan olahraga Adidas dan memiliki sejumlah surat kabar.
Pada 1990-an, ia berkecimpung dalam politik, sempat menjadi menteri urusan perkotaan dan kemudian terpilih sebagai anggota parlemen Prancis dan Eropa kiri di Marseille.
Dia juga memiliki minat dalam dunia hiburan. Pada tahun 1966, pada usia 23, ia merekam lagu dengan nama Bernard Tapy, tetapi gagal bersinar. Dia kembali bernyanyi pada 1980-an, dan berkolaborasi dengan penulis lagu terkenal Didier Barbelivien.
Pada 1990-an, ia muncul dalam film-film besar termasuk Claude Lelouch's Men, Women: A User's Manual, serta beberapa drama. Selama 20 tahun terakhir ia telah membintangi peran sebagai inspektur polisi dalam sebuah drama TV dan menjadi pembawa acara untuk sejumlah acara talk show.
Akhir karir Tapie sebagai pemain sandiwara terjadi saat kerajaan bisnisnya hancur di tengah serangkaian masalah hukum dari akhir 1990-an. Dia menjalani hukuman di penjara karena pengaturan pertandingan dan tuduhan lain mengenai korupsi, penipuan pajak dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Awal tahun ini, dia dan istrinya sempat diserang dalam perampokan dengan kekerasan di rumahnya. Bernard Tapie menghadapi pasang surut dalam hidupnya, namun dia selalu menjadi sosok yang dikagumi dan menarik sampai akhir hayat.
Konglomerat Prancis itu sempat memiliki Adidas, serta klub sepak bola Olympique Marseille dan menjadi menteri di bawah Presiden Francois Mitterrand. Ia juga sempat terseret serangkaian kasus hukum hingga pernah dipenjara.
Istrinya Dominique dan keluarga Bernard Tapie mengumumkan kematiannya "dengan kesedihan yang mendalam. Bernard Tapie dia ingin dimakamkan di Marseille, kota yang selalu ada di hatinya".
Presiden Emmanuel Macron termasuk di antara banyak orang yang memberi penghormatan kepadanya, dengan mengatakan "ambisi, energi, dan antusiasmenya... Adalah sumber inspirasi bagi banyak generasi di Prancis."
Bernard Tapie dibesarkan dari keluarga kelas pekerja di pinggiran kota Paris. Dia memulai karirnya sebagai penyanyi, hingga pernah menjadi pengemudi mobil balap. Hal itu sebelum Ia menemukan bakatnya dalam berbisnis.
Kekayaan Tapie makin mentereng, yang ditunjukkan dengan membeli klub sepak bola Olympique de Marseille, yang memenangkan kejuaraan Prancis saat dia menjadi pemiliknya. Namun, ia dituduh mengatur hasil pertandingan dan akibatnya gelar juara liga dilucuti dan kemudian Olympique de Marseille terdegradasi ke divisi yang lebih rendah.
Dia juga pernah membeli tim sepeda yang dua kali memenangkan Tour de France. Tak hanya itu, Bernard Tapie sempat juga menjadi pemegang saham mayoritas brand peralatan olahraga Adidas dan memiliki sejumlah surat kabar.
Pada 1990-an, ia berkecimpung dalam politik, sempat menjadi menteri urusan perkotaan dan kemudian terpilih sebagai anggota parlemen Prancis dan Eropa kiri di Marseille.
Dia juga memiliki minat dalam dunia hiburan. Pada tahun 1966, pada usia 23, ia merekam lagu dengan nama Bernard Tapy, tetapi gagal bersinar. Dia kembali bernyanyi pada 1980-an, dan berkolaborasi dengan penulis lagu terkenal Didier Barbelivien.
Pada 1990-an, ia muncul dalam film-film besar termasuk Claude Lelouch's Men, Women: A User's Manual, serta beberapa drama. Selama 20 tahun terakhir ia telah membintangi peran sebagai inspektur polisi dalam sebuah drama TV dan menjadi pembawa acara untuk sejumlah acara talk show.
Akhir karir Tapie sebagai pemain sandiwara terjadi saat kerajaan bisnisnya hancur di tengah serangkaian masalah hukum dari akhir 1990-an. Dia menjalani hukuman di penjara karena pengaturan pertandingan dan tuduhan lain mengenai korupsi, penipuan pajak dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Awal tahun ini, dia dan istrinya sempat diserang dalam perampokan dengan kekerasan di rumahnya. Bernard Tapie menghadapi pasang surut dalam hidupnya, namun dia selalu menjadi sosok yang dikagumi dan menarik sampai akhir hayat.
(akr)