Cadev Naik, Mata Uang Garuda Kangkangi Greenback di Level Rp14.216
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 36 poin ke level Rp14.216 atas dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore ini, Kamis (7/10/2021). Penguatan dipicu, salah satunya, oleh data Bank Indonesia (BI) mengenai cadangan devisa (cadev) yang tumbuh dibandingkan periode sebelumnya.
“BI mencatat posisi cadev USD146,9 miliar per September 2021. Angkanya tumbuh tipis 1,45% dibandingkan periode sebelumnya, yakni USD144,8 miliar,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Kamis (7/10/2021).
Ia mengatakan bahwa cadev Indonesia berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan. Cadev itu juga mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
Peningkatan posisi cadev pada September 2021 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan utang luar negeri pemerintah.
Pemicu lain menguatnya mata uang garuda ini adalah sikap DPR yang resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) menjadi UU.
“Segala aturan yang berada di dalamnya bisa dijalankan mulai tahun depan,” imbuh Ibrahim.
Selanjutnya, pemerintah juga akan kembali menerapkan program pengampunan pajak mulai 1 Januari 2022 mendatang. Dengan program tersebut, wajib pajak dapat mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang diungkapkan dalam surat pernyataan kepada negara.
"Untuk perdagangan besok, rupiah akan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.190-Rp14.230," tandas Ibrahim.
“BI mencatat posisi cadev USD146,9 miliar per September 2021. Angkanya tumbuh tipis 1,45% dibandingkan periode sebelumnya, yakni USD144,8 miliar,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Kamis (7/10/2021).
Ia mengatakan bahwa cadev Indonesia berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan. Cadev itu juga mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
Peningkatan posisi cadev pada September 2021 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan utang luar negeri pemerintah.
Pemicu lain menguatnya mata uang garuda ini adalah sikap DPR yang resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) menjadi UU.
“Segala aturan yang berada di dalamnya bisa dijalankan mulai tahun depan,” imbuh Ibrahim.
Selanjutnya, pemerintah juga akan kembali menerapkan program pengampunan pajak mulai 1 Januari 2022 mendatang. Dengan program tersebut, wajib pajak dapat mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang diungkapkan dalam surat pernyataan kepada negara.
"Untuk perdagangan besok, rupiah akan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.190-Rp14.230," tandas Ibrahim.
(uka)