Ratusan Kios Terbakar, Pedagang Pasar Bawah Terima Bantuan Rp2 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebakaran Pasar Bawah Bukittinggi mendapat perhatian dari Kementerian Koperasi dan UKM. Kebakaran tersebut menghanguskan 300 kios milik pedagang dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp2 miliar.
Kementerian Koperasi dan UKM pun ikut membantu dengan memfasilitasi para pedagang yang terdampak bencana kebakaran tersebut melalui program Bantuan Pemerintah (Banpem) bagi pelaku usaha mikro.
Pada kesempatan tersebut Deputi Bidang Usaha Mikro, KemenKopUKM Eddy Satriya menyerahkan Banpem kepada 125 pelaku usaha mikro sebesar Rp2 juta setiap usaha mikro yang diperuntukkan membantu modal kerja.
Bantuan diberikan dengan harapan agar pelaku usaha mikro yang terpuruk usahanya akibat bencana kebakaran Pasar Bawah Kota Bukittinggi dapat kembali berusaha dan beraktifitas.
“Usaha mikro terdampak bencana perlu mendapatkan perhatian ekstra dari pemerintah, hal ini disebabkan banyaknya jumlah bencana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, seperti bencana kebakaran,” kata Eddy di sela-sela acara Rapat Koordinasi Teknis Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Bagi Usaha Mikro Terdampak Bencana Tahun 2021 di Bukittinggi, Rabu (13/10/2021).
Eddy menekankan, pemulihan ekonomi usaha mikro terdampak bencana merupakan hal penting dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi, kerawanan sosial, serta dalam rangka pemulihan ekonomi daerah maupun nasional.
“Oleh karena itu kami terus melakukan edukasi dan literasi kepada usaha mikro terdampak bencana di daerah bencana,” tegasnya.
Menurut Eddy, pandemi Covid-19, turut menyebabkan perputaran roda perekonomian melemah, bahkan memburuk pasca ditetapkannya pembatasan sosial dengan pengetatan jalur keluar masuk antar Kabupaten/Kota, serta antar Provinsi. “Kondisi ini menciptakan fenomena atau masalah baru bagi pelaku usaha khususnya usaha mikro,” katanya.
Di sisi lain ia menilai penanggulangan bencana pada usaha mikro yang terdampak belum optimal. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah bencana yang terjadi, serta jumlah usaha mikro yang terkena bencana dalam beberapa tahun terakhir. “Disamping itu, ketahanan bisnis usaha mikro dalam menghadapi bencana dinilai masih lemah,” tandasnya.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar berharap bantuan dari KemenKopUKM ini dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal demi keberlanjutan usaha para pedagang yang terdampak kebakaran.
“Kami berharap tahun depan masih ada penyaluran Banpres Produktif bagi Usaha Mikro, kami tahun depan juga akan menggulirkan program pinjaman usaha tanpa bunga melalui bank Nagari, namun ini khusus untuk usaha jangan sampai ini dibuat hal-hal yang konsumtif,” pesan Erman.
Meski dilanda kebakaran, pemerintah kota Bukittinggi akan terus mempertahankan Pasar Bawah sebagai tempat berjualan pada pedagang lokal, karena keberadaan pasar tersebut bagian dari peningkatan kesejahteraan pedagang. “Bagaimana caranya upaya kita, kita berupaya memperbaiki fasilitas pasar, namun minimnya anggaran pemerintah daerah makanya kita juga mengharap dari pemerintah pusat,” pungkasnya.
Kementerian Koperasi dan UKM pun ikut membantu dengan memfasilitasi para pedagang yang terdampak bencana kebakaran tersebut melalui program Bantuan Pemerintah (Banpem) bagi pelaku usaha mikro.
Pada kesempatan tersebut Deputi Bidang Usaha Mikro, KemenKopUKM Eddy Satriya menyerahkan Banpem kepada 125 pelaku usaha mikro sebesar Rp2 juta setiap usaha mikro yang diperuntukkan membantu modal kerja.
Bantuan diberikan dengan harapan agar pelaku usaha mikro yang terpuruk usahanya akibat bencana kebakaran Pasar Bawah Kota Bukittinggi dapat kembali berusaha dan beraktifitas.
“Usaha mikro terdampak bencana perlu mendapatkan perhatian ekstra dari pemerintah, hal ini disebabkan banyaknya jumlah bencana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, seperti bencana kebakaran,” kata Eddy di sela-sela acara Rapat Koordinasi Teknis Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Bagi Usaha Mikro Terdampak Bencana Tahun 2021 di Bukittinggi, Rabu (13/10/2021).
Eddy menekankan, pemulihan ekonomi usaha mikro terdampak bencana merupakan hal penting dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi, kerawanan sosial, serta dalam rangka pemulihan ekonomi daerah maupun nasional.
“Oleh karena itu kami terus melakukan edukasi dan literasi kepada usaha mikro terdampak bencana di daerah bencana,” tegasnya.
Menurut Eddy, pandemi Covid-19, turut menyebabkan perputaran roda perekonomian melemah, bahkan memburuk pasca ditetapkannya pembatasan sosial dengan pengetatan jalur keluar masuk antar Kabupaten/Kota, serta antar Provinsi. “Kondisi ini menciptakan fenomena atau masalah baru bagi pelaku usaha khususnya usaha mikro,” katanya.
Di sisi lain ia menilai penanggulangan bencana pada usaha mikro yang terdampak belum optimal. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah bencana yang terjadi, serta jumlah usaha mikro yang terkena bencana dalam beberapa tahun terakhir. “Disamping itu, ketahanan bisnis usaha mikro dalam menghadapi bencana dinilai masih lemah,” tandasnya.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar berharap bantuan dari KemenKopUKM ini dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal demi keberlanjutan usaha para pedagang yang terdampak kebakaran.
“Kami berharap tahun depan masih ada penyaluran Banpres Produktif bagi Usaha Mikro, kami tahun depan juga akan menggulirkan program pinjaman usaha tanpa bunga melalui bank Nagari, namun ini khusus untuk usaha jangan sampai ini dibuat hal-hal yang konsumtif,” pesan Erman.
Meski dilanda kebakaran, pemerintah kota Bukittinggi akan terus mempertahankan Pasar Bawah sebagai tempat berjualan pada pedagang lokal, karena keberadaan pasar tersebut bagian dari peningkatan kesejahteraan pedagang. “Bagaimana caranya upaya kita, kita berupaya memperbaiki fasilitas pasar, namun minimnya anggaran pemerintah daerah makanya kita juga mengharap dari pemerintah pusat,” pungkasnya.
(nng)